Sports

MELIHAT PELUANG TEN HAG UNTUK TERUS BERSAMA MANCHESTER UNITED

Meskipun berhasil menaklukkan Manchester City dengan skor 2-1 di final Piala FA, Sabtu (25/5), belum ada kepastian terkait karir Ten Hag di Manchester United.

title

FROYONION.COM - Pada musim ini, Ten Hag hanya dapat membawa Manchester United bertengger di peringkat 8 klasemen, torehan terburuk selama 30 musim terakhir.

Kedua gol Manchester United dicetak Alejandro Garnacho (30’) dan Kobbie Mainoo 6 menit sebelum babak pertama berakhir. Sementara itu, Manchester City baru bisa membalas ketertinggalan lewat gol Jeremy Doku (87’).

Kemenangan Manchester United atas Manchester City di Wembley, menambah koleksi trofi Piala FA yang dimiliki MU menjadi 13 trofi. Kemenangan ini menambah jaminan untuk Ten Hag yang sejak 2022 bersama Setan Merah hanya memperoleh 2 piala domestik.

Belum maksimalnya performa tim di bawah Ten Hag, membuat sang pelatih sempat diragukan untuk terus menahkodai Setan Merah. 

Bahkan The Guardian sempat mengabarkan, Ten Hag akan diberhentikan sekalipun menjuarai Piala FA. Lantas bagaimana kedepannya? Hingga kini belum ada kepastian.

KRISIS DALAM TIM

Kedatangan Ten Hag dari Ajax membawa angin segar bagi tim dan penggemar. Apalagi saat itu Ten Hag berhasil membawa Ajax menyabet 3 trofi Eredivisie dan masuk semi final UCL. 

Tidak bisa dimungkiri, Ten Hag dikenal sebagai pelatih dengan sikap tegas dan disiplin. Sikap tegas tersebut meyakinkan para penggemar terhadap perbaikan skuad Setan Merah yang sedang bermasalah.

Setelah, era Sir Alex Ferguson, Manchester United terlihat sering gonta-ganti pemain mahal. Namun, banyak pemain yang dibeli dan digaji mahal tersebut tidak bisa konsisten bermain apik.

Hingga musim ini, total belanja Setan Merah pasca pensiunnya Fergie melebihi angka 1 miliar pounds. Di antara pembelian yang paling mahal adalah Lukaku, Sanchez,  memulangkan kembali Pogba, Maguire, dan Anthony di era Ten Hag.

Pembelian pemain dengan harga mahal, diharapkan agar sebanding dengan kualitas pemain. 

BACA JUGA: ERA BARU SEPAK BOLA INDONESIA: VAR DIPAKAI DI PERTANDINGAN BALI UNITED VS PERSIB

Namun, Manchester United kalah bersaing dengan Man City yang sama-sama dihuni oleh pemain dengan bandrol harga selangit. Setelah Fergie hengkang dari MU di tahun 2013, MU tidak pernah menyentuh piala Liga Inggris dan Liga Champions.

Merosotnya performa Manchester United ini juga disebabkan banyak pemain yang suka bermain seenaknya, tidak mematuhi instruksi dari pelatih dan aturan dari klub. Tindakan tidak disiplin kerap menghantui kepentingan klub untuk berbenah.

Keputusan MU merekrut Ten Hag, adalah untuk memperbaiki ketidakdisiplinan pemain. Di awal musim, Ten Hag langsung memberi beberapa gebrakan. Beberapa kebijakan Ten Hag yaitu membatasi aktivitas komersial, tidak memperbolehkan pemain meminum alkohol, hingga mencoret pemain yang telat saat sesi latihan dan pertemuan.

Ketatnya aturan yang digunakan Ten Hag sempat diprotes beberapa pemain. Akan tetapi, Ten Hag tidak mau memberi berkompromi. 

