Movies

‘THE WHITE TIGER’ (2021): BELANTARA KEKEJAMAN MASYARAKAT KELAS ATAS YANG DIBALIK

Diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama, film satu ini patut ditonton karena ‘membuka mata’ banget soal kerasnya perjuangan hidup, Civs.

title

FROYONION.COM - Berbicara tentang film dari India pastinya tidak pernah lepas dari menari rame-rame, artisnya yang cantik-cantik dan body goals, serta baju-baju blink-blink yang bikin pengen ikut main di dalamnya. 

Namun, film India juga tidak pernah lepas dari potret khas akun YouTube @zhefailmichannel. Sebagai mahasiswa yang kini menempuh pendidikan tinggi di India ia menampilkan potret nyata dari kehidupan mayoritas masyarakat di sana. 

Tentu saja, potret itu tak banyak diromantisasi oleh film-film bernuansa cinta khas India yang blink-blink. Nah, film The White Tiger justru menjadi satu di antara sekian banyak film yang menampilkan horizon realita kehidupan masyarakat India khas akun YouTube @zhefailmichannel.

Memakan makanan dari nampan yang tampak kotor, tangan yang ‘tak perlu’ dicuci setelah beraktivitas di kandang kambing, baju kumal yang dipakai berkali-kali, dan potret ketimpangan lainnya muncul dalam film The White Tiger. 

BACA JUGA: RRR (2022): FILM INDIA PENUH GELAGAR DAN SANGARRR-NYA GAK MAIN-MAIN!

Film ini digubah dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Aravind Adiga. Novel yang rilis pada 2008 itu mendapat penghargaan New York Times Best Selling Books dan dikreasikan ulang oleh Ramin Bahrani menjadi sebuah film original di Netflix pada 2021 lalu.

Jika kita menilik kembali film PK, Life of Pi, dan Taare Zamen Par kondisi ‘kotor’ seperti potret @Zhaafailmichannel akan tetap bertahan di posisinya. Sementara itu, The White Tiger justru menampilkan rimba belantara dari sebuah khayalan Balram yang menjadi nyata. Khayalan ini sudah dimulai sejak Balram mencampur adukkan peristiwa dalam ingatannya ketika masih kecil dengan dirinya yang sudah remaja.

Sebuah desa bernama Laxmanghar menjadi belantara yang pertama kali ditaklukkan The White Tiger, julukan yang diberikan keluarga dan masyarakat sekitar kepada Balram Halwai. 

Sejak saat itu, dunia yang diceritakan film menjadi sebuah pertarungan kelas sosial melalui penggambaran hewan-hewan buas di hutan. Hal ini terutama terjadi ketika Balram Halwai mulai mengisahkan langkahnya mengikuti kehidupan mafia batubara dengan julukan-julukan bernada buas yang disematkannya.

Mafia batubara ini sekaligus merupakan tuan tanah yang tidak ada ubahnya dengan cerminan kehidupan sebelum zaman industri. Para tuan tanah adalah pemilik segala kekayaan di tanah Laxmanghar, dan masyarakat yang hidup di dalamnya adalah binatang ternak yang membuat para hewan buas tetap merasa kenyang. Meskipun demikian, hewan-hewan ternak dalam wujud manusia itu dibiarkan kurus, makan hidangan yang sudah bercampur lumpur, dan mandi pakai air bersih hanyalah mimpi seminggu sekali.

Hewan-hewan ternak tentu saja akan takut dengan sekumpulan hewan buas yang oleh Balram dibagi dalam empat jenis kekuasaan, yakni The RavenThe StorkThe Buffalo, dan The Wild Boar. 

Bos dari kumpulan mafia (hewan buas/ tuan tanah) ini adalah The Raven dengan kacamata dan selendang hitam yang menjadi identitasnya. Gagak dikenal sebagai makhluk yang bisa makan apa saja, meskipun itu bangkai sekalipun. Lebih-lebih gagak memiliki kecerdasan yang dekat dengan sifat licik dalam mengambil kesempatan yang menguntungkan dirinya sendiri. 

