Eits, jangan buru-buru resign. Ketahui dahulu beberapa alasan yang bikin lo lebih baik bertahan di kantor lama aja, deh. Mau tahu selengkapnya? Baca di sini, Civs!
FROYONION.COM - Mungkin lo adalah salah satu orang yang dalam waktu dekat ini memutuskan untuk resign dari tempat kerja lama? Entah karena merasa jenuh dengan rekan kerja, punya atasan yang super duper toxic atau ingin menjelajah karir impian, misalnya punya tekad berkarya di industri kreatif Indonesia.
Sampai-sampai lo tersadar kalau diri lo termasuk orang yang mengalami fenomena the great resignation alias pengunduran diri secara hebat. Yap, dilansir dari nytimes.com, fenomena ini dimulai dari 40 juta pekerja di Amerika Serikat yang secara mendadak untuk mengajukan resign sebagai imbas dari pandemi Covid-19.
Ibarat sudah menjadi tren anak muda Indonesia, fenomena tersebut juga kerap menyasar rekan kerja lo sebelumnya, sehingga lo berpikir demikian untuk buru-buru resign. Padahal, kalau dilihat situasi dan kondisinya sih nggak urgent amat. Masih bersyukur juga lo nggak terkena PHK masal. Amit-amit, deh.
Yah, namanya juga preferensi setiap orang itu berbeda. Menurut gue sih, memilih untuk resign nggak sepenuhnya keliru. Namun, alangkah baiknya lo jangan menjadi terlalu nafsu untuk segera pindah kerja ke kantor yang baru karena zaman sekarang lebih baik merasakan susahnya bekerja ketimbang sulitnya mendapatkan pekerjaan baru.
Meskipun saat membaca tulisan ini lo masih merasa abai dan tetap tergoda untuk mengikuti jejak rekan kerja yang memutuskan resign–demi mencari peluang yang kelihatannya lebih baik. Berikut ini gue jabarkan kelima alasan yang bikin lo mending bertahan di kantor lama aja, Civs!
1. PUNYA PELUANG UNTUK PROMOSI KARIR
Memilih untuk bertahan di pekerjaan yang lama daripada bersikeras untuk resign menjadi langkah awal untuk punya peluang promosi karir yang bagus. Hal tersebut bukan menandakan lo nggak bisa berkembang secara profesional. Melainkan, seiring banyaknya rekan kerja yang resign, karir lo justru bakal melesat.
Misalnya, lo bakal dapat mengisi peran kosong menduduki kursi manajer ataupun senior. Kemudian, mendapatkan gaji dan tunjangan yang lebih baik. Walaupun, tanggung jawab yang diemban memang lebih besar, namun nggak terlalu berisiko tinggi.
Plus, ada kecenderungan bagi perusahaan untuk merekrut secara internal dibanding mencari kandidat baru, utamanya selama masa-masa yang nggak stabil. Terus, keberanian lo untuk bertahan di situasi ini juga mendakan lo punya semangat bekerja yang tinggi, dan dapat diandalan serta bisa dipercaya. Mantap, nggak tuh, Civs?
2. KESEMPATAN PINDAH KE PROYEK LAIN
Pengen pindah departemen sekaligus mencoba proyek yang lain? Nah, inilah saat yang tepat! Lo bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencoba kedua hal tersebut dengan situasi banyaknya meja yang kosong dan otomatis–tempat kerja juga banyak yang sedang ditata ulang.
Makanya, nggak heran kalau situasi di mana rekan kerja lo banyak yang resign adalah waktu-waktu yang begitu ideal seperti bagi pekerja di luar sana untuk meminta pindah ke departemen atau proyek lain.
Kesempatan ini juga menjadi perfect timing bila ingin mengubah karir internal. Artinya, atasan atau rekan kerja lo pun akan setuju dan mengapresiasi permintaan untuk beralih departemen atau mengerjakan proyek lain yang barangkali sesuai dengan passion. Bahkan, inisiatif lo ini akan dibalas dengan kenaikan gaji. Widih!
3. JADI PUNYA TANGGUNG JAWAB YANG BARU
Memutuskan untuk menahan diri agar nggak buru-buru resign, bukan serta merta karir lo bakal stuck alias terjebak, ya Civs! Pastinya dengan kondisi tim kerja yang lebih mungil, atasan bakal cenderung mengandalkan lo untuk membantu departemen lain, dan mengerjakan proyek untuk kedepannya.
Mau jenjang karir naik di tingkat senior atau biar bisa punya keterampilan, dan kolega kerja yang baru? Nah, saat inilah yang juga tepat untuk mengambil kesempatan tersebut. Sehingga, diri lo di mata rekan kerja dan atasan akan dilirik menjadi pribadi yang lebih profesional, serta begitu berharga secara internal.
Tanggung jawab lain seperti ikut terlibat dalam proyek yang berdampak besar juga membuat diri lo begitu diperlukan. Oleh karena itu, keputusan ini juga mempermudah lo dalam mendapatkan promosi jabatan, meminta kenaikan gaji, dan meningkatkan reputasi karir di dalam CV atau portofolio yang akan digunakan jika hendak resign di masa depan.
4. BYE-BYE TEMAN KERJA YANG ‘TOXIC’
Alasan berikut ini mungkin membuat lo nggak percaya. Masa sih, rekan kerja toxic justru bakal hengkang di saat lo memilih bertahan? Namun, secara logika memang dapat dipahami. Hal tersebut terjadi karena kegigihan dan profesionalitas kerja yang nyatanya membuat lawan lo ciut dengan sendiri, kan, Civs?
Rasanya, kalau rekan kerja yang toxic nggak lagi hadir atau justru dia yang memutuskan resign memang bikin lo lebih plong. Kayak ada manis-manisnya, gitu? Hehehe. Lo jadi lebih mudah untuk berbicara dan dihargai selama bekerja.
Kemudian, situasi tempat bekerja yang sehat tentunya akan membuat lo menjadi pribadi yang lebih luwes dalam sisi sosial yang akan membantu menemukan rekan kerja yang tepat, dan akhirnya bisa sama-sama bertanggungjawab.
5. MASUKAN LO JADI LEBIH DIHARGAI
Sekarang ini lo bekerja di tim yang lebih kecil. Kemungkinan, masukan dan pendapat yang lo sampaikan juga bakal lebih membawa pengaruh yang besar, plus jadi lebih dihargai. Nggak cuma itu, ketika lo ingin mencurahkan ide-ide baru, pokoknya akan langsung disetujui deh.
Apakah lo ingin memberikan suatu saran di sisi lain terhadap suatu proyek, bisa berkontribusi penuh kalau ada rapat atau ingin menawarkan gagasan yang dari dulu selalu lo pendam. Nah, inilah waktu terbaik untuk menyampaikan semuanya, Civs. Yang terpenting, sampaikan secara percaya diri!
Selain itu, di mata atasan juga akan berpikir lo adalah karyawan yang membawa perubahan produktif terhadap perusahaan. Makanya, kalau nanti lo ingin resign, atasan dan senior cenderung mendengarkan ide dengan beberapa upaya mempertahankan sosok lo, misalnya dengan kenaikan gaji, dan bonus lainnya.
Jadi, kalau lo ngebet untuk memutuskan resign–yuk, pikir-pikir lagi apakah lo bakal kehilangan semua peluang yang sayang banget ditinggalkan dan selalu ingat bahwa rumput tetangga nggak selalu hijau. Tentu, menjadi karyawan yang lebih terbuka dan selalu berusaha yang terbaik adalah kunci untuk meraih karir yang bagus. (*/)