
Nyatanya, jadi pesepakbola ga hanya mengandalkan otot dan skill individu aja. Kemampuan otak pun nyatanya sangat diperlukan dalam olahraga tersebut.
FROYONION.COM - Ngomongin sepak bola, rasanya hampir setiap musim selalu muncul nama-nama baru yang mencuri perhatian. Misalnya saja di musim 2022/2023 ini, nama-nama seperti Jude Bellingham, Jamal Musiala, Enzo Fernandez, dan lainnya.
Umumnya, nama-nama pesepak bola yang mencuri perhatian memang seringkali berasal dari negara-negara yang memiliki kekuatan sepak bola yang besar, seperti benua Eropa maupun Amerika. Dan hal ini mungkin sudah menjadi hal yang wajar, terlebih negara-negara Asia maupun Afrika seringkali dianggap remeh oleh banyak penggemar sepak bola.
Tapi, ada satu nama pemain asal Asia yang tampaknya sukses mencuri perhatian publik pencinta sepak bola sejak penyelenggaraan World Cup Qatar 2022. Heung Min Son? Well, Son emang sukses membawa Korea Selatan lolos babak 16 besar, dan kiprah doi di Liga Inggris emang terbilang sukses. Tapi, bukan Son yang menjadi bintang Asia di musim 2022/2023 ini. Bintang Asia di musim 2022/2023 ini adalah Kaoru Mitoma.
Sejak perhelatan World Cup Qatar 2022, nama Kaoru Mitoma terus menjadi pembicaraan di kalangan pecinta sepak bola. Pesepak bola asal Jepang ini sukses membantu Jepang menduduki peringkat pertama Grup E yang mana grup tersebut berisikan Spanyol dan Jerman yang merupakan juara dari World Cup edisi sebelumnya.
BACA JUGA: ANIME BLUE LOCK TUNJUKKAN JEPANG BUTUH SOSOK SEPERTI LIONEL MESSI
Salah satu momen “keajaiban” Mitoma di World Cup Qatar 2022 lalu adalah ketika doi sukses memberikan assist Ao Tanaka pada pertandingan antara Jepang melawan Spanyol guna merebutkan posisi peringkat pertama Grup E. Assist Mitoma dianggap “ajaib” karena banyak yang menilai bahwa bola sudah keluar dari lapangan, tapi nyatanya masih ada bagian dari bola yang masih di dalam lapangan sebelum Mitoma memberikan assist kepada Tanaka.
Sejak assist “ajaib” tersebutlah, nama Mitoma mulai mencuri perhatian publik pecinta sepak bola dunia. Penampilan luar biasa Mitoma di World Cup Qatar 2022 pun nyatanya berlanjut sampai ke level klub. Bermain untuk Brighton & Hove Albion F.C. Mitoma sukses menjadi pemain kunci bagi klub tersebut.
Sebagai pesepak bola, Mitoma dianugerahi bakat dalam hal dribbling. Hal ini dibuktikan berdasarkan data yang gua ambil dari Fotmob.com yang membuat statistik mengenai presentasi dribble sukses yang dilakukan oleh para pemain Liga Inggris musim 2022/2023. Yang mana dari statistik tersebut, Mitoma menduduki peringkat kedua dengan persentase sebesar 64,3% dari 90 menit waktu pertandingan. Yang mana setidaknya, Mitoma sukses melakukan dribble sebanyak 2.6 kali selama satu pertandingan.
Lantas, apa yang akhirnya membuat Mitoma bisa menjadi salah satu dribbler paling berbahaya di Liga Inggris? Selain skill dan kemampuan individu, salah senjata terkuat dari Mitoma adalah kecerdasannya.
Nyatanya kecerdasan menjadi aspek penting dalam sepak bola. Gua pun sempat membaca paper yang membahas mengenai kecerdasan dalam sepak bola yang berjudul “Intelligence in Football: Conceptualizations, Developmental Methodologies and Behaviors” karya Douglas Jakobsen.
