Kasus Covid-19 mulai mereda dan tempat hiburan mulai dibuka. Namun, perlu disadari, bahwa peta lokasi hiburan yang dibuat oleh desainer grafis kadang tidak ramah bagi mereka yang buta warna.
FROYONION.COM - Orang yang buta warna tentu kesulitan buat mengenali warna dengan baik. Melihat desain grafis pada peta yang menggunakan simbol dan warna terkadang dirasa sulit bagi mereka yang buta warna. Dalam hal ini, desainer grafis harus lebih peka dan membuat desain yang lebih inklusif agar dapat dipahami oleh mereka yang buta warna.
Kalau kata Big Think, desainer grafis yang baik adalah yang desainnya mudah dipahami oleh banyak orang, apapun perbedaannya. Mereka yang buta warna parsial umumnya kesulitan melihat warna merah-hijau atau warna biru-kuning.
Namun, terkadang sulit bagi desainer grafis untuk mengingat atau membayangkan bahwa beberapa kondisi fisik, mental, atau lingkungan dapat menyulitkan individu dalam memahami sebuah desain, salah satunya desain peta.
Kartografer atau pembuat peta mengandalkan warna dan simbol sebagai cara untuk menyampaikan informasi secara efisien. Namun, orang yang memiliki kekurangan penglihatan, misalnya buta warna, mungkin tidak dapat membedakan warna yang akan membuat peta jadi tidak berguna begitu bagi mereka.
Namun, bukan hanya peta, banyak benda sehari-hari yang terbukti sulit bagi orang buta warna, mulai dari lampu lalu lintas, hingga benda-benda yang digunakan sehari-hari seperti seragam sekolah pun bisa menyulitkan mereka.
BACA JUGA: BOSAN DENGAN CANVA? KINI LO BISA BIKIN KONTEN PAKAI ADOBE EXPRESS
Buta warna bukanlah salah satu bentuk kebutaan secara harfiah tetapi merupakan defisiensi atau kekurangan yang mempengaruhi persepsi warna, dan hal ini relatif umum terjadi. Buta warna pun terbagi jadi dua: buta warna parsial dan buta warna total.
Pada buta warna parsial, individu hanya kesulitan melihat sebagian warna, biasanya merah-hijau atau biru-kuning. Sedangkan buta warna total kesulitan melihat semua warna sehingga melihat warna dunia ini hanya warna monokrom saja.
Mengutip dari Big Think, buta warna parsial jenis merah-hijau, yang menyulitkan individu untuk membedakan antara warna merah-kuning-hijau, adalah yang paling umum mempengaruhi sekitar 1 dari 12 cowok dan 1 dari 200 cewek.
Hal semacam ini diwariskan melalui gen pada kromosom X, itulah sebabnya pada wanita, cacat pada satu kromosom X dapat dikompensasi oleh yang lainnya. Buta warna merah-hijau lebih sering ditemui daripada buta warna biru-kuning.
Buta warna parsial atau total tentu bikin lo jadi gak bisa masuk kuliah jurusan desain grafis. Walau demikian, lo tetap bisa menjadi desainer grafis dengan cara lo sendiri, misalnya menghafal kode warna, atau menggunakan warna-warna yang aman saja di mata lo, misalnya selain warna merah-hijau.
BACA JUGA: KULIAH DESAIN GRAFIS BISA KERJA APA AJA SIH?
Lalu, apa yang perlu dilakukan oleh desainer grafis supaya desain yang mereka buat, khususnya desain web, menjadi lebih inklusif?
Langkah pertama adalah membiasakan diri dengan pedoman dari Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) 2.0. Pedoman tersebut dapat memberikan saran tentang cara membuat konten dapat diakses oleh lebih banyak penyandang disabilitas, termasuk buta warna dan tunanetra low vision.
Dengan pedoman tersebut, desain yang lo buat juga nantinya bisa lebih mudah dipahami oleh mereka penyandang disabilitas lain seperti tuli dan gangguan pendengaran, ketidakmampuan belajar, keterbatasan kognitif, gerakan terbatas, cacat bicara, fotosensitifitas dan kombinasi dari semuanya.
Cara lainnya adalah lo bisa menggunakan Vischeck yang memungkinkan pemirsa melihat bagaimana gambar atau situs web terlihat oleh seseorang yang buta warna. Terdapat banyak sekali alat yang dapat membantu desainer grafis profesional dan amatir supaya membuat desain grafis, desain peta dan desain produk supaya dapat lebih mudah diakses.
Selain WCAG 2.0 dan Vischeck, alat-alat lainnya yang dapat menunjang proses membuat desain grafis antara lain Daltonize, Color Brewer dan Stark. Daltonize mampu memproses gambar sehingga warnanya menjadi lebih terlihat oleh orang buta warna.
Lalu Color Brewer adalah alat online yang dirancang untuk membantu orang dalam memilih skema warna inklusif untuk peta dan grafik lainnya. Terdapat juga Stark yang merupakan simulator buta warna dan pemeriksa kontras yang bisa digunakan oleh desainer digital profesional.
Terlepas dari alatnya, yang penting adalah desainer grafis mengingat bahwa tiap orang memiliki keadaan yang berbeda-beda dalam memahami desain, contohnya dalam desain peta. Desainer grafis perlu mengikuti prinsip-prinsip desain grafis universal supaya menciptakan desain yang dapat diakses oleh semua orang. (*/)
BACA JUGAl ALASAN KENAPA ADOBE FAMILY BANYAK DIGUNAKAN DI INDUSTRI KREATIF