Datangnya Luis Milla ke Persib Bandung menambah jumlah pelatih-pelatih asing berkualitas di Liga 1. Kira-kira apa sih dampak positif nya?
FROYONION.COM - Pengumuman pelatih baru Persib Bandung pada Jumat kemarin cukup membuat heboh. Gimana nggak, yang dateng adalah mantan pelatih Timnas Indonesia asal Spanyol, Luis Milla. Selain pernah melatih timnas, Luis Milla juga pernah melatih Timnas Spanyol kelompok umur, CD Lugo, hingga Real Zaragoza.
Mantan Pemain Real Madrid dan Barcelona tersebut menyusul mantan pelatih Dortmund, Thomas Doll dan pelatih yang berpengalaman di berbagai benua, Bernardo Tavares sebagai pelatih kelas dunia yang saat ini melatih klub Liga 1.
Kehadiran pelatih-pelatih tersebut di Liga 1 pastinya ngasih dampak positif bagi sepakbola kita. Kira-kira apa aja sih?
1. PENINGKATAN KUALITAS PEMAIN DAN PERMAINAN
Sebagai pelatih yang datang dari tempat yang sepakbolanya lebih baik, tentu standar yang diterapkan akan lebih tinggi dibanding standar normal di Indonesia. Peningkatan standar inilah yang bisa meningkatkan kualitas pemain-pemain lokal kita.
Standar dari Liga 1 sendiri pernah disinggung oleh mantan pelatih Dortmund yang saat ini melatih Persija, Thomas Doll.
"Saya terkejut banyak tim di Indonesia yang mengandalkan permainan long-ball di setiap laganya. Hal itu yang saya ingin ubah di Persija meskipun menghabiskan waktu yang cukup lama."
Kualitas pemain lokal juga sempat dipermasalahkan oleh pelatih timnas kita, Shin Tae-Yong. Ia mengaku kesulitan karena banyak pemain yang bermasalah dari teknik dasar. Datangnya pelatih asing berkualitas di Liga 1 ini diharapkan bisa menyelesaikan masalah-masalah sepele ini di level klub sehingga bisa meringankan beban Shin Tae-Yong.
Peningkatan kualitas ini sudah mulai menunjukkan bukti. Dengan nama-nama pemain yang tidak terlalu mentereng, Bernardo Tavares berhasil membawa PSM mencetak sejarah sebagai klub Indonesia pertama yang masuk ke Final AFC Cup zona Asean sejak format baru berlangsung. Bahkan mereka masih berpeluang tembus ke fase selanjutnya jika di laga final nanti bisa menaklukkan tim asal Malaysia, KL City.
2. PENINGKATAN FASILITAS
Selain dari standar permainan, standar fasilitas yang dibutuhkan oleh pelatih-pelatih kelas dunia tersebut juga cukup tinggi, atau setidaknya memiliki kualitas yang sama bagusnya dengan fasilitas yang selama ini pernah mereka rasakan.
Yang jadi masalah adalah, banyak klub-klub di Indonesia belum memiliki fasilitas latihan yang memadai. Jika saja para pelatih berkualitas ini tidak puas dengan fasilitas yang ada, mereka bisa saja meminta peningkatan yang tentunya berdampak baik bagi klub dan pemain itu sendiri.
Contoh kasusnya adalah pembangunan Persija Training Ground yang saat ini sedang dikerjakan dimana pelatih mereka menjadi salah satu penasihat dari proyek tersebut.
Namun, kasus seperti ini belum tentu selalu berjalan mulus. Pada 2018 lalu, pelatih Persib Bandung saat itu yaitu Mario Gomez mengeluhkan fasilitas yang diberikan oleh manajemen. Perselisihan antara dirinya dengan manajemen pun terjadi sehingga pelatih yang pernah membawa JDT juara AFC Cup tersebut hanya bekerja selama satu musim di Bandung.
3. BRANDING KLUB
Kedatangan pelatih-pelatih berkualitas ini tentu bisa menjadi branding positif untuk klub. Karena pelatih-pelatih ini sudah mempunyai nama yang cukup dikenal, nilai klub di mata sponsor bisa saja naik. Antusiasme suporter juga kemungkinan akan naik sehingga memperbanyak pemasukan dari segi tiket dan merchandise.
Selain dari sisi bisnis, kedatangan pelatih berkualitas juga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pemain. Kita bisa lihat dari bagaimana keberhasilan Persija mendatangkan pemain-pemain kelas Eropa atas permintaan dan rekomendasi Thomas Doll.
Jika bukan karena Thomas, rasanya akan sangat sulit menarik minat pemain berkelas tersebut agar mau bermain di Indonesia.
4. JALUR ABROAD PEMAIN
Bagi pemain muda yang memiliki mimpi untuk bermain di luar negeri, kesempatan tersebut bisa saja datang jika mereka bermain bagus dibawah pelatih-pelatih asing kelas dunia ini. Seperti yang kita tau, bermain di luar negeri atau biasa disebut abroad menjadi tren anak muda Indonesia belakangan ini. Dengan relasi yang dimiliki pelatih, bisa saja pemain-pemain ini direkomendasikan ke tim dari negara asalnya.
Kasus ini pernah terjadi saat Ansan Greeners (tim divisi 2 liga Korea) yang merekrut bek sayap timnas, Asnawi Mangkualam atas rekomendasi langsung dari Shin Tae-Yong.
Namun, kasus Asnawi tadi bisa terjadi karena Shin Tae-Yong merupakan pelatih tim nasional. Berbeda dengan Doll, Milla, ataupun Tavares yang merupakan pelatih klub. Belum tentu mereka akan berbaik hati melepaskan pemainnya begitu saja ke klub luar negeri apalagi jika masih memiliki kontrak.
Jadi, apa tanggapan kalian tentang datangnya para pelatih berlabel internasional ini Civs? Kalau gue sih tertarik banget nungguin duel antara Persib melawan Persija. Pertarungan antar pelatih Spanyol dan Jerman yang vibesnya mirip sama duel Manchester City lawan Liverpool di Liga Inggris. (*/)