In Depth

RESOLUSI BAHAGIA: SEBUAH SENI UNTUK MEMULAINYA

Tujuan manusia hidup pada hakikatnya adalah menemukan kebahagiaan. Cuma caranya aja berbeda-beda, Civs. Nah di tahun baru ini, gimana supaya bisa lebih bahagia? Simak tulisan ini.

title

FROYONION.COM“Apa resolusi lo di tahun 2023?” 

Pertanyaan itu berseliweran di media sosial. Membuat gue berpikir mengenai resolusi gue biar gue punya tujuan yang ingin gue capai di tahun baru 2023 ini. Resolusi tahun baru adalah hal-hal yang akan dilakukan atau harapan yang ingin dicapai di tahun baru. Biasanya ini berupa perbaikan dari hal-hal yang negatif di tahun sebelumnya agar di tahun baru kebiasaan yang sudah baik dilanjutkan dan menambahkan kebiasaan lainnya yang baik di tahun baru. 

Resolusi tahun baru biasanya berupa daftar harapan yang ingin dicapai. Misal lo pengin di tahun baru lebih rutin olahraga dan lo akan merealisasikannya dengan mewajibkan diri meluangkan waktu setiap hari sabtu dan minggu selama satu jam untuk lari, bersepeda, senam, dan sebagainya. Apa yang ingin lo capai di tahun baru itu, bisa disebutnya sebagai resolusi. 

Hal lainnya yang sering berseliweran adalah hidup bahagia, menjadi pengharapan setiap waktu dan salah satunya kenapa memiliki resolusi di tahun baru karena ingin mencapai hidup bahagia. Gue paham, siapa sih yang ga pingin hidupnya bahagia aman sentosa sejahtera? Gue yakin lo semua juga pingin hidup lo bahagia, jadi  lo buat dan susun resolusi lo di tahun baru, alih-alih biar bersemangat, tujuannya juga biar mencapai hidup bahagia. 

Penulis asal Jepang bernama Sumino Yoru dalam bukunya yang berjudul I Saw the Same Dream Again menuliskan jika “kebahagiaan itu tidak akan datang mendekat tetapi kita yang menghampiri.” Kalimat tersebut memberikan pemahaman kalau kebahagiaan tidak serta merta muncul sendiri namun perlu diusahakan. 

Tapi  perlu lo ketahui kalau usaha untuk hidup bahagia itu tidak dengan mencapai karena kebahagiaan itu bukan pencapaian dan kebahagiaan itu juga bukan kompetisi. Kebahagiaan itu seni yang perlu diusahakan sebab apa yang membuat gue bahagia belum tentu membuat lo bahagia juga. 

Mark Manson, seorang penulis asal New York dalam bukunya yang berjudul The Subtle Art of Not Giving a F*ck menuliskan untuk menjadi bahagia kita perlu sesuatu hal untuk dipecahkan dan kebahagiaan berasal dari seni memecahkan masalah. Menurutnya apapun masalah yang dialami, konsepnya sama: selesaikan masalah lalu berbahagialah. 

Mengutip dari buku Manson tersebut, gue akan menuliskan apa saja hal-hal atau nilai umum yang bisa menciptakan masalah, yang mana jika lo bisa mengatasinya lo bisa hidup bahagia: 

1.   Kenikmatan 

Jika dalam konteks kebahagiaan, memburu kenikmatan alasannya biar merasa bahagia, ini yang perlu lo pahami bahwa kenikmatan bukanlah sebab; melainkan akibat. Kenikmatan adalah bom waktu, bentuk kepuasan hidup yang paling dangkal sebab sangat mudah diraih dan mudah hilang. 

Kalau lo mengejar kenikmatan demi hidup bahagia maka sekarang lo harus putar haluan. Memfokuskan energi untuk mengejar kenikmatan akan membuat lo tidak stabil secara emosional karena merasa tertekan. Hidup lo jadi akan penuh persaingan demi hanya mengejar kenikmatan yang sifatnya sementara dan akhirnya hidup lo tidak bahagia. 

2.   Kesuksesan Material 

Apakah lo berpikir lo harus punya banyak duit berlimpah dulu baru lo akan merasa bahagia? Well, ini ga salah karena semua hal butuh duit tapi bukan berarti lo bisa mengukur kebahagiaan lo berdasarkan seberapa banyak digit angka dalam saldo tabungan lo. Sebab lo ga harus jadi kaya raya dulu buat menjadi bahagia. Lo hanya perlu menyadari bahwa duit berlimpah memang diperlukan tapi itu bukan patokan untuk lo bisa merasa bahagia. 

3.   Tetap Positif 

Pasti lo sering diminta buat tetap berpikir positif di segala situasi dan dilarang mengeluh sebab itu tanda tidak bersyukur. Hemm, hal kayak begini lumrah terjadi di tengah kehidupan masyarakat kita. Masa waktu merasa bahagia aja yang boleh ditunjukkan tapi ketika sedih-sedihnya diminta pergi jauh-jauh alias selalu diminta tetap berpikir positif? Menurut pendapat gue itu ga masuk akal. Berpikir positif ya boleh, diperlukan tapi kita perlu recheck kondisi dan situasinya memungkinkan ga buat berpikir positif. 

Misalnya lo adalah seorang jobseeker dan lagi-lagi kena tolak perusahaan sana dan sini, dan masa lo harus juga tetap berpikir positif? Ketika lo berusaha selalu positif dalam hidup lo, maka pastinya lo tidak akan hidup bahagia. 

Merasakan perasaan ga nyaman seperti sedih, kecewa, resah, dan sebagainya itu normal dan tidak apa-apa asal lo tahu aja caranya buat kembali berjuang, lo berusaha lagi dan bangkit. Karena cara meresponnya itulah yang membedakannya. Jadi lo tidak perlu lagi berusaha selalu berpikir positif. Asal lo tahu kapan waktunya bangkit, perkara selesai. 

Well, sebenarnya hidup bahagia itu ga perlu diperumit dengan berbagai aksi atau aktivitas yang harus dikejar. Lo cukup perlu seni untuk mengusahakannya dengan ga perlu menyangkal apapun yang sedang lo rasakan, menerima segala perasaan yang berkecamuk dalam diri lo. 

Pada intinya, seni kebahagiaan adalah menerima apapun itu yang terjadi dalam diri lo. Sambat itu tidak apa-apa asal pada porsinya dan lo tahu kapan perlu berhenti dan bangkit. Lo cukup dengan apa yang lo miliki dan tidak membandingkannya dengan yang lain. Jika nantinya ada masalah yang hadir, itu bukan lagi perkara yang membuat kebahagiaan lo habis terkikis tapi itu menjadi salah satu proses untuk pendewasaan diri. 

Jadi kalau resolusi tahun baru lo tujuannya biar lo mencapai hidup bahagia, gue harap lo berhenti sejenak dan merenung. Ubah perspektif lo karena hidup bahagia bisa tetap lo miliki tanpa lo harus membuat segala rincian resolusi tahun baru. 

Jadikan resolusi tahun baru sebagai daftar untuk ajang perbaikan diri, proses menjadi versi terbaik dari diri lo sendiri. Maka usaha-usaha lo untuk memenuhi semua resolusi tahun baru lo itulah yang akan dengan sendirinya membuat lo hidup bahagia. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Ini saatnya sebab ada momentumnya di bulan Januari di tahun baru ini. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Lailatul Nur Aini

Penikmat kata yang meleburkan diri dalam rangkaian sejalan. Keep in touch! Bisa banget chit-chat sama gue melalui DM Instagram