Nyatanya format MLS lebih mirip NBA ketimbang Premier League, La Liga, atau bahkan Serie A.
FROYONION.COM - Major League Soccer (MLS) atau Liga Amerika Serikat dan Kanada mungkin sedikit tersisih dalam perbincangan warung kopi, di tengah hiruk-pikuk sepak bola Eropa atau bahkan di tengah gelagat transfer tim-tim Liga Arab Saudi.
Tapi jangan lupakan, MLS musim ini punya Lionel Messi, pemain yang dianggap sebagai GOAT-nya sepak bola, juga pemilik 7 biji Ballon d’Or, terbanyak saat ini. MLS tentu saja menarik untuk disimak. Namun MLS sendiri punya format yang susah-susah gampang diikuti.
BACA JUGA: FILANESIA UNTUK KEBANGKITAN SEPAK BOLA INDONESIA
Agak sulit menyimak MLS bagi fans bola maupun pegiat judi parlay yang sudah kadung familier dengan liga-liga Eropa macam Premier League, LaLiga, atau Serie A. Bisa dibilang, format MLS lebih mudah dipahami fans-fans basket, khususnya bagi penggemar NBA. Kok gitu? Mari simak panduan sederhana MLS ini.
Secara garis besar, pelaksanaan MLS dibagi dalam 2 seri, yaitu seri musim reguler dan play-off. Dimulai dari musim reguler yang pada tahun 2023 ini diikuti sebanyak 29 tim. Keseluruhan tim tersebut dibagi dalam 2 tabel klasemen.
Pertama adalah tabel Wilayah Barat, diikuti sejumlah 14 tim. Kemudian tabel Wilayah Timur diisi sebanyak 15 tim. Namun, dengan ini bukan berarti tim dari Wilayah Barat tidak akan berjumpa tim Wilayah Timur dalam fase babak reguler.
Penjabarannya begini, baik tim Barat maupun Timur akan memainkan 34 laga di musim reguler, 17 kandang dan 17 tandang.
Perinciannya, seluruh tim Wilayah Timur akan saling berjumpa dalam format double round-robin (saling bertemu), yang artinya akan memainkan 28 laga dengan tim di wilayah yang sama. Sisa 6 laga lagi diisi oleh 1 kali pertemuan dengan tim di wilayah berbeda (Barat).
BACA JUGA: 5 REKOMENDASI KANAL YOUTUBE INDONESIA YANG MEMBAHAS SEPAK BOLA, SPORTY ABIS!
Beralih ke Wilayah Barat, mereka akan memainkan laga double-round robin sesama wilayah sebanyak 26 laga. Sisanya 8 laga diisi dengan 1 atau 2 laga tambahan antar sesama wilayah. Serta 7 atau 6 laga tambahan dari tim lintas wilayah (Timur).
Hampir mirip dengan NBA 2022/2023 lalu. NBA diisi 30 tim (15 Barat dan 15 Timur) dan masing-masing tim akan memainkan sejumlah 82 laga di musim reguler. Sedikit lebih rumit, NBA juga memiliki zona divisi.
Rincinannya begini, sebanyak 16 laga NBA merupakan pertemuan antar sesama divisi sebanyak 4 kali untuk masing-masing 4 tim. Lalu 24 laga merupakan pertemuan sesama wilayah berbeda divisi sebanyak 4 kali untuk 6 tim. Ditambah, 12 pertandingan tambahan melawan 4 tim sesama wilayah sebanyak 3 kali.
Dan sisanya, merupakan 30 pertandingan melawan 15 tim lintas wilayah sebanyak 2 kali. 16+24+12+30=? Ya, betul, Anda pintar sekali, jawabannya adalah 82 pertandingan di musim reguler NBA.
Babak play-off MLS 2023 diikuti sebanyak 16 tim, masing-masing 8 tim Timur dan 8 tim Barat dengan sistem knock-out atau babak gugur. Untuk drawing-nya, babak ini hanya mempertemukan tim sesama wilayah dari fase 16 besar hingga semifinal. Atau 8 besar wilayah sampai final wilayah. Mirip NBA bukan?
Penentuan lawannya diambil berdasarkan sistem unggulan. Peringkat teratas klasemen wilayah otomatis menjadi unggulan 1 diikuti peringkat 2-8. Unggulan 1 berjumpa unggulan 8 sesama wilayah, peringkat 2 vs peringkat 7 sesama wilayah, diikuti peringkat 3 vs peringkat 6, dan peringkat 4 vs peringkat 5.
Artinya, babak akhir nanti pada final MLS, akan ada pertemuan juara Wilayah Barat melawan juara Wilayah Timur. Mirip dengan NBA, pada musim 2023 final diisi oleh Denver Nuggets sebagai juara Barat dan Miami Heat sebagai juara Timur.
