
Setelah sukses digelar di beberapa kota, Ujung-Ujungnya Dangdut (UUD) Festival akhirnya diselenggarakan di Jakarta dan berhasil menarik anak-anak muda untuk bergoyang bersama.
FROYONION.COM – Saat ini, perkembangan skena musik lokal sedang berada di puncaknya. Sekian banyak musisi dari beragam sub-genre musik mulai naik daun dan masyarakat–terutama Gen-Z–tampak berlomba-lomba dalam menikmati sajian musik yang anti mainstream, alias tidak cukup familiar oleh khalayak umum.
Jika dianalogikan, fenomena ini seakan-akan seperti mendengar musik/band yang didengar oleh ‘hantu’ seperti yang diucapkan oleh rapper Basboi dalam salah satu obrolan bersama Haris Franky di Frodcast tahun lalu.
Namun, di sisi lain, point of interest mayoritas Gen-Z dalam mendengarkan musik masih ada dalam ‘koridor’ yang cukup umum, malah cenderung bergerak ke arah yang sangat ‘lokal’.
Salah satu buktinya adalah pagelaran festival musik bertajuk Ujung-Ujungnya Dangdut (UUD) Festival Jakarta, yang diselenggarakan pada 1 Juli 2023 di Beach City International Stadium, Jakarta.
Seperti namanya, Ujung-Ujungnya Dangdut menghadirkan beragam musisi ber-genre musik dangdut. Beberapa nama besar yang menjadi pengisi festival ini adalah Rhoma Irama, Denny Caknan, Lala Widy, Yulienka, Aldi Taher, hingga metahuman Lav Caca.
Tidak hanya sederet musisi dangdut, UUD juga dilengkapi oleh line-up musisi lintas genre seperti NTRL, Ardhito Pramono, Okaay, dan Mekar Disko.
Dengan diadakannya festival musik dangdut di Jakarta, di tengah gempuran musik-musik dari berbagai genre yang belum pernah kita dengarkan sebelumnya, lalu, apakah semuanya festival ini dapat dinikmati oleh anak muda?
Jawabannya, UUD sangat bisa dinikmati oleh anak muda, terutama oleh Gen-Z. Alasannya, UUD Festival bisa dibilang mampu menjadi ‘puncak’ dari ketertarikan generasi muda terhadap musik ‘dangdut koplo’ yang populer dalam kurang lebih 5 tahun ke belakang.
Dangdut koplo, seperti yang diketahui, memang sedang naik daun di kalangan Gen-Z. Kehadiran musisi seperti Feel Koplo, Prontaxan, dan Club Dangdut Racun yang dipelopori oleh Gen-Z menjadi ‘katalisator’ atau mempercepat proses pengenalan dangdut (serta dangdut koplo)–musik yang sangat lokal dan kerap dipersepsikan sebagai musik generasi tua–kepada pendengar yang jauh lebih muda.
Contohnya, kehadiran musisi seperti NTRL–band ber-genre rock–yang nyatanya membawakan lagu dengan aransemen dangdut, juga Ardhito Pramono yang turut membawakan aransemen dangdut dalam lagu-lagunya mampu ‘menyihir’ generasi muda yang menghadiri UUD Festival untuk lebih menikmati dangdut dalam kehidupan mereka.
Perlahan-lahan, stigma musik dangdut yang hanya bisa dinikmati oleh generasi tua perlahan luntur, dan hal yang sebaliknya malah terjadi. Anak muda jadi semakin menikmati musik dangdut, dan khususnya di UUD Festival Jakarta kemarin, khalayak ramai menunggu kehadiran sosok Denny Caknan di atas panggung.
Jadi, tak heran festival yang dikhususkan untuk musik dangdut ini ternyata ramai ditonton dan dinikmati oleh generasi muda. Karena dangdut serta dangdut koplo bukan sesuatu hal yang ‘nggak anak muda banget’, bahkan, mayoritas penonton yang hadir dalam UUD Festival Jakarta pun memang diisi oleh Millenial dan Gen-Z, dan mereka semua asyik bergoyang saat musisi dangdut naik dan tampil di atas panggung.
Nampaknya, fenomena yang dikenal dengan ‘dangdut wave’ atau ‘koplo wave’ ini akan awet bertahan di telinga generasi muda berkat semakin banyaknya musisi-musisi representatif di genre dangdut. Mereka sukses mengajak kita semua untuk bangga dan ikut memajukan musik dangdut yang identik dengan kelokalan agar semakin diterima di ‘kolam’ yang lebih luas lagi. (*/)