Avatar 2: The Way of Water bercerita mengenai perjuangan Sully melindungi keluarganya. Risiko pindah spesies, jatuh cinta, dan pertanggungjawaban dengan pilihan-pilihan yang sudah dibuat di masa lampau.
FROYONION.COM - Nonton satu film aja sampe 3 jam 12 menit? Apa nggak membosankan?
Jawabannya nggak sama sekali!
Visualnya cakep, tema filmnya juga bagus, enggak kaleng-kaleng. Avatar 2: The Way of Water ini lebih ke drama keluarga, risiko pindah spesies, jatuh cinta, dan tanggung jawab dengan pilihan-pilihan yang sudah dibuat.
Sebelum bercerita lebih banyak mengenai Avatar 2, saya mau sedikit mengenang apa yang dirasakan dulu ketika menonton Avatar pertama di tahun 2009. Sulit rasanya melupakan perasaan takjub akan visualisasi yang indah tersebut. Belum lagi jalan ceritanya yang oke banget; cocok banget untuk ditonton oleh orang-orang yang pengen lari dari kenyataan hehe…
Kenapa begitu Ester? Soalnya, film Avatar keluaran tahun 2009 ini kan ceritanya memang tentang marinir lumpuh Jake Sully (Sam Worthington), yang ditugaskan ke Pandora sebagai persiapan menginvasi bumi.
Ternyata, selama menjadi avatar, Sully merasa lebih cocok hidup di Pandora. Alasan paling dasar adalah, di Pandora dia bisa kembali berjalan, berlari, kemudian suasana alam di Pandora yang jelas berbeda dengan bumi. Di Pandora, Sully seolah lahir kembali, menyatu dengan kehidupan yang serba seimbang, di mana semua makhluk hidup saling menghormati satu sama lain. Beda banget dengan di bumi kan, Civs!!!!
Terus, di Pandora, Sully ketemu dengan putri kepala suku, Neytiri (Zoe Saldana), jatuh cinta, dan akhirnya Sully membantu Neytiri and the gank menyelamatkan Pandora dari manusia bumi.
Nah, Avatar 2 ini, kalau dari persepsi saya ketika menonton, menjelaskan konsekuensi dari pilihan Sully di Avatar pertama. Ternyata, yang jadi musuhnya Sully di Avatar pertama, sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, kemungkinan kalau dia kalah, apa yang harus dilakukan. Dia sudah menciptakan avatarnya bersama tim, untuk digunakan melawan bangsa Na’vi.
So, di Avatar 2 membahas seputar balas dendam si karakter antagonis tersebut yang sudah berubah menjadi avatar. Kampung halamannya Neytiri diserang dong, kekacauan terjadi, banyak yang mati, belum lagi target sasaran yang ingin dihabisi adalah Sully dan anak-anaknya.
Untuk menyelamatkan keluarganya, Sully pun bermigrasi ke kampung lain. Kampung yang jelas berbeda dengan tempat tinggal mereka. Sully, istri, dan empat anaknya pun tinggal di laut.
Di sini letak menariknya, kalau di Avatar pertama kan kita menikmati pemandangan hutan yang menakjubkan banget, para suku Na’vi berlompatan ceria, hewan-hewan ajaib yang enggak ada di Ragunan, hewan kecil seperti ubur-ubur beterbangan; cantik sekali!
Di Avatar 2, kita disuguhi pemandangan bawah laut yang enggak ditemukan di Raja Ampat; lebih cantik dan ajaib! Sungguh 3 jam 12 menit yang nggak sia-sia! James Cameron nggak hanya menceritakan pengalaman intrik Sully dan musuh bebuyutannya, tembak-tembakan, kejar-kejaran, panah-panahan. Cameron baik banget deh!
Sebelum berantem, penonton menikmati dulu suasana bawah laut, cerita adaptasi Sully dan keluarga di laut itu bagaimana, kelucuan anak-anaknya, pokoknya memanjakan mata dan emosional banget! Baru deh, setelah puas kita melihat kehidupan bawah laut yang asoy, Cameron kembali memberikan adegan-adegan perkelahian yang menantang.
Overall, Avatar 2 ini bagus sih…ya iyalah bagus, butuh belasan tahun buat Cameron menyelesaikannya. Temanya juga oke sih…yang sebenarnya kalau kita mau digging lebih dalam, yaitu ketamakan manusia.
Awal mula manusia bumi datang ke Pandora kan memang mau menginvasi Pandora, karena bumi sudah rusak. Penduduk bumi perlu tempat tinggal baru, dicarilah alternatif lain, sampai akhirnya ditemukan Pandora.
Di Avatar 2, isunya bukan soal invasi manusia saja, tapi perburuan hewan yang dilindungi bernama Tulkun. Tulkun ini hewan laut pintar yang susah untuk mati dan cinta damai. Bahkan kepintaran Tulkun melebihi manusia. Bedanya, Tulkun nggak tamak kayak manusia dan nggak suka kekerasan. Tulkun diburu untuk diambil sel otaknya yang konon bisa diolah untuk memperpanjang usia manusia.
Kalian kudu nonton deh, Civs! Tapi, semoga saja film ini nggak cuma jadi hiburan semata ya. Untuk memanjakan mata, berangan-angan, sebab lebih jauh lagi, film ini mengupas mengenai bagaimana bobroknya manusia.
Kalau kita hubungkan ke kehidupan nyata, real life-nya kita, berapa banyak penambangan yang dilakukan mengabaikan keselamatan warga sekitar. Belum lagi pembalakan hutan, menguras sumber daya alam di laut, manusia jahara banget lho!
Supaya esensi dari menonton Avatar 2 ini dapet, coba deh kita refleksikan ke diri sendiri dan sekitar. Jangan-jangan kita juga bagian dari korporasi perusakan alam dan makhluk hidup lain?
Duh, berat banget ya kayaknya, mau ceritain pengalaman nonton Avatar 2 aja, bawa-bawa ke masalah lingkungan hidup! (*/)