Dalam tulisan tersebut dijelaskan, setidaknya ada banyak aspek penting dalam sebuah pertandingan sepak bola yang memerlukan kecerdasan sebagai faktor yang mempengaruhinya.
Tulisan ini pun mengambil 8 pelatih profesional dengan kisaran umur 31-60 tahun yang sudah memiliki pengalaman selama kurang lebih 16 tahun. Di mana setidaknya ada beberapa aspek dalam sepak bola yang membutuhkan kecerdasan dalam penerapannya.
Mulai dari kemampuan dalam membaca sebuah pertandingan, seperti antisipasi apa yang akan dilakukan oleh seorang pemain ketika menghadapi sebuah situasi di lapangan. Kemudian decision making, pengambilan keputusan apa yang paling menguntungkan untuk tim. Kemudian, bagaimana kecepatan seorang pemain dalam pengambilan keputusan dalam sebuah pertandingan. Lalu, terdapat poin evaluasi, bagaimana seorang pemain dapat memahami evaluasi yang diberikan pelatih dan lain sebagainya. Lalu bagaimana pemahaman pemain mengenai bagaimana mereka dapat memanfaatkan skill dan kekuatan mereka dalam sebuah pertandingan.
Nyatanya aspek-aspek di atas menuntut para pesepak bola untuk memiliki kecerdasan. Karena percuma ketika seorang pesepak bola memiliki skill diatas rata-rata tapi nggak memiliki kecerdasan di dalam lapangan.
Jadi sepak bola bukan masalah kekuatan otot sajam tapi juga mengenai masalah otak juga. Bagaimana seorang pesepak bola harus mengambil keputusan yang menguntungkan timnya, bagaimana pesepak bola dapat memanfaatkan skill yang mereka miliki di dalam sebuah pertandingan, dan lain sebagainya sangat bertumpu pada kemampuan kecerdasannya.
Berangkat dari paper tersebut, gua pun menganggap salah satu hal yang membuat Mitoma sukses menjadi sosok yang menakutkan di Liga Inggris adalah berdasarkan kecerdasan yang dia miliki.
Ngomongin kecerdasan dalam sepak bola, nama-nama seperti Lionel Messi, Luka Modric, dan lain sebagainya dianggap sebagai pesepak bola yang memiliki kecerdasan di dalam lapangan yang luar biasa Bagaimana Messi, yang menurut Guardiola selalu melakukan scanning atas apa yang terjadi di lapangan untuk membuat sebuah keputusan adalah bukti bahwa Messi adalah salah satu pesepak bola tercerdas yang pernah ada.
Dan hal tersebut pun dimiliki Mitoma juga. Mitoma adalah pesepak bola yang kemampuan dribbling enggak cuma didasari oleh bakat saja, tapi melalui penelitian yang dia lakukan sendiri selama masa studi sarjananya
Yes, nyatanya Kaoru Mitoma menjadi salah satu pesepak bola yang memiliki titel sarjana pada masa aktifnya. Mitoma mengambil jurusan Physical Education di Universitas Tsukuba. Dan fakta unik lainnya, Mitoma bahkan lebih memilih untuk melanjutkan studinya dibandingkan kontrak profesional yang diajukan oleh salah satu klub raksasa Jepang, yaitu Kawasaki Frontale.
Alasan penolakannya pun buat gua bisa menjadi motivasi untuk pesepak bola muda. Mengutip dari Eurosport..com, bagi Mitoma, salah satu langkah untuk menjadi seorang pesepak bola profesional adalah dengan masuk ke universitas tersebut. Dan yes, setelah masa studinya selesai, Mitoma pun kembali ditawari kontrak oleh Kawasaki Frontale dan sekarang, Mitoma sukses menjadi salah satu pesepak bola terbaik di Liga Inggris.
Mitoma mampu mengaplikasikan ilmunya yang didapatkan di dunia kuliah terhadap gaya permainannya. Jika pesepak bola lain lebih sering belajar berdasarkan pengalaman dan latihan, Mitoma di satu sisi mengambil pemahaman sepak bolanya berdasarkan penelitian yang dilakukan guna menyelesaikan studinya..
