Kabar mengejutkan datang dari salah satu tim esport kenamaan asal Indonesia, ONIC E-sports. Founder ONIC E-sport, Rob Clinton Cardinal, menyebut bahwa mereka sedang menjajaki kemungkinan untuk memiliki klub sepakbola.
FROYONION.COM – Tren anak muda saat ini yang menaruh minat kepada dunia esport dilihat oleh tim esport sebagai prospek yang cerah. Banyak tim esport saat ini yang merambah ke olahraga lain seperti sepak bola dan basket.
Saat ini, banyak klub sepak bola yang membentuk tim esport untuk mengembangkap sayap bisnisnya di industri olahraga. Tetapi di Indonesia justru sebaliknya.
Sebelumnya, sudah ada EVOS yang membentuk tim basket bernama EVOS Thunder yang ber-homebase di Bogor dan Dewa United yang membentuk tim basket yang ber-homebase di Surabaya dan tim sepak bola yang ber-homebase di Tangerang Selatan. Kali ini, kabar mengejutkan datang dari salah satu tim esport kenamaan asal Indonesia, ONIC E-sports. ONIC E-sport kini tengah berencana untuk merambah ke dunia sepak bola.
Kabar ini disampaikan oleh founder ONIC Esport, Rob Clinton Kardinal. Sang founder sendiri menyebut bahwa dia ingin ONIC melebarkan sayap di dunia olahraga. “Dari Onic, kami lagi explore, jadi tidak hanya ada di e-sports saja, tapi ingin membesarkan ONIC ke cabang olahraga lainnya,” ujar Rob Clinton Kardinal, saat Investor Daily Summit, Rabu (12/10) dikutip dari laman pengamatsepakbola.com.
Dari sekian banyak cabang olahraga, tunangan dari Chelsea Islan ini lebih memilih sepakbola. Ada beberapa alasan yang membuat Rob Clinton ingin memiliki klub sepakbola. “Kalau kita lihat, di Indonesia, di setiap jalan atau gang, anak-anak main bola. Saya punya mimpi, apalagi sebagai fans sepakbola, sering nonton juga, jadi, saya ingin memulai dari sepakbola,” lanjut sang founder.
Keinginan ONIC Esport untuk mengembangkan sayap di dunia sepak bola bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, menurut pengakuan Rob Clinton, mereka sebenarnya sedang menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan pelaku sepakbola. Tetapi dengan adanya tragedi di Kanjuruhan membuat proses kerja sama sempat terhenti.
“Tapi ada kejadian yang sangat kami sayangkan. Sebenarnya kami lagi explore tim mana yang akan diajak untuk kerja sama. Tapi karena ada kejadian kemarin (Tragedi Kanjuruhan), proses dan komunikasi agak terhenti, tetapi kami memang sedang mengeksplorasi, bagaimana caranya untuk bisa masuk ke dunia sepakbola,” ujarnya.
Namun, mereka enggan mengikuti arus yang selama ini ada di Liga Indonesia. Arus yang dimaksud adalah dengan membeli klub di kasta kedua atau pertama Liga Indonesia dan memindahkan kandang ke lokasi yang diinginkan untuk menjadi homebase klub mereka.
“Kami saat ini sedang mencoba dua cara (untuk memiliki tim). Caranya mungkin membeli tim dan mengganti namanya atau kalau tidak mungkin, kami akan mulai dari awal,” ujar Rob Clinton Kardinal dalam acara Investor Daily Summit 2022, Rabu (12/10).
Meskipun ada dua cara yang sedang dipelajari, namun bermain dari kasta terbawah, seperti bermain di Liga 3 paling mungkin mereka lakukan. Salah satu alasan ONIC E-sport ingin berjuang dari kasta terbawah Liga Indonesia adalah karena mereka ingin belajar. Jika suatu saat nanti memiliki kendala, maka mereka telah mengetahui cara mengatasinya. “Mungkin panjang jika kami memulai dari awal, dari Liga 3. Kita juga tidak masalah dan mau memulai semuanya dari awal,” lanjutnya.
“Di Liga 3, kita mau belajar, apa sih, yang terjadi, jangan langsung loncat (bermain) di Liga 2 atau Liga 1 langsung, tapi kamu mau belajar langsung dari bawah. Jadi, kami tahu, misalnya ada masalah, bisa langsung diperbaiki,” tutup Rob Clinton.
ONIC E-sports sendiri merupakan salah satu organisasi esport terbaik di Indonesia yang sudah mempunyai beberapa divisi esport mulai dari Mobile Legends, Free Fire, PUBG Mobile, hingga Valorant.
Selain itu, impian Rob Clinton Cardinal tersebut juga akan mengikuti langkah tim esport lainnya yang sudah melebarkan sayap di industri olahraga lain. Sebut saja EVOS Esports yang juga mempunyai tim bola basket yang bernama EVOS Thunder dan Dewa United yang sudah merambah ke dunia basket dan sepak bola. Bahkan, tim sepak bola Dewa United sendiri saat ini sudah berlaga di kompetisi Liga 1 setelah meraih peringkat ketiga Liga 2 musim lalu sekaligus tiket promosi ke Liga 1 musim ini.
Dengan banyaknya tim E-sport yang mengembangkan sayapnya ke olahraga lain, seperti basket dan sepak bola diharapkan dapat mendongkrak industri olahraga di Indonesia agar lebih berkembang dan lebih baik lagi dari masa-masa sebelumnya. Tentunya, tidak mudah untuk terjun di industri olahraga, terutama industri sepak bola.
Menurut Presiden klub Bali United, Yabes Tanuri, Ada beberapa masalah dan tantangan besar yang akan dihadapi oleh pelaku industri sepak bola Indonesia yang dapat mempengaruhi iklim industri tersebut, salah satu di antaranya masalah regulasi.
“Kalau kita melihat, dari banyaknya masalah yang ada, salah satunya adalah regulasi,” ujar Yabes Tanuri dalam acara Investor Daily Summit 2022, Rabu (12/10) dikutip dari laman pengamat sepakbola. Selain mengenai regulasi, masalah lain yang bisa memengaruhi iklim di industri olahraga adalah kualitas stadion dan fans. “Selain mengenai regulasi, juga adalah cara menangani dan mengelola fans. Lalu, yang paling terbaru adalah mengenai stadium requirement,” ujar Yabes menambahkan.
Yabes Tanuri menambahkan, meningkatnya kualitas infrastruktur akan membuat iklim di industri olahraga, khususnya sepakbola akan menjadi lebih baik. Terbaru, terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang disebut-sebut karena kurangnya fasilitas di stadion.
“Kita belajar dari sana (tragedi di Kanjuruhan) bahwa sebenarnya meningkatnya infrastruktur, membuat kita menjual lebih.” “Jadi, yang harus diperbaiki di industri olahraga ini banyak sekali. Mulai dari akademi untuk regenerasi pemain, kolaborasi antara klub dengan pemerintah dan federasi, serta hal lain,” tutupnya. (*/)