Nadin Amizah emang selalu membawa makna yang dalam di setiap lagu dan penampilannya. Terlebih di konser ‘Selamat Ulang Tahun’ yang digelar dengan konsep teatrikal ini,Civs! Emosional parah deh!
FROYONION.COM - Sore kemarin (22/12) langit Jakarta memang mendung bahkan hujan deras begitu lama. Walaupun langit lagi nggak happy, tapi konser happy birthday alias ‘Selamat Ulang Tahun’-nya Nadin Amizah tetep terselenggara dengan lancar.
Dihadiri dengan begitu ramai sama para fans-nya Nadin di Lapangan Basket Indoor Gelora Bung Karno, konser yang membawakan lagu-lagu dalam album ‘Selamat Ulang Tahun’ kali ini beda sama penampilan Nadin yang sudah-sudah.
Memilih tanggal 22 Desember yang sekaligus diperingati sebagai Hari Ibu, Nadin khusus mempersembahkan konser ini untuk sang Bunda. Selain itu Nadin juga berani bereksperimen dengan mengawinkan seni teater dengan musik di konser ini.
BACA JUGA: MUDAHNYA JATUH CINTA DENGAN LAGU ‘MESRA-MESRAANNYA KECIL-KECILAN DULU’ OLEH SAL PRIADI
Begitu lampu dimatikan, penonton disuguhkan dengan suara detak jantung bayi dalam kandungan ibunya selama kurang lebih 10 menit. Lampu panggung berwarna merah yang nyala dan padam mengikuti irama detak jantung semakin membangun atmosfir yang menegangkan.
Kemudian pertunjukkan teater pun dimulai. Sosok ‘Bunda’ muncul dalam adegan ibu yang sedang melahirkan. Lewat adegan pembukaan inilah, Nadin bersama Sal Priadi sebagai Creative Director menganalogikan permulaan hidup manusia–dalam kasus ini, hidup Nadin.
Satu-persatu lagu Nadin bawakan dengan begitu elok selama satu setengah. Konsep teatrikal ini juga semakin menegaskan makna dari setiap lagunya. Contohnya saat Nadin membawakan lagu Mendarah.
Kalo dilihat dari lirik, lagu ini menceritakan tentang rasa kesepian yang dirasakan seseorang karena terpisah dengan orang yang ia cintai. Interpretasi orang-orang terhadap lagu ini bisa berbeda-beda, tapi lewat konser teatrikal ini Nadin menegaskan bahwa lagu ini dipersembahkan untuk sang ‘Ayah’.
Tapi sosok ‘Ayah’ ini cukup misterius. Di konser ‘Selamat Ulang Tahun’, Nadin menggambarkan sosok ‘Ayah; dengan wajah yang diselimuti cat hitam. Ia datang tergesa-gesa ke atas panggung sambil memanggil,”Kakak! Kakak! Minggir, aku mau ketemu anakku!”
BACA JUGA: RAYAKAN 3 TAHUN BERMUSIK, UN1TY GELAR KONSER TUNGGAL PERDANA
Di atas panggung, sosok ‘Ayah’ duduk di sebelah Nadin, menangis. Keempat penari yang merepresentasikan emosi yang berbeda-beda–senang, sedih, takut, dan marah–bergantian mengusap muka sang ‘Ayah’. Perlahan-lahan wajahnya mulai terlihat jelas. Masih sambil menangis, sosok ‘Ayah’ mengucapkan selamat ulang tahun ke Nadin.
Kalo menurut lo pengadeganan ini artinya apa, Civs? Bisa banyak arti yah. Tapi yang gue tangkep Nadin berusaha menyampaikan cerita hidupnya yang mungkin pahit–dan mungkin tadinya rahasia–secara intim kepada penggemarnya yang hadir.
Bagaimana Nadin mempersiapkan dan membungkus konsernya sedemikian rupa unik dan kompleks memberikan kesan tersendiri kepada para penggemar yang hadir. Ada yang terpukau, ada yang terus memeluk kekasihnya selama konser, ada juga yang menangis.
Bisa dibilang, konser ‘Selamat Ulang Tahun’ ini sukses bikin penonton jadi emosional. Citra Nadin yang sering dibilang sebagai icon cewek peri yang anggun nggak berubah. Hanya saja lewat penampilannya kali ini Nadin jadi sosok cewek peri yang lebih dewasa, seorang musisi yang punya warna.
Proficiat untuk Nadin! Kami tunggu karya-karyamu selanjutnya! (*/)