Oh iya, sebelum ke babak play-off 16 besar, ada pertandingan wild card. Begini, jadi 8 tim teratas yang berhak lolos ke play-off rinciannya adalah 7 tim peringkat 1-7. Kemudian unggulan 8 tidak diisi tim peringkat 8 klasemen, melainkan diperebutkan tim peringkat 8 dan 9 klasemen masing-masing wilayah.
Di NBA, babak ini dinamakan sebagai play-in untuk menentukan unggulan 7-8. Bedanya play-in NBA 2023 lalu diikuti 4 tim, yakni peringkat 7-10 untuk 2 slot. Sedangkan MLS hanya 2 tim pada peringkat 8-9 untuk 1 slot.
Tim yang memenangkan wild card akan berstatus sebagai tim unggulan 8 wilayah dan mereka dalam drawing akan berjumpa pemuncak klasemen wilayah.
Jika sepak bola Eropa umum dengan istilah permainan 2 leg atau single leg untuk menentukan pemenang di fase gugur, MLS lain lagi. Ada sejumlah aturan khusus yang diterapkan di masing-masing babak.
Dimulai dengan pertandingan wild card. Laga ini dimainkan 2 leg. Bedanya dengan kompetisi lain, pada pertandingan di wild card MLS jika skor imbang maka akan langsung berlanjut ke babak adu penalti tanpa ada babak tambahan (2x15 menit).
Lalu pada babak 16 besar (8 besar wilayah). Pertandingan ini dimainkan dengan format best-of-three. Artinya, setiap tim akan lolos jika telah memenangi 2 pertandingan. Nah jika 2 pertemuan menghasilkan kedudukan 1-1, maka akan berlanjut pada pertandingan ke-3 sebagai penentuan.
Mirip dengan NBA, yang punya babak best-of-seven, di mana tim yang memenangi 4 laga terlebih dahulu akan lolos ke babak berikutnya. Dan tim unggulan akan mendapatkan advantage untuk memainkan lebih banyak pertandingan kandang.
Sementara itu, setiap laga di best-of-three harus memiliki pemenang. Ketentuannya, jika skor imbang, maka laga akan berlanjut ke adu penalti tanpa adanya babak tambahan waktu.
Kemudian ke babak 8 besar (semifinal wilayah). Babak ini tidak dimainkan dengan format 2 leg atau best-of-three, melainkan dengan format single leg. Tim dengan peringkat lebih tinggi di babak reguler akan mendapatkan keuntungan untuk menjadi tuan rumah.
Nah, di babak 8 besar ini, tambahan waktu (2x15 menit) mulai diberlakukan. Jika skor masih imbang selama 90+30 menit, maka akan berlanjut ke babak adu penalti.
Selanjutnya, format yang sama masih diterapkan pada babak semifinal (final wilayah) hingga babak final (juara Barat vs juara Timur). Ada babak tambahan waktu dan adu penalti. Sementara, tim dengan peringkat lebih tinggi di babak reguler berhak memainkan laga single leg sebagai tuan rumah.
Selain pada format liga-nya yang agak complicated, MLS punya segudang keunikan yang membedakan dengan liga sepak bola lain, dan membuatnya lebih mirip dengan kompetisi basket NBA.
Seperti MLS punya agenda bernama ‘MLS SuperDraft; atau memilih pemain amatir dari lulusan universitas untuk direkrut sebagai pemain baru. Tim dengan peringkat rendah akan mendapat privilese untuk mendapatkan undian ke-1.
Mirip dengan ‘NBA Draft’. Hanya saja, agenda ini dianggap kurang populer di MLS, karena tim-tim MLS mulai mengembangkan pemain muda dari sistem akademi alih-alih bergantung pada pemain rookie dari kampus. Tak jarang, tim yang mendapatkan pick 1 menjual undian itu kepada tim lain.
Kemudian ada isitlah salary cap, yaitu pembatasan gaji masing-masing tim MLS. Setiap tim di AS atau Kanada tidak boleh menggaji pemain di luar ketentuan umum. Namun ada pengecualian untuk slot pemain designated player. Nah David Beckham atau Lionel Messi masuk dalam kategori tersebut.
Keunikan lain, bahwa MLS digulirkan dengan sistem franchise, dengan masing-masing tim dikelola investor sebagai operator. Dengan ini, tidak ada degradasi dan promosi pada MLS, karena MLS berdiri sebagai liga tunggal kendati di AS terdapat sejumlah turunan liga lain.
Gimana, tertarik mengikuti MLS? Yang pasti MLS merupakan salah satu liga yang menarik untuk disimak bahkan ditonton, kecuali jika kamu bukan tipe morning person. (*/)