Movies

ANIME BLUE LOCK TUNJUKKAN JEPANG BUTUH SOSOK SEPERTI LIONEL MESSI

Boleh jadi nama-nama seperti Lionel Messi, Christiano Ronaldo, dan Neymar Junior akan menjadi legenda sepak bola nantinya. Yah, anime Blue Lock juga menyebut mereka sebagai striker individualis yang selalu bertanding untuk menang. Timnas Jepang udah solid tanpa sosok seperti mereka, tapi timnas Jepang selalu kalah di momen-momen puncak bukan?

title

FROYONION.COM - Sudah sejak lama anime digunakan Jepang sebagai sebuah gambaran impian. Setidaknya, anime itu menjadi wujud keinginan masyarakat Jepang yang terlanjur gak didapetin di dunia nyata. 

Misalnya, mata yang lebar, tubuh yang tinggi, sampai-sampai dada perempuan pun harus besar. Kebanyakan masyarakat Jepang nggak bisa dapetin tubuh ideal yang tampak kayak gitu. Makanya, anime jadi jalan ‘kabur’ agar semua itu bisa terwujud.

Selain itu, anime juga menjadi sebuah tonggak keyakinan masyarakat Jepang dalam mewujudkan produk masa depan. Animasi dan manga Doraemon misalnya, telah memberikan gambaran adanya sebuah Artificial Intelligence yang bisa mewujudkan apapun, menjawab semua kebutuhan, bahkan sampai menciptakan segala alat yang sebenarnya manusia biasa pun bisa melakukannya. 

Memang gila sih, masyarakat Jepang sudah tidak berada dalam perkembangan 4.0, tetapi 5.0, yang kurang lebih menerapkan keberadaan ‘Doraemon-doraemon’ dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA: REKOMENDASI 5 ANIME BUAT LO TONTON DI LIBURAN AKHIR TAHUN

Dalam sebuah video sosial komersil yang diterbitkan sekelompok ilmuwan Jepang pada tahun 2015, masyarakat Jepang sudah bisa melakukan diagnosis dini terhadap penyakit apapun yang diderita tanpa perlu datang ke rumah sakit. 

Cukup dengan melakukan scanning di depan layar gawai, laptop, ponsel pintar, ataupun beragam jenis tablet, mereka langsung terkoneksi dengan sistem rumah sakit dan para dokter yang bertanggungjawab. 

Video itu juga menunjukkan datangnya kurir berupa sepeda motor berbentuk lingkaran penuh yang berjalan tanpa pengemudi. Sepeda motor itu mendatangi rumah pasien yang melakukan scanning dan obat pun datang tanpa perlu ke rumah sakit ataupun mengambil ke apotek.

Nah, yang begini ini selalu diwujudkan Jepang sebagai impian yang bukan sekadar tong kosong nyaring bunyinya. Sama halnya dengan sepak bola, sejak kekalahan Jepang di fase 16 besar Piala Dunia 2018, federasi sepak bola Jepang menargetkan 20 tahun mendatang sebagai waktu yang tepat untuk Jepang memenangkan Piala Dunia. Kita hitung dan tunggu ya! Waktu ini setara dengan kemungkinan penyelesaian manga hingga anime Blue Lock.

Anime ini menyoroti tokoh bernama Isagi dalam sebuah final penyisihan kompetisi nasional yang sudah menggiring bola sampai depan gawang musuh. Ketika itu ia dihadapkan pada dua pilihan, yakni melakukan tembakan langsung ke gawang yang masih menyisakan satu kiper atau mengumpan ke rekan timnya yang sudah berlari sejajar dengannya. 

Pelatih tim Isagi berteriak di pinggir lapangan, “Satu untuk semua, dan semua untuk satu! Ingat kemenangan Jepang adalah persatuan!” membuat hati Isagi goyah untuk mengambil keputusan. Dalam sepersekian detik Isagi pun memutuskan untuk mendengar teriakan pelatihnya dan memberikan umpan kepada rekan timnya. 

Pria berjambul tinggi yang menerima umpan Isagi melakukan tembakan tanpa pengawalan pemain belakang ataupun penjaga gawang tetapi dengan kondisi yang sudah sangat nyaman itu, bola justru membentuk tiang dan keluar lapangan. Peluit panjang ditiupkan dan mimpi Isagi untuk melaju ke tingkat nasional bersama timnya harus gugur hari itu juga.

