Kenapa harus selalu bilang ”gue orangnya introvert” padahal yang jadi masalahnya bukan introvert dan ekstrovertnya, lalu apa? Nah ini gue jelasin Civs…
FROYONION.COM - Introvert dan ekstrovert adalah pembagian jenis psikologi manusia berdasarkan sifatnya menanggapi dunia sosialnya.
Introvert biasanya selalu dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya tertutup, pemalu, dan penyendiri. Sedangkan ekstrovert sifatnya terbuka, aktif, dan suka keramaian.
Banyak anak muda yang akhirnya menelan mentah mentah informasi ini, seakan ada pakem yang pasti antara introvert dan ekstrovert. Padahal sebenarnya manusia tidak sebatas ekstrovert dan introvert saja, Civs.
Setiap manusia sejatinya adalah makhluk yang unik. Mereka memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda satu sama lainnya.
Sayangnya kita justru malah mengkotak-kotakkan satu sama lain dengan istilah introvert dan ekstrovert.
Istilah ekstrovert dan introvert muncul dari penelitian Carl Gustav Jung, seorang seorang tokoh besar psikologi, pada tahun 1920-an.
Carl Jung memberikan definisi terkait ekstrovert yang lebih memiliki hasrat terhadap dunia luar yang esensial dan bersifat objektif.
Sedangkan seseorang yang introvert adalah kebalikannya. Fokus mereka hanya pada diri mereka sendiri dan bersifat subjektif.
Lalu akhirnya psikolog Hans Eysenck lebih pada tahun 1960-an menambahkan bahwa perbedaan antara ekstrovert dan introvert terletak pada cara mereka mengisi ulang “energi mental” mereka.
Ketika seorang ekstrovert terbangun di pagi hari, energi mental mereka adalah nol persen.
Namun, ketika mereka mengisi harinya dengan keluar rumah dan bersosialisasi dengan orang lain maka energi mental mereka akan bertambah, dan akan semakin menurun ketika ia sendirian atau pulang ke rumah.
Introvert kebalikannya. Energi mental mereka ketika terbangun di pagi hari akan sebesar seratus persen, dan jika mereka memulai aktivitasnya dan bersosialisasi keluar rumah, maka energi mentalnya akan menurun. Dan ketika pulang atau sendirian, energi mental mereka akan semakin bertambah.
Hingga akhirnya para peneliti dan psikolog modern sepakat bahwa pembagian jenis antara ekstrovert dan introvert terlalu simpel. Hingga akhirnya muncul terminologi baru yaitu ambivert.
Ambivert sendiri adalah gabungan antara introvert dan ekstrovert. Karena sejatinya terminologi/ istilah ini muncul untuk memberikan penjelasan bahwa sisi ekstrovert dan introvert seseorang bersifat seperti spektrum.
Dalam teori terbaru ini semua orang adalah ambivert, namun memiliki persentase dan variabel introvert dan ekstrovert yang berbeda-beda.
Mudahnya adalah seseorang yang dianggap memiliki kadar introvert yang tinggi bisa saja sangat suka bersosialisasi dan suka bertemu orang baru.
Dan sebaliknya orang yang dianggap memiliki kadar ekstrovert yang tinggi bisa saja lebih suka menyendiri di rumah dengan kucing peliharaannya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa semua manusia terletak pada area ambivert dan memiliki variabel intro-ekstro yang berbeda satu sama lainnya.
Banyak orang yang akhirnya terlalu menyederhanakan kata introvert dengan sulit bersosialisasi dan ekstrovert mudah untuk berteman. Padahal semua hal itu bisa terjadi tergantung bagaimana seseorang membawa dirinya dalam lingkungan sosialnya. Bukan karena kalian introvert kalau kalian tidak memiliki teman, tetapi tergantung apakah kalian bisa membawa diri kalian dalam bersosialisasi.
Kemampuan mencari topik obrolan, dan bersosialisasi adalah kemampuan alami manusia. Karena sejatinya manusia adalah makhluk komunikasi dan makhluk sosial, ketika kalian berlindung di balik kata introvert maka kalian menyia-nyiakan anugerah yang dimiliki.
Jadi, introvert bukan berarti kalian tidak bisa menjadi manusia yang menyenangkan, melainkan cara kalian mencerna realita dan kehidupan sosial sedikit berbeda.
Dan juga bukan berarti bahwa mereka yang ekstrovert ditakdirkan menjadi pribadi yang percaya diri, bisa saja sebenarnya dia adalah orang yang pemalu namun belajar untuk melawan rasa negatif itu.
Makanya yang menjadi masalah bukan tentang introvert dan ekstrovert-nya melainkan diri kalian sendiri.
Jangan sampai akhirnya kalian membatasi aktivitas yang ingin kalian lakukan hanya karena kata introvert dan ekstrovert. (*/)