In Depth

TIPS JADI ‘EXPERT’ DI BIDANG YANG LO SUKAI

Di zaman sekarang kita bisa dapetin informasi dari mana aja, bahkan dari media sosial. Kita memang bisa belajar dari mana aja, tapi gimana sih caranya jadi expert yang beneran?

title

Zaman media sosial sekarang, hampir semua orang ingin menempatkan diri mereka sebagai seorang pakar alias expert. Kita bisa lihat berseliwerannya akun-akun dari mereka yang melabeli diri sebagai pakar soal hal-hal serius kayak marketing, ekonomi, matematika, bahasa sampe topik-topik retjeh yang belum banyak digali orang kayak budaya anak Jaksel.

Gimana sih caranya jadi expert yang beneran? 

Kita bahas caranya bareng Tika Gilang yang dikenal sebagai aktivis dan akademisi yang menekuni bidang branding.

Menurut Tika, langkah pertama menjadi pakar ialah ubah pola pikir dan pemahaman yang selama ini kita punya mengenai expert.

BACA JUGA: “TIKA GILANG: MENCARI-CARI YANG SUDAH ADA DI DEPAN MATA

Lebih lanjut Tika merinci ada beberapa poin yang harus diperhatikan sebelum kita bisa menyebut diri kita sebagai ‘expert’ di bidang yang kita tekuni. Mari kita simak satu persatu poin di bawah ini, Civs.

PELIHARA CURIOSITY

Kata Tika: “Be curious every day”. Maksudnya kita harus mau belajar dan membuka diri terhadap hal-hal baru yang ada di sekitar kita setiap saat.

Masalah yang banyak orang Indonesia hadapi sebelum berhasil menjadi pakar yang sejati ialah terlalu cepat puas dan senang tampil.

“Belum bisa menjawab curiosity kita dengan tuntas tapi sudah dipanggil di mana-mana. Akhirnya malah kita sebetulnya belum menjadi expert tapi sudah mengklaim diri kita sebagai expert. Itu berbahaya,” tegasnya.

Dirinya sendiri kurang nyaman jika dipanggil “pakar” meskipun nanti jika ia sudah menjadi profesor pun. Dengan menerima label pakar, kita lebih mudah berpuas diri dan arogan.

“Kalau kita udah terburu-buru mengklaim diri sendiri sebagai expert, rasa ingin tau kita jadi ilang karena kita malah terlalu sibuk menjaga reputasi kita sebagai expert, bukan malah mencari tau lebih dalam mengenai banyak hal agar kita menjadi lebih berpengetahuan,” 

BERPIKIR KRITIS TAPI SOPAN

Ada banyak cara untuk bisa mengasah pola pikir yang kritis meskipun kita tidak bisa mendapatkannya dari sistem pendidikan formal di negara ini.

Dan yang patut diingat adalah bersikap dan berpikir kritis tidak selalu harus disertai dengan meninggalkan tata krama dan sopan santun.

“Kita di Indonesia tidak diajarkan untuk mengkritisi secara sopan. Kenapa harus jaga kesopanan? Saya lihat anak-anak generasi Z atas nama kebebasan berekspresi menjadi tidak sopan padahal pada sesama manusia kita mesti memelihara tata krama. Kalau mau dihormati ya kita hormati orang lain dulu. Karena saya yakin pada akhirnya, attitude yang akan membantu kita hidup, bukan wajah, nama belakang, atau skills,” terangnya.

EMPATI

Sebelum kita berambisi menjadi ‘expert’ ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri tujuan yang sebenarnya. 

Menurut Tika, seseorang menjadi expert ya tujuan akhirnya adalah untuk bisa membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi orang lain dan masyarakat. Meskipun mungkin nanti kita tak tercatat dalam sejarah bak tokoh-tokoh besar dan negarawan atau selebriti, setidaknya kita sudah pernah memberikan manfaat dan menyentuh hati banyak orang.

Maka dari itu, sebelum kita sibuk mengejar label ‘expert’ ini, kenapa nggak kita menyibukkan diri untuk memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi orang lain di sekitar kita dulu? (*/)

BACA JUGA: METODE NARASI: MENGASAH KREATIVITAS BIAR LO JADI LEBIH KREATIF LAGI

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca