Movies

PERFECT BLUE: GELAPNYA DUNIA PUBLIK FIGUR YANG DIKEMAS DENGAN EPIK

Film Perfect Blue merupakan salah satu film produksi tahun 1998 yang masih populer hingga saat ini.

title

FROYONION.COM - “Apakah ini semua nyata?” Pertanyaan tersebut merupakan salah satu dialog yang menyayat hati dalam film animasi Perfect Blue. Kehidupan idol yang penuh ketenaran, memiliki banyak penggemar, dan terlihat bahagia, nyatanya terdapat sisi gelap di dalamnya yang begitu mengerikan.

Perfect Blue disutradarai oleh Satoshi Kon yang terkenal khas memiliki gaya penyutradaraan yang unik. Filmnya tayang perdana pada tahun 1998. Sangat jadul memang, tapi gue rasa film ini masih relate sampai sekarang.

Selain itu, Perfect Blue jadi salah satu dari deretan film animasi terbaik yang pernah diciptakan Satoshi Kon. Sampai-sampai  Perfect Blue––bersama Paprika (2006)––dianggap menginspirasi beberapa film Hollywood seperti Black Swan (2010) dan Inception (2010).

Perfect Blue menceritakan seputar gelapnya industri hiburan dari sudut pandang Mima Kirigoe sebagai karakter utama. Mima merupakan seorang idol dari grup bernama CHAM!. Selayaknya idol yang memiliki basis penggemar yang masif, begitupun dengan Mima.

Namun, Mima memutuskan keluar dari CHAM! karena ia ingin menggeluti dunia akting. Agensinya menganggap Mima berbakat untuk akting. Kesan karir yang begitu mulus itu tak tampak pada keseluruhan film, malah yang terjadi adalah sebaliknya: Mimpi buruk.

Mima dihadapkan pada tetek bengek kehidupan publik figur layaknya di dunia nyata. Jadwal syuting yang padat dari pagi sampai pagi, vibe yang harus ceria dan energik di depan umum, serta tuntutan tampil sesempurna mungkin.

Citra Mima sebagai idol pop sudah tertanam di kepala para penggemarnya. Ketika ia memutuskan untuk menjadi aktor lantas para penggemarnya tak terima dan bertingkah kelewatan dengan ada yang menjadi penguntit.

Hal ini tentu relate dengan dunia nyata, beberapa penggemar yang kelewat fanatik kerap melewati batas yang seharusnya sudah menjadi ranah privasi sampai tahap meneror yang membuat hidup si artis tak nyaman.

Perfect Blue bisa dibilang cukup melampaui zaman. Untuk film rilisan tahun 1998, film ini sudah menyinggung bahayanya internet di mana orang-orang bisa menjadi anonymous. Hal ini dapat dilihat saat Mima menemukan sebuah ‘fan page’ yang isinya membahas secara detail kehidupannya sehari-hari tanpa tau siapa pembuat 'fan page' tersebut. 

Hidup Mima perlahan berubah, dari banyaknya kematian orang-orang di sekitarnya, penguntit yang mengerikan, sampai tuntutan pekerjaan yang membuatnya harus melakukan adegan yang tak pernah terlintas dalam pikirannya, mengubah Mima dari perempuan yang cheerful, penuh positive vibe, dan percaya diri menjadi seseorang yang paranoid, murung, dan depresi. 

Disclaimer: Sebelum lanjut gue mau kasih WARNING!!! Buat yang hatinya rapuh mending saran gue lo bisa skip aja nonton film ini. Dan meskipun ini film animasi,   anak-anak nggak disaranin nonton ini 

BACA JUGA: MONSTER: ANIME UNDERRATED YANG BAKAL BAWA LO KE PERJALANAN SPIRITUAL

DIKEMAS EPIK 

Lo bakal rasain sensasi beda dalam memahami gelapnya industri hiburan. Perfect Blue nggak menceritakan gelapnya industri hiburan berbalut genre drama atau romance, tetapi psychological thriller yang bikin makin ngena.  

Lo bakal banyak melihat adegan-adegan yang disturbing. Seperti adegan gore yang memperlihatkan darah ke mana-mana atau adegan vulgar ketika Mima diminta melakukan adegan seksual untuk kebutuhan film.

Beberapa shot kamera bahkan kuat banget gambarin Mima yang perlahan demi perlahan mulai kehilangan jati dirinya dan membuatnya dihantui pada kegilaan.

Satoshi Kon nggak hanya sebatas memainkan sinematografi untuk membangkitkan empati penonton dengan memperlihatkan kondisi Mima yang dipenuhi kegilaan. Inilah keunikan teknik animasi yang digunakan Satoshi Kon.

Kon bakal membuat penonton merasakan apa yang Mima rasakan dengan transisi adegan per adegan yang absurd dan membingungkan. Lo bakal dibikin pusing dengan adegan demi adegan yang lama kelamaan bakal mengaburkan batas antara fantasi dan realita.

Simpelnya, seiring lo mengikuti film, melihat adegan per adegannya lo bakal bertanya “Ini cuman halusinasi aja apa beneran, nih?” 

Hal itu yang dirasain Mima setelah kehilangan jati dirinya. Perfect Blue juga emang membawa pesan tersirat soal konsekuensi yang didapat dari ketenaran yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Narasi dalam film akan mempertontonkan kita masalah kesehatan mental seperti depresi, personality disorder, dan schizophrenia

OverallPerfect Blue menarik banget buat ditonton. Lo betul-betul bisa merasakan gelapnya menjadi idol lewat gaya penyutradaraan Satoshi Kon yang out of the box

Untuk animasInya, lo gak perlu khawatir. Untuk film rilisan 1998, gue bisa bilang animasinya begitu ciamik dan nggak kaku-kaku banget. Animasi di-setting begitu melankolis sehingga penonton bisa meresapi kesedihan dan rasa depresi yang begitu dalam. Perfect Blue bisa disaksikan di Prime Video. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Pasthiko Pramudhito

Sedang belajar jadi Content Writer. Penggemar sepakbola dan pop culture.