Sementara itu, Stork tak ubahnya unggas yang siap terbang ke sana kemari mengikuti kelicikan gagak. 

Adanya The Buffalo yang sangar, garang, bertanduk, dan bertubuh besar menjadi sosok yang tak tertembus pertahanannya. 

Menutup peran kemafiaan dari tuan tanah Laxmaanghar ada The Wild Boar yang instingnya mengikuti kebusukan makanan The Raven sebab ia adalah keturunan satu-satunya dalam garis keluarga mafia ini. 

Nantinya, The Wild Boar yang memiliki nama asli Ashok ini menjadi tangga tak terduga dari lompatan kehidupan Balram.

Interaksi Balram Halwai dengan sekawanan hewan buas tersebut sejatinya adalah langkah untuk terbebas dari jeratan hidup miskin yang struktural. Ia ingin tidur di kasur yang sebenarnya, makan hidangan bukan dari tangan kotor yang tidak dicuci, atau pakaian kumal yang bau kambing. 

Ia pun tidak kemudian mengincar posisi tinggi seperti komandan atau bos mafia. Ia hanya ingin menjadi supir pribadi Ashok saja.

Dalam perjalanannya ia justru tidak dipegangi jabatan sebagai supir pribadi Ashok, tetapi pelayan rumah yang sering diinjak-injak harga dirinya. 

Namun, ia tak terlalu membantah sebab sudah bisa tidur di kasur dan makan yang lebih layak daripada orang di kampung halamannya. 

Film ini sekilas menjadi jembatan penghubung lahirnya anime Chainsawman yang kurang/lebih diperlihatkan oleh Denji dengan mimpi-mimpinya yang sederhana seperti makan roti pakai selai buah. 

Hanya saja, Balram yang memiliki julukan The White Tiger mulai menunjukkan ketajaman taringnya.

Ia mulai menaiki tangga sosial setelah secara licik menjebak sopir pertama Ashok agar dipecat dari kalangan mafia The Raven

Dari sanalah Balram pun mulai menduduki posisi sebagai supir pribadi yang justru pelan tapi pasti mengetahui segala rahasia besar di rumah tuan tanah Laxmanghar. 

Sampai pada suatu titik Balram mencapai puncak kejayaannya sebagai supir dan mendapatkan sebagian kecil kemewahan keluarga Ashok.

Namun demikian, kemewahan itu harus diganti dengan sebuah jebakan sosial kepada Balram yang dijadikan kambing hitam. Ashok yang pada malam harinya menabrak anak kecil di jalanan sampai meninggal tidak mengakui perbuatannya dan dengan menganggap Balram sebagai orang bodoh menghadirkan pengacara yang menuliskan semua kesalahan itu adalah milik Balram. 

Peristiwa ini pun menjadi sebuah jembatan dari horizon masa depannya sebagai bos transportasi wisata terbesar di India.

Sebuah koper penuh uang yang awalnya mau diberikan kepada Balram sebab ‘berani’ menandatangani surat pengakuan kesalahan itu diambil kembali dari tangannya. Diam-diam Balram mendengar percakapan di dalam ruangan yang mengatakan Balram sebagai orang bodoh, keturunan Laxmanghar yang bisa dibuang begitu saja, dan hewan ternak yang bisa dimakan sesukanya oleh para hewan buas. Dengan tangan berapi-api ia membawa sebuah palu dan selanjutnya yang terlihat adalah kucuran darah dan sekoper uang di tangannya.

Kisah yang mengantarkan Balram dalam membalik status sosial itu pun menjadi pengantar surat yang diberikannya kepada Perdana Menteri China yang berkunjung ke India bertahun kemudian. Hanya saja, balasan atas surat itu hanyalah mimpi yang keberwujudannya menjadi pertanyaan tanpa jawaban. Bloody chill and thrilling! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hamdan Mukafi

Selamanya penulis