Kalo biasanya film dibuat dari adaptasi buku, kali ini ada juga film hasil adaptasi game. Tapi bukannya memuaskan para fans game yang diadaptasi, justru malah menuai kritik. Kenapa ya?
Nampaknya di masa ini sangat mustahil jika kita enggak menemukan orang-orang yang gemar bermain game. Entah untuk sekedar mengisi waktu luang hingga bahkan kini menjadi lapangan pekerjaan bagi sebagian orang bersamaan dengan industri e-sport yang kini mulai ikut berkembang pula. Selain itu, kemajuan teknologi juga semakin membuat banyak sekali perusahaan pengembang game mulai menawarkan banyak sekali fitur menarik di game yang mereka buat, entah dari graphicnya maupun gameplay yang ditawarkan.
Lalu, bagaimana jika beberapa game yang mempunyai storyline yang baik, kemudian diadaptasi ke sebuah film? Apakah akan tetap menarik untuk di tonton?? Atau justru lebih baik memang sebaiknya cukup berhenti di sebuah game saja?
Setelah sukses dengan Marvel dan berbagai macam seri Spiderman, Tom Holland kini mendapatkan peran bermain di sebuah film terbaru dari Colombia Pictures yang di sutradarai oleh Ruben Fleischer dan ditulis oleh Art Marcum dan Matt Holloway. Mengisahkan tentang Nathan “Nate” Drake yang diperankan oleh Tom Holland merupakan seorang pemburu harta karun muda yang diketahui merupakan keturunan langsung dari penjelajah Inggris terkenal bernama Sir Francis Drake.
Pekerjaannya sebagai bartender di sebuah klub malam, akhirnya mempertemukannya dengan Victor “Sully” Sullivan yang diperankan oleh Mark Wahlberg untuk melakukan pencurian salah satu artefak kuno dari pelelangan yang merupakan salah satu kunci untuk menemukan harta karun yang hilang selama masa penjelajahan Ferdinand Magellan.
Selama proses pencarian harta karun, Nate dan Sully banyak sekali menemui hambatan, salah satunya ketika proses pencarian mereka, mereka harus berhadapan dengan komplotan Santiago Moncada yang diperankan oleh Antonio Banderas yang kejam. Dengan mengikuti banyak sekali petunjuk yang ditinggalkan oleh saudaranya yang telah lama hilang, Nate memulai petualangannya untuk menemukan harta karun Ferdinand Magellan yang entah berada di belahan dunia yang mana.
Dalam beberapa bagian di dalam film, Nate yang diperankan oleh Tom Holland ini memiliki kenangan yang begitu mendalam terhadap kakaknya yang menghilang. Banyak sekali petunjuk yang diberikan oleh kakaknya, membawa Nate kepada sebuah kebenaran yang perlahan-lahan mulai terungkap. Selain itu, berbeda dengan gamenya, di dalam film ini justru ditunjukkan proses bagaimana Nate memulai semua petualangannya. Yep, film ini seolah menjadi sebuah Prekuel bagi gamenya, dimana karakter Nathan Drake melalui petualangan pertamanya sebagai seorang pemburu harta karun bersama mentornya Sully.
Sayang seribu sayang, walaupun dalam seri gamenya Uncharted terbilang sangat sukses di pasaran dan mempunyai banyak penggemar. Ternyata, ketika akan diangkat ke layar lebar, Uncharted memakan waktu yang sangat lama dalam proses pengerjaannya. Proses pengembangannya sendiri membutuhkan waktu lebih dari satu dekade, sehingga seharusnya Uncharted menjadi film paling ditunggu-tunggu oleh para penggemar gamenya.
Akan tetapi, berdasarkan web review ternama seperti Rotten Tomatoes dan IMDb.com, Uncharted justru mendapatkan review yang buruk. Pada Rotten Tomatoes, Uncharted hanya mendapatkan bintang dua dengan rating hanya 40% sedangkan IMDb hanya memberikan 6,7/10. Hasil ini sangat tidak sepadan dengan proses pengerjaan serta biaya yang diperlukan dalam mengerjakan satu film debutan adaptasi game ini.
Barangkali menurut gue, pribadi film ini memang sedikit berbeda dengan kebanyakan film adaptasi lainnya, seperti dari pengakuan sang sutradara sendiri. Ruben Fleischer mengungkap bahwa Uncharted tidak mengadaptasi 100% gamenya, akan tetapi mengambil inspirasi dari berbagai elemen dari game yang berbeda. Ruben Fleischer, selaku sutradara menggabungkan elemen-elemen ikonik dari seri game yang ada tersebut untuk menghasilkan cerita yang berbeda dan baru.
Sehingga jangan mengharapkan sudut cerita yang setia berdasarkan sumber aslinya, karena jelas di sini terdapat beberapa perubahan yang cukup jauh berbeda dibandingkan gamenya. Sebagai contoh adegan aksi yang cukup ikonik film ini, yaitu ketika Nate bertarung di udara dari kargo yang jatuh dari pesawat, adegan tersebut diambil langsung dari game Uncharted 3: Drake’s Deception.
Sedangkan kilas balik Nate dan Sam di masa kecil ketika mereka masih tinggal di panti asuhan memanfaatkan sebagian besar alur cerita yang diambil dari Uncharted 4: A Thief’s End. Perbedaan yang cukup mencolok jelas terlihat adalah dari umur Nate yang tentunya jauh lebih muda dibandingkan dengan gamenya. Atau dari dari faktor fisik yang dimiliki Sully Sullivan yang tidak memiliki kumis ikoniknya sepanjang film ini diputar.
Barangkali hal ini juga yang membuat Uncharted justru mendapatkan review yang cukup buruk di mata penonton, mengingat banyak sekali elemen yang dimasukan dan justru di beberapa hal terlihat terlalu dipaksakan. Akan tetapi plot kisah yang sederhana serta pengemasannya yang memiliki tipikal film-film Indiana Jones dengan teka-teki dan lorong-lorong sempit ini, bisa dibilang cukup bisa menyelamatkan filmnya meski nampaknya tidak begitu banyak.
Beberapa adegan terasa kaku terutama dibagian baku hantam Nate dengan komplotan penjahat, belum lagi kondisi yang terlalu tidak masuk akal, justru membuat gue pribadi cukup sulit membedakan mana game dan mana film, mengingat apa yang gue tonton di bioskop tentu saja bukan sebuah adegan dalam game konsol.
Kendati demikian, mungkin lo semua perlu coba nonton film ini, karena barangkali apa yang gue rasakan dan gue saksikan bisa jadi justru memiliki penilaian yang berbeda dimata kalian, civilion. Apakah worth it menonton film adaptasi dari sebuah game? Silakan coba tonton sendiri aja deh. (*/)