Movies

MEMBAYANGKAN AKHIRAT BERSAMA FILM AKHIRAT: A LOVE STORY

Film Akhirat: Love Story turut membuat penonton memikirkan tentang apa yang akan dilalui masing-masing kita di akhirat nanti. Dalam teaser yang dirilis, Adipati Dolken menanyakan, “Kalau pacaran beda agama begitu, nanti bakal ketemu di akhirat nggak, akhiratnya sama nggak?”

title

FROYONION.COMAkhirat: A Love Story merupakan film bergenre drama, romance, juga fantasi. Berkisah tentang Timur (Adipati Dolken) yang jatuh cinta kepada Mentari (Della Dartyan) yang berprofesi sebagai seorang ilustrator. Kombinasi kedua pemeran tersebut mengingatkan gue akan film Love for Sale 2.

Sutradara sekaligus penulis naskah film Akhirat: A Love Story adalah Jason Iskandar. Dalam film ini, Timur dan Mentari diceritakan memiliki tuntunan hidup yang berbeda. Diawali dengan dialog lucu di meja makan, ternyata hubungan Timur dan Mentari menyimpan banyak persoalan. Mentari atau yang biasa dipanggil “Tari” pun berasal dari keluarga yang strict.

Pada scene awal, penonton akan disambut dengan background musik yang bikin telinga nyaman. Dilantunkan juga alunan musik folk yang cukup membangun suasana. Dalam film ini, Jason Iskandar akan menggambarkan sebuah alam setelah kematian menjadi tidak begitu menyeramkan.

Akting keduanya bagus, gue suka banget. Pengorbanan satu sama lain dan adegan romantis di film ini, bikin gue berharap, semoga hubungan mereka sampai akhir film ini berakhir baik. Bagi ibunya Mentari, menjalin hubungan bukan hanya soal cinta, tapi perlu kesamaan, dalam hal ini: kesamaan agama. Akting Verdi Solaiman yang berperan sebagai Wang dalam film ini juga oke banget.

Timur dan Mentari menyembunyikan perihal hubungan beda agama ini dari orang di sekitarnya. Namun, sepandai-pandainya ditutupi, akhirnya akan terlihat juga oleh orang di sekitar mereka. Masing-masing tokoh kerap mendapat pertanyaan “Kapan menikah?” dari orang-orang di sekitarnya. Namun, Timur dan Mentari juga memiliki persoalan masing-masing perihal kuliah dan kariernya di usia yang saat itu seperempat abad.

Cinta yang mereka tampilkan satu sama lain di dalam film ini terlihat tulus. Namun, cobaan di dalam hubungan kian hadir, pertanyaan dari masing-masing kedua orang tua mereka kian membuat mereka berdua meragukan hubungan ini. Sempat mengira bahwa ini klise, awalnya. Lalu Jason Iskandar menghadirkan nuansa fantasi dalam film Akhirat: A Love Story ini.

CGI yang dihadirkan hanya seadanya, tapi tidak mengurangi esensi dari kenikmatan menonton film ini. Banyak hal sureal yang hadir di film ini. Film ini secara tidak langsung mengingatkan bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan; pasti akan terjadi. Kematian dalam film ini digambarkan sebagai hal yang tidak menakutkan. Terdapat scene yang menurut gue mirip betul sama scene yang terdapat pada film La La Land.

Beberapa tokoh malah mengatakan bahwa mereka mendambakan kematian. Tentunya dengan alasan yang beragam. Ada yang lelah dengan problematika dunia, ada juga yang merasa sudah cukup puas hidup di dunia. Berkali-kali film ini ngingetin kita perihal ditinggal dan meninggalkan. Betapa perpisahan selalu seringkali mengingatkan kita dari mana semua ini berawal. 

Ending-nya asli bikin kaget. Nonton ini sekaligus ngelatih perasaan kita, ke orang yang kita sayang. Mengingat-ngingat peran mereka di dalam hidup, juga mengajarkan betapa pentingnya sebuah kesan di saat perpisahan. Dalam film ini, cinta tidak sekadar membuat kita merasa hidup, bahkan literally membuat kita hidup.

Film Akhirat juga merilis video teaser yang menampilkan semua talent membicarakan akhirat berdasarkan persepsinya masing-masing. Pertanyaan seputar “apa yang akan kita lalui setelah kematian” dijawab satu per satu oleh talent. Film Akhirat: A Love Story kini sudah dapat ditonton di Netflix. (*/Photo credit: YouTube Base Indonesia)

BACA JUGA: PROSES KREATIF BACEP SUMARTONO, PENULIS NASKAH FILM PENDEK ‘TILIK’

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung