Jangan terlalu sibuk untuk takut dan menghindari tipe teman kuliah yang seperti ini itu, tapi lo sendiri lupa menjadi teman yang baik untuk orang lain.
FROYONION.COM - Berbagai keluhan soal masalah pertemanan di lingkungan kampus dan perkuliahan yang ‘mengerikan’ sudah terdengar beberapa tahun ke belakang.
Hal ini juga didukung dengan banyaknya mahasiswa yang membagikan pengalaman kurang mengenakkan di media sosial dan mendorong mahasiswa lainnya menceritakan pengalamannya juga.
Bahkan banyak yang sampai memberikan tips untuk menghindari tipe teman kuliah dengan sifat yang dianggap memberikan dampak buruk seperti terlalu ambisius, terlalu bergantung, tukang ghibah maupun adu domba, tidak mau tersaingi, dan masih banyak lagi pastinya nggak bisa disebut satu-satu.
Karena hal tersebut, kini hal yang ditakuti para mahasiswa baru atau bahkan calon mahasiswa bukanlah lagi yang berhubungan akademik atau mempelajari perbedaan budaya di perkuliahan agar tidak culture shock, melainkan takut untuk mendapatkan teman yang toxic.
Memang sih lingkungan pertemanan sangat berpengaruh banyak terutama di dunia perkuliahan sehingga cukup wajar jika banyak menginginkan berteman dengan yang baik saja dan menghindari teman kuliah yang problematik.
Akan tetapi, setelah gue pikirkan lagi, jika terlalu takut dan menghindari banyak orang karena terlalu trust issue bukannya tidak baik juga? Justru akan menghambat proses dan kemampuan bersosialisasi lo, seperti yang kita ketahui semasa kuliah adalah masa yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak relasi.
Jadi, daripada hanya berfokus menjauhi teman yang tidak baik, mengapa tidak menjadi teman yang baik untuk orang lain? Jika tidak mendapat teman yang baik, maka jadilah teman yang baik.
Lalu, bagaimana sih caranya menjadi teman yang baik dan membangun lingkungan pertemanan yang sehat? Begini caranya menurut pengalaman gue, Civs.
1. BERIKAN DAMPAK POSITIF
Kenapa gue nggak menambahkan ciri-ciri teman yang terlalu pemalas, tukang nyontek, tukang bolos atau langganan tipsen, atau terlalu pemalu sekalipun pada bagian contoh sifat-sifat teman yang sebaiknya dihindari? Karena menurut gue pribadi, orang dengan tipe demikian sebaiknya bukan dijauhi tetapi dibimbing dan dirangkul.
Walaupun kebanyakan orang sudah apatis duluan tapi jika lo memilih untuk mendekatkan diri dan mendengarkan alasan mengapa orang tersebut bersikap demikian mungkin lo bisa sedikit mengarahkan sehingga perlahan kebiasaan buruknya berkurang.
Sebagai contoh, bisa saja seseorang menjadi sangat malas karena dipaksa masuk jurusan yang bukan impiannya, sering bolos karena sering mendapat diskriminasi dari teman kuliahnya, atau menjadi sangat pemalu karena sering mendapatkan penolakan dan diasingkan oleh sekitar. Pentingnya untuk memahami suatu hal dari sudut pandang lain.
Sebagai teman yang peduli dan ingin memberikan dampak positif, pastinya lo akan inisiatif untuk mengarahkan agar lebih baik secara perlahan. Tetapi perlu diingat, keinginan untuk berubah lebih baik tetap harus berasal dari kemauan orang itu sendiri dan lo harus paham bahwa semua ada porsinya sehingga jangan terkesan memaksa. Cukup memiliki niat yang baik dan bertindak sewajarnya, karena perilaku orang lain pun bukan sepenuhnya tanggung jawab lo.
Menjadi teman yang memberikan dampak yang positif juga tidak melulu kepada teman yang bermasalah, lo bisa menerapkan ke semua teman lo seperti mengajak belajar, diskusi, atau kegiatan bermanfaat lainnya.
BACA JUGA: 5 ALASAN MENGAPA HARUS GABUNG ORGANISASI SEMASA KULIAH
2. SALING DUKUNG
Jadikan masa kuliah sebagai masa yang tepat untuk upgrade diri dengan pilihan lo masing-masing seperti mengikuti organisasi, magang, atau mengejar beasiswa pastinya membutuhkan banyak dukungan agar bisa terus semangat dan termotivasi.
Sebagai makhluk yang perasa, pastinya kebanyakan manusia akan mudah terpuruk ketika mendapatkan omongan yang buruk seperti ketika diremehkan atau tidak didukung.
Agar menjadi pertemanan yang sehat pastinya lo harus saling suportif satu sama lain dengan teman-teman lo, dukung apapun yang menjadi tujuan dan cita-cita teman lo selagi itu adalah yang positif. Sebaliknya, hindari berkata yang tidak pantas agar teman lo tidak terpuruk.
Menjadi suportif juga berlaku ketika teman lo mengalami kegagalan, karena sangat dibutuhkan perhatian dan dukungan yang lebih agar nggak sedih berkepanjangan. Selain itu, bisa buat teman lo nggak ngerasa sendiri lagi.
3. BISA BIKIN TEMEN LO IMPROVE
Menghindari berkata yang bisa membuat temen lo down itu memang sebaiknya dikurangi, tapi bukan berarti lo membiarkan temen lo nggak ada kemajuan dan nggak berkembang.
Sebagian orang beranggapan memiliki teman yang ceplas-ceplos itu sangat penting, walau mungkin terkesan jahat tetapi kebanyakan dari mereka justru menjadi lebih sadar dan terdorong untuk melakukan hal yang lebih.
Tentu nggak asal ceplas-ceplos tanpa alasan ya. Usahakan saat lo memberikan kritik, berikan alasan yang logis disertai saran dan masukan yang membangun buat temen. Lalu, jangan pernah lupa juga untuk apresiasi sekecil apapun proses temen lo saat improve diri.
BACA JUGA: 5 TIPS BAGI WAKTU KULIAH DAN ORGANISASI UNTUK PARA MABA
4. SUKA MENGINGATKAN
Mungkin ini terdengar sepele tapi lo bisa saja dianggap berjasa bagi sebagian orang. Untuk mengingatkannya pula bisa berlaku untuk berbagai konteks seperti mengingatkan ketika teman berperilaku yang kurang sesuai atau dinilai salah dan merugikan, dan bisa juga mengingatkan untuk hal-hal kecil seputar perkuliahan seperti deadline tugas, aturan kampus, dan hal baik lainnya.
Menjadi teman yang suka mengingatkan menandakan lo adalah orang yang peduli sesama dan nggak terkesan hanya memikirkan diri sendiri. Lalu, sebaik-baiknya teman adalah saling mengingatkan bukan? Namun, tetap perhatikan adab mengingatkan dan tetap melakukan sewajarnya ya, Civs.
Nggak hanya berlaku pada perkuliahan saja ya, Civs. Lo bisa menjadi teman yang baik di semua lingkungan seperti lingkungan kerja, rumah, komunitas, dan masih banyak lagi. (*/)
BACA JUGA: KULIAH JURUSAN ILMU GANJA, EMANGNYA ADA?