In Depth

GOOD HABIT: DARI TAHAP PEMBENTUKAN HINGGA MINDSET AGAR TERUS KONSISTEN

Keresahan semua orang dalam rangka mengembangkan dirinya adalah keterbatasan informasi. Kebanyakan pada nggak tau langkah-langkah atau tahapannya, khususnya menciptakan habit baru yang lebih baik. Keresahan selanjutnya adalah konsisten.

title

FROYONION.COM – Beberapa waktu lalu gue membaca tulisan Rifky Aritama tentang teori 10.000 jam. Katanya kalo mau jadi seorang ahli dalam bidang tertentu, maka harus berlatih secara konsisten selama 10.000 jam.

Pada saat tau teori itu gue cuma geleng-geleng kepala. Soalnya nggak kebayang lama banget sepuluh ribu jam itu. Dulu pas gue masih kecil, main PS tiga jam aja puyeng, kesemutan, mata berkunang-kunang, sariawan, panas dalam, sakit tenggorokan, gigi berlubang, gangguan kehamilan dan janin. Hehe.

Apalagi ini ngebayangin harus ngelakuin sesuatu selama sepuluh ribu jam. Ya walaupun gue tau bisa dicicil menjadi beberapa jam, tapi tetep aja bikin pusing saat sadar masih banyak waktu yang harus dihabiskan agar bisa menjadi seorang ahli.

Kalo yang gue tangkep dari teori sepuluh ribu jam sih gini, kalo pengen sukses baik itu dalam bidang tertentu atau sukses secara umum, maka yang harus dilakukan adalah dengan mengembangkan habit. Karena katanya, habit saat ini sama dengan masa depan yang akan lo dapatkan kelak.

Kalo misalnya habit lo sekarang adalah rebahan mulu, nggak pernah berjuang merajut mimpi dengan melakukan hal-hal positif, maka bisa dipastikan masa depan yang akan lo dapat pun nggak jauh-jauh dari habit lo itu. Jangan ngarep masa depan cerah; punya banyak duit, rumah gedongan, punya bini artis kalo habit lo sekarang aja cuma rebahan nggak berjuang sedikitpun.

Sebaliknya kalo lo punya good habit yang selalu lo jalankan, misalnya baca buku, nontonin yang berkualitas, diskusi, dan berjuang merajut masa depan lo, maka dapat dipastikan masa depan lo pun nggak jauh-jauh dari ilmu yang lo baca, tonton, dan diskusikan. Bisa jadi lo bakal sukses; punya banyak duit, rumah gedongan, dan punya bini artis.

Andaikata sekarang lo cuma punya bad habit, yang tiap harinya rebahan mulu, secepat mungkin lo harus ubah kebiasaan buruk lo itu menjadi kebiasaan yang positif atau good habit.

Sekarang banget lo harus beralih ke good habit. Kalo bukan sekarang kapan lagi? Kalo bukan lo siapa lagi? Masa depan adalah tanggung jawab pribadi masing-masing. Mau itu sekarang masih tinggal sama ortu lo, kelak pasti akan pisah juga. Masa iya mau tinggal bareng mereka mulu saat lo udah bangkotan. Maka dari itu, untuk mempersiapkannya harus dimulai detik ini juga.

“Tapi susah banget mengubah kebiasaan buruk. Kayak sudah mendarah daging gitu. Emang gimana cara ngubahnya?”

TIPS MENGUBAH KEBIASAAN

Pertama yang harus lo lakukan adalah dengan memilih satu good habit yang pengen banget ditekuni. Kenapa harus satu? Karena kalo dari awal lo udah melakukan banyak kegiatan baru – yang masih dalam tahap adaptasi – khawatir di tengah jalan lo akan kewalahan. Pada akhirnya lo berhenti dan menyerah pada keadaan tersebut. Tentu saja hal itu harus dihindari pada tahap awal ini.

Kalo lo udah menemukan satu good habit, selanjutnya adalah dengan menentukan langkah kecil dari konsep besar good habit lo itu. Katakanlah lo ingin menjadikan tulis-menulis sebagai habit baru. Dari konsep besar itu akan dipecah menjadi langkah-langkah kecil. Misalnya: “Gue akan menulis setiap senin pagi, minimal seratus kata.” Kalo bisa sih pada tahap ini lo jabarin serinci-rincinya supaya makin jelas ya, Civs.

Dengan adanya langkah kecil ini, harapannya lo akan semakin terbayang apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan good habit. Langkah kecil itu juga menghindari terjadinya kebingungan, yang berpotensi pada penundaan niat mengubah habit lo tadi.

Langkah berikutnya cuma konsisten dan sabar aja menjalankannya. Kalo lo terburu-buru dan langsung pengen dapet hasilnya aja, udah pasti bakal berhenti di tengah jalan. Alias lo pasti bakal nyerah dengan kebosanan dan kejenuhan yang menimpa. Maka dari itu, sabar adalah kunci utama untuk terus tetap konsisten.

“Aduh berat banget harus konsisten.”

Nggak bisa dipungkiri konsisten jadi sesuatu yang amat berat untuk semua orang, termasuk gue tentunya. Gue pun untuk konsisten nulis harus berjuang dulu. Ibarat kata gue harus bertarung melawan rasa malas, godaan scrolling sosmed, godaan YouTube-an dan godaan-godaan lain. Konsisten emang nggak segampang membalikkan telapak tangan, atau nggak segampang mengedipkan mata genit ke cewek-cewek yang lo temui. Butuh perjuangan ekstra.

Untuk mengatasi masalah tersebut, khususnya dalam menjalankan habit baru lo tadi, gue ada beberapa tips. Tips ini gue dapet dari berbagai sumber yang akhirnya gue coba simpulkan secara sederhana.

TIPS AGAR SELALU KONSISTEN

Pertama, lo harus temukan faktor ‘why’ dalam habit baru yang lo pilih. Atau faktor ‘kenapa’ lo pilih kegiatan tersebut sebagai habit baru lo sekarang. Ketika memilih menulis sebagai habit baru lo, maka faktor ‘why’ dari menulis itu apa?

Misalnya dengan menulis lo pengen menjadi orang yang bermanfaat dari hasil tulisan-tulisan yang lo publish di berbagai media. Atau dengan menulis lo pengen menjadi individu yang rapi dan terstruktur ketika public speaking. Itu bisa saja.

Menulis sedikit banyaknya berpengaruh juga sama proses lo dalam berbicara.  Akan membuat lo – paling nggak – bisa lebih rapi dan nggak ngawur kemana-mana kalo lagi menyampaikan opini.

Ketika lo udah menemukan faktor ‘why’, atau big ‘why’-nya, maka dengan itu lo akan semakin terbayang sesuatu yang pengen banget lo capai. Hal itu juga akan menambah motivasi dalam menjalankan berbagai langkah-langkah kecil yang sudah ditentukan di awal tadi.

Kedua, tumbuhkan self esteem positif. Sejatinya kita adalah apa yang kita pikirkan. Kalo sudut pandang tentang diri sendiri rendah, maka aktivitas apapun yang akan dijalankan pasti terasa berat. Karena dari awal sudah menganggap diri lo nggak mampu buat melaksanakan target itu.

Sebaliknya, kalo lo memandang diri sendiri sebagai individu yang lebih pede dan yakin bisa melewati berbagai rintangan, lo pasti akan lebih siap dan mampu untuk mencapai target yang sudah ditetapkan di awal tadi. Istilah omongan adalah doa ternyata bener-bener fakta ya, Civs.

Ketiga, jadikan habit itu sebagai identitas diri. Lo pengen dikenal orang lain sebagai apa dari habit lo itu? Misalnya dengan rajin menulis dan mempublikasikan hasil tulisan ke berbagai media, lo berharap ingin dikenal orang sebagai penulis profesional. 

Dengan menjadikan habit sebagai identitas akan menambah motivasi untuk terus menjalankannya. Identitas ini kalo bahasa sekarangnya sih biasa disebut sebagai personal branding.

Kalo lo jadikan habit ini sebagai identitas, maka ketika lo sekali saja nggak melakukan habit lo tadi, lo pasti akan merasa bersalah. Karena otak lo akan merespon itu sebagai pengkhianatan dari prinsip yang udah lo bentuk.

Dari rasa bersalah itu lo manfaatkan sebagai batu loncatan untuk terus memperbaikinya di kemudian hari, dan memacu lo agar tetap konsisten dalam menjalankan serangkaian aktivitas habit lo tadi.

Nah, beberapa tips tadi harapannya bisa membantu lo dalam proses mengembangkan diri. Tahun baru ini bisa lo jadikan sebagai awal untuk melangkah ke level berikutnya, dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Semangat, Civs. (*/Photo credit: Lala Azizli via Unsplash.com)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Afrija Nurul Hikam

Penulis anak kemaren sore yang berangan-angan ketemu hari esok yang cerah.