Masih bingung gimana caranya menulis creative brief? Bagi lo yang terjun sebagai pekerja kreatif, baca selengkapnya di sini, ya Civs!
FROYONION.COM - Selamat, ya! Akhirnya lo resmi menjadi pekerja kreatif. Entah itu lo bekerja di salah satu creative agency di Indonesia atau ada dari lo yang justru menapaki karier kreatif di instansi pemerintahan ataupun perusahaan besar.
Gue mau kasih tahu aja kalau nantinya lo bakal berurusan dengan creative brief. Gampangnya sih, dokumen ini bakal menjadi rancangan atau konsep seluruh karya yang lo kerjakan.
Bisa aja sih lo nggak perlu susah payah menulis creative brief. Namun, rasanya mustahil melihat pekerja kreatif yang sehari-harinya nggak bergelut dengan pembuatan creative brief. Bisa-bisa proyek yang bakal dikerjakan jadi amburadul.
Tapi, nggak menutup kemungkinan, ada aja sih pekerja kreatif yang malah nyaman tanpa menulis creative brief–katanya sih ide kreatifnya langsung mengalir dari pikiran ke tangan. Aliran sungai, kali ah~
Gue rasa cukup salut kalau ada pekerja kreatif yang punya kebiasaan unik tersebut. Kalau gue pribadi sih, lebih baik pakai pengaman–pakai creative brief, maksudnya.. Biar bisa sat set sat set mengerjakan proyek secara detail.
Ya, namanya juga menghindari hal-hal maupun resiko yang jangan sampai lo temui nantinya. Keberadaan creative brief juga nggak bisa dianggap sepele. Lebih baik mencegah, daripada mengobati. Benar, bukan, Civs?
Makanya, atas keprihatinan gue terhadap pekerja kreatif yang baru terjun di dunia ini dan masih merasa belum memahami apa itu creative brief, beserta manfaat, dan cara membuatnya. Berikut gue jelaskan secara mudah untuk lo pahami, Civs! Cekidot~
BACA JUGA: STUDI: ‘CREATIVE BLOCK’ ITU HAL YANG WAJAR
Seperti yang gue jelaskan di awal, creative brief adalah dokumen yang biasanya terdiri dari 1-2 halaman. Nah, halaman-halaman ini memuat informasi penting dan mendeskripsikan strategi dalam sebuah proyek, misalnya marketing campaign.
Ibarat sebuah peta, creative brief dibuat untuk memberikan panduan detail bagi suatu tim dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Umumnya, seluruh tujuan tersebut bakal didiskusikan terlebih dahulu oleh sosok account manager bersama klein yang telah sepakat.
Selain itu, di dalam sebuah dokumen creative brief dapat mencantumkan beberapa hal sebagai berikut, Civs:
Lantas, kenapa sih pekerja kreatif seperti lo perlu menulis creative brief? Manfaatnya apa aja? Dilansir dari NewsCredIinsights, creative brief dapat memudahkan merancang kampanye marketing yang bisa dipahami oleh seluruh orang.
Selembar creative brief yang tersusun rapi, apalagi dikemas dengan tampilan yang menarik juga dapat memberikan kelancaran bagi audiens yang akan dituju. Kemudian, sebagai sarana untuk menghindari terjadinya miskomunikasi karena memuat pesan yang tepat.
Selain itu, lo juga bisa terhindar dari beberapa resiko dalam dunia kerja, sekalipun bekerja di ranah kreatif, misalnya revisi dadakan, salah paham, apalagi terjadi perselisihan antara pihak-pihak tertentu. Amit-amit, deh Civs.
Penasaran dengan cara membuat creative brief? Nggak usah jauh-jauh belajar, mulai sekarang lo bisa membuat creative brief–dikutip dari HubSpot seperti di bawah ini:
1. TULIS DAHULU LATAR BELAKANGNYA
Langkah pertama yang wajib lo lakukan adalah menulis terlebih dahulu latar belakang. Dengan menguraikan apa saja masalah yang akan dituntaskan kedepannya juga dapat membantu lo mendapatkan tone brief yang cocok.
Di dalam latar belakang, beberapa poin penting yang perlu lo cantumkan seperti memuat tentang visi, misi, motivasi, dan tujuan proyek. Kemudian lo bisa kembangkan dengan kalimat singkat sehingga klien yang akan lo ajak kerja sama juga sama-sama paham.
2. BERIKAN TANTANGAN DAN TUJUAN
Hidup memang penuh tantangan, sama halnya seperti lo pekerja kreatif–yang membuat creative brief dengan menjabarkan apa saja tantangan serta tujuan yang bakal diraih kedepannya.
Jangan lupa untuk menulis seluruh hal tersebut secara detail, ya! Karena aspek penting dalam membuat creative brief juga termasuk dengan penjelasan tantangan yang ditulis secara spesifik sebagai parameter keberhasilan proyek.
3. JELASKAN TARGET AUDIENS
Kemudian, langkah berikutnya adalah menjelaskan target audiens atau sasaran proyek yang akan lo kembangkan itu siapa aja. Apakah targetnya adalah perusahaan bonafide yang ada di Jakarta atau spesifik terhadap sekumpulan generasi milenial di Indonesia?
Biar nggak kebablasan dan hasilnya makin akurat, lo bisa memetakan terlebih dahulu dalam menentukan target audiens–yang dapat dibagi menjadi aspek demografi dasar, seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal atau faktor-faktor lain yang lo rasa perlu untuk digali informasinya.
4. CARI TAHU TENTANG KOMPETITOR
Tahu nggak, sih–mengetahui kompetitor atau pesaing proyek campaign yang akan lo kerjakan juga berkontribusi besar terhadap kesuksesan, lho! Makanya, punya kemampuan dan pengetahuan detail terhadap kompetitor adalah hal yang paling krusial.
Dengan memahami siapa saja kompetitor maka lo bersama tim dapat mengetahui peluang kesuksesan yang ada. Misalnya, lo jadi tahu suatu tren atau bahasan yang belum dicoba oleh kompetitor. Hal ini menjadi ladang bagi lo untuk bisa sejajar atau lebih naik level dibanding kompetitor.
5. PILIH PLATFORM DISTRIBUSI YANG TEPAT
Langkah terakhir jangan lupakan memilih platform distribusi yang tepat. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan proyek yang bakal lo kerjakan bersama tim–bisa tersampaikan secara baik kepada audiens.
Ada sedikit tips, nih. Buatlah daftar yang berisi platform terbaik untuk menampilkan konten dari proyek tersebut. Sesuaikan dengan target audiens dan karakteristik yang tentu berbeda dari platform yang satu dengan yang lainnya. Jadi, lo nggak buang-buang waktu apalagi tenaga, Civs.
Gimana, Civs? Ternyata gampang kan membuat creative brief. Anyway, selamat berkarya di industri kreatif Indonesia! (*/)
BACA JUGA: BERKARYA DI INDUSTRI KREATIF, SOLUSI BAGI TENAGA HONORER SEBELUM DIHAPUS