Peristiwa ini membangkitkan ‘monster individualis’ dalam diri Isagi. Monster itu mengantarkan Isagi untuk mengikuti sebuah seleksi striker timnas muda Jepang dalam sebuah wadah bernama Blue Lock. Wadah berbalut teknologi canggih yang didukung oleh kalkulasi Artificial Intelligence itu bermaksud untuk mencari pemain-pemain yang mampu memproses dirinya sebagai striker sejati. Setidaknya, begitulah yang diharapkan Jinpachi Ego, ilmuwan jenius di balik pembangunan fasilitas Blue Lock.

Dari nama ilmuwannya (Ego) aja udah terkesan egois loh, Civs! Ini kalau dipanjangin dikit aja udah jadi “egois” ya. Memang begitulah konsepnya. Bagi Ego, tindakan Isagi di menit akhir pertandingan sebelum bergabung dalam fasilitas Blue Lock adalah kebodohan. 

Striker sejati selalu mengincar gol dalam posisi menendang tersulit sekalipun. Dari sinilah nama Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar Junior mulai digaungkan—terutama Messi sih! Sosok Isagi sendiri digambarkan sebagai sosok Messi yang memulai kebangkitannya di Negeri Sakura. Sebentar ya, sebelum ke situ, kita juga harus kenalan sama program Blue Lock nih.

Blue Lock punya mimpi setidaknya menciptakan 5 striker yang haus gol dan mampu berpikir secara individualis. Kenapa kok begitu ya? Bukannya sepak bola itu permainan tim? 

Coba kita ingat sedikit bagaimana Lionel Messi bermain, ia seperti alien yang mampu bergerak dari segala arah ke segala arah yang tak terduga. Bahkan, ketika ia berlari dan menggiring bola, rekan-rekan timnya memilih untuk tidak menghalangi jalur berlari Messi dan memposisikan diri ke area lapangan yang memungkinkan untuk dimanfaatkan Messi. 

Jepang nggak punya striker yang punya insting seperti ini, makanya Ego muncul untuk memperlihatkan kembali proyeksi 20 tahun di masa mendatang sejak 2018 silam, apakah nantinya akan muncul juga sosok Lionel Messi di Jepang dan membuat negeri matahari terbit itu memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Lalu, kok bisa Isagi digambarkan sebagai Messi yang mulai bangkit? Messi punya kemampuan pemahaman spasial dan insting pencetakan gol. Dengan pemahaman spasial Messi itu kayak penyihir yang punya mata di atas lapangan, terutama di daerah lawan. 

Ia bisa tahu siapa yang sedang akan berlari dari mana dan akan ke mana. Yang kayak gini ini kadang dimanfaatin Messi agar timnya bisa mendapatkan poin. Pemain yang sering ngerasain ini tuh Daniel Alves dan Jordi Alba. 

Dua pemain belakang itu sering dapat umpan kaget dari Messi di sisi samping kanan atau kiri lapangan. Dapat umpan kayak gitu langsung ditendang, eh jadi gol. Kalau dilihat-lihat bukannya yang begini ini udah kayak kerja sama tim ya? 

Bisa dikatakan iya, tapi banyak enggaknya. Messi hanya mengumpan karena ia tahu itu peluang terbaik untuk mendapatkan gol. Kalau kita ingat-ingat lagi pertandingan Barcelona melawan Athletic Bilbao di tahun 2015 lalu, umpan kayak gitu nggak ada, Civs! 

Messi menyisir pinggir lapangan sendirian, memotong jalur menjelang kotak penalti, dan melakukan tendangan di antara 5 kaki pemain Athletic Bilbao dan Luiz Suarez. Normalnya tendangan begini gak mungkin gol, eh lha kok bisa gold an jadi salah satu momen legendaris dari La Pulga.

Balik lagi ke Isagi ya, Civs! Dalam beberapa kesempatan, Isagi ini bisa melihat seluruh lapangan kayak Lionel Messi dan setiap hal ini terjadi Tim Z tempatnya berlatih di Blue lock selalu mendapatkan poin. 

Nah, sosok Isagi dalam anime Blue Lock yang ‘kesurupan’ kemampuan Lionel Messi inilah yang bagi Ego dibutuhkan oleh timnas Jepang 20 tahun mendatang terhitung sejak tahun 2018. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hamdan Mukafi

Selamanya penulis