
Sepenggal lirik dari Nath tentang "berperang dengan diri sendiri" dalam lagu "Oh Dewasa” adalah representasi dari kehidupan kita, atau lebih tepatnya dari pikiran kita yang kontradiktif, yang saling bertentangan satu sama lain.
FROYONION.COM - Milisi Media, dalam ulasannya tentang lirik yang Nath tulis di bagian reff yang berbunyi "Oh dewasa, kini ku sering berperang dengan diri sendiri," menyatakan bahwa Nath sering mengalami perbedaan keinginan dan kebutuhan antar pikiran-pikiran yang terlintas di kepalanya, maupun perasaan yang ia rasakan.
Dalam lirik "berperang dengan diri sendiri" itu tersirat pikiran yang kontradiktif atau saling berlawanan satu sama lain. Dan Nath – oh sebentar, kita misalkan dulu pikirannya memiliki dua kemungkinan: jadi saya membayangkan bahwa dia menerima satu pikiran dan menolak satu pikiran yang lain, akhirnya dia berperang dengan diri sendiri.
Tapi itulah yang dialami kita juga.
Osho, mantan profesor filsafat di Universitas Jabalpur India, di dalam bukunya The Psychology of the Esoteric menyatakan bahwa pikiran pada dasarnya adalah hal yang kontradiktif. "Pikiran bekerja di kutub-kutub yang berlawanan," katanya. "Tetapi cara berpikir logis kita selalu memilih satu bagian dan menyangkal bagian yang lain."
Katakanlah misalnya pikiran kita memiliki dua kemungkinan situasi ini yaitu untuk menjadi marah atau menjadi diam. Osho mengatakan, "Jika kita bisa menjadi marah, itu bukan berarti bahwa pada kutub yang lain kita tidak bisa menjadi diam. Pikiran terus bekerja dalam kedua cara. Jika kamu bisa mencintai, kamu juga bisa membenci."
Jadi kita tidak menyangkal antara dua perasaan ini. Kita menerima keduanya karena itu bagian dari kita. Ketika kita menjadi "berperang dengan diri sendiri", itu hanya berarti bahwa kita menolak bagian lain dari diri kita sendiri.
Bagaimanapun, keinginan dan kebutuhan adalah dua hal yang memang berbeda. Kamu mungkin tidak tahu apa kebutuhanmu, sementara kamu mungkin tahu apa keinginanmu. Tapi keinginanmu belum tentu adalah kebutuhanmu.
Melihat topi keren yang dipakai temanmu, kamu mungkin menginginkannya. Tapi itu mungkin bukan kebutuhanmu. Kebutuhanmu mungkin adalah sepatu yang lebih baik.
Atau melihat temanmu sudah pada menikah, kamu mungkin ingin menikah juga dengan pacarmu. Tapi itu mungkin bukan kebutuhanmu juga. Kebutuhanmu mungkin justru adalah melajang dan memutuskan pacarmu secepat mungkin.
Maksud saya, "Mungkin sekarang kamu lagi sering ditantang untuk menyembuhkan diri sendiri di bidang relationship, sebelum akhirnya mengalami transformasi tertentu di tingkat batin. Tapi menyembuhkan diri dan transformasi batin itu bisa juga berarti mengharuskanmu untuk melepaskan hubungan-hubungan, di mana dalam hubungan-hubungan itu, kamu nggak bisa secara penuh mengeskpresikan dirimu sendiri. Ini juga sering berarti bahwa meskipun kamu sangat mencintai seseorang, kamu harus mengucapkan selamat tinggal, karena jalan batinmu membawamu ke tempat yang berbeda," kata Pamela Kribe, seorang penyembuh spiritual.
Tetapi lebih jelasnya lagi, apa bedanya antara keinginan dan kebutuhan?
Penulis buku Conversation with God, yaitu Neale Donald Walsch, memiliki jawabannya. Dia menyatakan bahwa "Itu dapat selalu kamu bedakan dengan sejauh mana kamu menjadi marah, ketika sesuatu hal yang kamu inginkan tidak terpenuhi."
Sepenggal lirik dari Nath tentang "berperang dengan diri sendiri" adalah representasi dari kehidupan kita, atau lebih tepatnya dari pikiran kita yang kontradiktif, yang saling bertentangan satu sama lain. Untuk satu saat pikiran kita bisa saja dipenuhi keyakinan, lalu saat berikutnya dipenuhi keraguan, lalu dipenuhi keyakinan lagi, lalu keraguan lagi.
Tapi apapun itu, jika kamu ingin mendengarkan lagu "Oh Dewasa"-nya Nath, kamu bisa mendengarkannya di semua digital streaming yang tersedia. Jadi, selamat mendengarkan ya, Civs.