Nyatanya, gaya bermain yang Mitoma terapkan merupakan hasil penelitian yang telah dia lakukan. Dengan tesis yang membahas mengenai teknik dribbling ketika situasi 1v1. Dalam penelitiannya, Mitoma menaruh kamera GoPro di kepalanya yang bertujuan untuk merekam pergerakan yang dia lakukan. Dan hasil dari penelitian tersebut, Mitoma menganggap bahwa, salah satu cara terbaik untuk melakukan dribble adalah untuk menatap mata dari lawan di depannya dan juga melihat ruang kosong yang dapat dimanfaatkan dibandingkan melihat ke bawah.
Bagi Mitoma, sangat penting untuk bisa menggeser pusat gravitasi lawan dalam artian, ketika Mitoma mampu menggerakan tubuh lawan, secara langsung dia sudah memenangkan duel 1v1nya
Dan gaya permainan ini bisa lo liat tiap Mitoma sedang berhadapan dengan bek-bek lawan dalam kondisi 1v1. Salah satu “korban” dari penelitian ini adalah salah satu bek muda dan juga terbaik yang dimiliki Liverpool, yaitu Trent-Alexander Arnold.
Pada laga melawan Liverpool di ajang FA Cup, setidaknya Mitoma melakukan 10x dribble sukses, yang 5 diantaranya dilakukan ketika menghadapi Trent-Alexander Arnold. Dan momen puncaknya adalah ketika Mitoma sukses mencetak gol berkelas di menit akhir pertandingan. Mitoma sukses melakukan fake yang sukses menipu lini pertahanan Liverpool, sebelum akhirnya doi benar-benar menendang bola ke arah gawang.
Dan jelas, untuk mengambil keputusan untuk melakukan fake shot untuk melabuhi 2-3 pemain Liverpool di waktu yang singkat dan terlebih di posisi imbang, dan juga menit akhir pertandingan membuat gua semakin takjub dengan kepintaran Mitoma.
Dari sini kita bisa sepakat, Mitoma merupakan bukti nyata bahwa dalam permainan sepak bola, otot ga melulu menjadi tumpuan, kecerdasan otak pun nyatanya menjadi poin krusial dalam olahraga tersebut.
Bagaimana pengambilan keputusan Mitoma di waktu yang sangat singkat, bagaimana Mitoma melakukan evaluasi terhadap skill dribblingnya melalui tesis yang dia buat, dan juga bagaimana pemahaman Mitoma memanfaatkan dribbling sebagai senjata terkuatnya menjadi bukti bahwa Mitoma memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Apa yang dilakukan Mitoma gua rasa seharusnya dicontoh oleh para pesepak bola Asia lainnya. Ketika doi memilih untuk fokus ke pendidikan menjadi salah satu aspek terbesarnya. Karena nyatanya, cukup banyak pesepak bola yang menyepelekan pendidikan.
Banyak pemain muda yang tergiur dengan kontrak profesional karena menganggap skill individu mereka sudah di atas rata-ratal. Tapi nyatanya, mereka nggak pernah fulfilling bakat yang mereka punya, dan akhirnya karir mereka pun hancur gitu aja. Tapi, akan beda cerita ketika akhirnya mereka memiliki gelar pendidikan, karena seenggaknya mereka punya bekal untuk bisa memahami dunia secara lebih luas.
Mitoma paham, bahwa skill individu dan kemampuan otot bukan satu-satunya aspek penting dalam dunia sepak bola, kecerdasan pun menjadi aspek penting dalam dunia sepak bola. Karena sederhananya, otot belum tentu bisa menang melawan otak, tapi otak sudah tentu bisa mengalahkan otot.
So, ga berlebihan rasanya untuk menganggap Mitoma sebagai salah satu pesepak bola Asia tercerdas di era sekarang bukan? (*/)