Sebanyak 10 sutradara dan 10 film pendek akan mengajakmu berkeliling Indonesia dan menyadari keberagaman yang sering kali kita tak sadari dan lupakan.
FROYONION.COM - Piknik Pesona bisa digambarkan sebagai suatu project istimewa yang menyuguhkan harapan beragam manusia untuk berkumpul kembali dan merayakan kebersamaan di masa depan yang dipenuhi kebebasan.
Di dalamnya, terdokumentasi kisah-kisah penuh pesona dan ragam manusia dalam usaha-usahanya merayakan keragaman budaya.
Itulah rangkuman dari project omnibus yang tak tanggung-tanggung sampai melibatkan 10 sutradara film pendek terbaik di Indonesia.
Mereka ini adalah Aditya Ahmad, Winnie Benjamin, Anggun Priambodo, Gianni Fajri, M. Reza Fahriansyah, Ariandi Darmawan, Wisnu Surya Pratama, Gugun Arief, Tumpal Tampubolon, dan Abe.
Kesepuluh filmmakers ini meracik dan meramu sebuah film antologi yang mengisahkan berbagai keragaman masyarakat Indonesia.
Bekerjasama dengan Vision+ dan Palari Films, project omnibus ini sudah tayang secara serempak pada 27 November 2022 dan bisa lo nikmatin di jaringan OTT Vision+.
Kendati demikian, Piknik Pesona bisa lo saksikan lebih dahulu di tanggal 26 November karena kesepuluh film pendek ini akan tayang serempak di perhelatan JAFF Jogja-NETPAC Asean Film Festival 2022.
BACA JUGA: SERUNYA JAMBORE STANDUP INDO, EVENT STANDUP COMEDY INDONESIA PALING PETJAH TAHUN INI!
Kesepuluh film ini membawa warna yang berbeda-beda dari setiap filmmaker. Roy Debashis mengatakan dalam wawancara premiernya di JAFF bahwa sepuluh film ini adalah harapan dari Vision+ untuk mengenalkan budaya lokal Indonesia melalui sebuah karya seni audio visual dan seni peran.
“Kami ingin mengenalkan budaya lokal. Itulah alasan kami menghadirkan Piknik Pesona untuk rilis ini,” kata dia di sela-sela penayangan film perdana di bioskop Empire XXI, Yogyakarta, Sabtu (26/11/2022). Roy Debashis menyebut nilai lebih dari Piknik Pesona ini terletak pada nilai budaya lokal Indonesia yang penuh dengan warna keberagaman cerita.
Apa yang Vision+ berusaha sampaikan menurut gue pribadi adalah sebuah ide dan gagasan yang brilian. Dengan mengumpulkan 10 filmmakers muda berbakat dari tanah air, gagasan mengenai pengenalan kebudayaan lokal kepada masyarakat luas memberikan sebuah warna yang berbeda dalam industri film kita.
Kendati sudah banyak film-film serupa yang berupaya juga mengenalkan kebudayaan lokal Indonesia, tetapi dengan mengumpulkan filmmakers dari tiap daerah adalah sebuah perbedaan signifikan yang nampak dalam kesepuluh film pendek ini.
Dinamika sosial budaya yang dialami oleh si pembuat film sendiri membuat sebagian penonton terpukau dan gue sendiri sesekali terhenyak dan membatin: “Ternyata ada ya budaya kayak gini!”.
Keberagaman budaya yang berusaha ditampilkan oleh para sineas muda tanah air kita ini adalah bagaimana sebuah keadaan yang di dalamnya para penonton disuguhi cerita ringan yang mengambil latar kehidupan sehari-hari hingga cerita unik yang sulit ditemukan.
Genre film yang disajikan bervariasi banget. Mulai dari cerita misteri hingga kisah haru yang mengundang air mata ada di Piknik Pesona.
Salah satu yang menjadi sorotan gue dalam antologi 10 film ini adalah pada film Pecel Chronicle garapan Gugun Arief yang menampilkan premis yang unik tentang seorang penagih utang atau debt collector yang berhadapan dengan seorang pedagang pecel.
Aspek visual dan penceritaan dalam satu lokasi warung pecel tersebut dikemas ala film-film cowboy plus pertarungan yang aneh bin nyeleneh.
Mengapa gue tertarik sama film ini juga nggak terlepas dari rasa ragu dalam diri ketika menontonnya. Bagaimana tidak? Dari sepuluh film yang ada, entah mengapa Pecel Chronicle seharusnya bisa dieksekusi dengan jauh lebih brilian kendati premis yang dibawa terasa menjanjikan. Belum lagi dengan segudang pertanyaan yang kemudian mengikuti di belakangnya yang menjadikan gue terus terang saja sedikit mengernyitkan dahi ketika film ini telah usai.
Piknik Pesona sudah bisa lo saksikan di jaringan OTT Vision+. Jadi tunggu apalagi? Sudahkah Anda menonton Piknik Pesona? (*/)