Didepaknya Sancho, akibat protesnya lewat media sosial, juga menegaskan bahwa Ten Hag tidak main-main dengan peraturan. Pun aturan tetap berlaku terhadap semua pemain, bahkan mega bintang seperti Ronaldo kala itu.

BACA JUGA: SCUDETTO PERTAMA INZAGHI, BINTANG KEDUA INTER, DAN JUARA SETELAH MUSIM KETIGA

Dua tahun menahkodai Setan Merah, Ten Hag sempat kewalahan lantaran banyak pemain didera cedera. Di musim 23/24, 9 pemain yang memiliki peran penting, diserang cedera, beberapa mengalami cedera berkepanjangan. Bek tangguh seperti Lisandro Martinez, harus absen hampir semusim karena cedera kaki yang menimpanya.

Manchester United memang belum mendapatkan buah dari usaha sang pelatih. Beberapa halangan menjadi fakta pahit bagi Ten Hag, pemain, pemilik klub, dan penggemar. 

Hanya saja, Ten Hag masih memiliki kepercayaan dari pemain dan fans. Pelatih legendaris, Alex Ferguson, bahkan turut memberi aplaus untuk Ten Hag atas kemenangannya melawan City, “fantastis” ucap Fergie.

PEMBARUAN TEN HAG

Jika Manchester United memutuskan untuk mendepak Ten Hag, maka seluruh klub akan butuh penyesuaian dengan pelatih yang akan datang. Padahal, pergantian pelatih sudah jamak diketahui merupakan kebiasaan buruk Setan Merah. 

Sejak 2013 hingga saat ini, MU tercatat sudah memecat 5 pelatih. Banyak kalangan menyoroti, bahwa MU terlalu terburu-buru melakukan pemecatan dan perekrutan pelatih. Buktinya, dari kelima pelatih tersebut, tiada yang bertahan hingga lima tahun.

Era Pasca Fergie turut menghantui berbagai kalangan, termasuk para pelatih MU sesudahnya. Fergie adalah hantu bergentayangan di setiap sudut Old Trafford. 

BACA JUGA: HARGA TIKET TIMNAS INDONESIA VS IRAK DAN FILIPINA NAIK 100%, ADA APA SEBENARNYA?

Piala-piala perolehan Sir Alex selalu membikin orang membandingkan kegemilangan di eranya dengan masa kini. Bahkan, pelatih dengan portofolio kelas atas, Jose Mourinho hanya berujung kandas. Perjanjian dengan iblis dianggap harus disudahi

Datangnya Ten Hag merupakan evaluasi dari pelatih-pelatih yang digentayangi prestasi Sir Alex. Ten Hag didatangkan karena memiliki visi-misi untuk memperbarui Setan Merah dengan menyesuaikan era sepak bola dunia.

Berfokus pada pemain muda adalah ciri khas yang dibawa Sang Pelatih sejak di Ajax. Ten Hag nampak tidak senang dengan pemain bintang tapi mengacau ruang ganti dan strateginya. 

Beberapa pemain muda seperti Garnacho dan Mainoo, menjadi bibit unggul yang ia tanam untuk masa depan Setan Merah.

Tentu butuh waktu dan proses panjang untuk membuktikan visi dan misi Ten Hag,. Meskipun hanya bisa membawa pulang Piala FA di musim ini, Ten Hag tidak bisa disamakan dengan Van Gaal yang juga dapat satu trofi serupa sebelum dipecat. Sebab Ten Hag memiliki tujuan yang kuat dan dukungan dari tim.

Di musim ini, Ten Hag harus lega di posisi 8 klasemen Liga Inggris dan satu trofi Piala FA. 

Saat ini pula, Ten Hag menunggu keputusan dari pemilik klub perihal peluangnya melatih Manchester United. Sang pelatih mengatakan, jika klub tak menginginkan jasanya lagi, ia akan membawa tradisi juara ke tempat yang baru. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Naufal Zabidi

Reporter di Lembaga Pers Mahasiswa Rhetor