Music

TIGAPAGI: KONSER 10 TAHUN ROEKMANA’S REPERTOIRE

Tigapagi dan para kolaborator memukau penonton dengan pertama kalinya membawakan seluruh lagu dalam album Roekmana’s Repertoire.

title

FROYONION.COM - Tigapagi unit kelompok ensemble akustik asal Bandung yang dibentuk pada tahun 2005 ini, kini beranggotakan Sigit Pramudita (gitar dan vokal), Prima Dian Febrianto (gitar), Indra Kusharnandar (keyboard, synth, piano), Achmad Kurnia (cello), dan Sekaranggi (vokal dan synth). Baru saja mengadakan konser 10 tahun album pertama mereka yaitu Roekmana’s Repertoire yang didampingi Demajors pada sabtu 30 September 2023, bertempat di De Majestic Bandung.

Band mitos yang satu ini memang baru saja hadir kembali ke permukaan semenjak hiatus beberapa saat, mereka sempat memberi bocoran terkait album kedua dalam laman Instagram @tigapagimusic dan tak lama mengadakan latihan intim dengan mengundang para penggemar secara terbatas pada Juli lalu di Cimahi. Hingga akhirnya acara perayaan album ini terwujud mereka terhitung hanya melakukan 2 kali konser tahun ini, yaitu pada helatan Keukeun dan Synchronize Fest.

TAK MAU SERING TAMPIL

Press Conference bersama Tigapagi
Press Conference bersama Tigapagi (Foto: Dok. penulis)

Pada konferensi pers yang dimulai sebelum acara utamanya, tiap personel sempat berbincang dengan para awak media mengenai konser tersebut. Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh kawan media yang hadir pada saat itu, salah satunya adalah mengenai kabar album ke-2 mereka dan keberlanjutan mereka di kancah musik tanah air. 

Terkait album ke-2 mereka Sigit mengatakan belum bisa memberitahukannya lebih lanjut tapi yang pasti ke depannya dengan formasi baru ini, membuat Tigapagi bisa menciptakan kolaborasi yang lebih matang dari kemampuan antarpersonel. Sigit juga menambahkan tidak menutup kemungkinan akan melakukan kolaborasi bersama seniman lainnya pada album ke-2 nanti.

BACA JUGA: REKOMENDASI 3 PASAR THRIFTING FAVORIT DI BANDUNG!

Lalu ketika disinggung tentang frekuensi manggung Tigapagi di masa mendatang, ia hanya bercerita santai bahwa dirinya kurang minat untuk sering tampil dalam kegiatan konser. Meskipun begitu ketika ditanya oleh MC, Sigit tidak bisa memberi jawaban pasti dan mengatakan dengan formasi yang diperkuat saat ini bisa dilihat saja situasi kedepannya nanti.

Sigit sedikit menyinggung tentang Indra personil lama yang sempat hengkang sebelumnya kini kembali menjadi bagian keluarga Tigapagi, juga bercerita terkait bergabungnya Sekaranggi sebagai vokalis. Dikatakan sebelumnya Sigit ditawari menjadi produser musik untuk Sekar oleh rekannya, namun karena dirasa memiliki kesamaan dalam warna musik antara Tigapagi dan Sekar maka Sigit terbesit untuk merekrutnya agar ia bisa fokus menulis lirik di tengah kesibukannya saat ini. 

Diantara obrolan pada sesi konferensi pers selain gurauan ada beberapa pertanyaan penasaran  yang dilontarkan dari para jurnalis, di sela obrolan ini dengan sedikit bercanda para personil mengatakan lumayan grogi untuk menampilkan buah hati mereka pada malam itu. Bahkan menurut personil lain justru Sigit-lah yang paling grogi karena dalam set nanti dia akan berada di belakang ditutupi formasi dari para pemegang instrumen didepannya.

DIMULAINYA KONSER PERAYAAN BUAH HATI DARI TIGAPAGI

Penampilan Tigapagi dan Rendi M Jamhur dalam Konser 10 Tahun Roekmana’s Repertoire
Penampilan Tigapagi dan Rendi M Jamhur dalam Konser 10 Tahun Roekmana’s Repertoire (Foto: Dok. penulis)

Antusiasme penonton yang datang terlihat ketika memasuki venue, dengan sedikit demi sedikit memenuhi kursi dari depan hingga belakang. Penonton pun kian riuh saat para personil naik panggung, perbincangan di press conference pun seakan diamini. Terlihat Sigit dan Sekar berada di posisi belakang dan jarang tersorot lampu dengan dikelilingi regu Orkestra dan personil lainnya di sisi kiri dan kanan. 

Para personel tampil dengan pakaian hitam putih, tanpa alas kaki, ditambah tata lampu yang menawan, visual yang bergantian mendukung tiap lagu saat dimainkan, juga penataan set yang diselubungi kain merah cukup menggambarkan betapa kelamnya tiap track dari album tersebut namun dibawakan dengan megah dan magis. Memberikan perasaan merinding sekaligus terpukau sepanjang konser berjalan.

Penampilan Kolaborator dari kiri ke kanan: Bilal Indrajaya, Ida Ayu Paramita, Ajie Gergaji
Penampilan Kolaborator dari kiri ke kanan: Bilal Indrajaya, Ida Ayu Paramita, Ajie Gergaji (Foto: Dok. penulis)

Konser dibuka dengan lagu Alang-Alang yang merupakan track pertama dari album Roekmana’s Repertoire, pada lagu ini Bilal Indrajaya-lah yang menjadi Kolaborator. Penggalan lirik “Anakku hilang tak kembali” sedikit memberi perasaan merinding ditambah sentuhan visual yang menyoroti area stage berupa langit senja yang memuram seakan hal tragis berlawanan dengan instrumen mendayu nan indah yang dibawakan Tigapagi, Ciamik!. 

Ketika Alang-Alang selesai tibalah kolaborator lainnya, Ida Ayu Paramita yang bernyanyi pada lagu “Erika”. Lagu yang disuguhkan dengan penampilan live sungguh memukau, karena membuat suasana yang dibangun kian intim. lirik dan lagu tersebut cukup menyayat disetiap lantunannya, pada lirik “Erika you are the one, who will always be mine”. Petikan gitar dan nada pentatonis yang mengalun sepanjang lagu terasa begitu hangat ketika lagu ini dibawakan.

Satu demi satu lagu dijahit sedemikian rupa hingga tibalah “S(m)unda” dibawakan menjadi bridging menuju lagu “Yes we were lost in our hometown” terdengar begitu syahdu sepanjang awal hingga akhir. Vokal pada lagu ini diisi oleh Sigit dan Sekar seakan menjadi perpaduan sempurna, hingga tak lama akapela berkumandang yang menjadi penanda penghujung lagu tersebut dan mulai memasuki track selanjutnya yaitu “Batu Tua”. 

Setelahnya “Sorrow haunt”, “Heufkeun”, dan “Tangan hampa kaki telanjang” dibawakan Tigapagi hingga usai, permainan yang terus bergulir dari satu lagu ke lagu lainnya berurutan sungguhlah mulus nan ajaib!

Penampilan Sigit dan Sekar
Penampilan Sigit dan Sekar. (Foto: Dok. penulis)

Dipertengahan konser tiba-tiba diputar video dari berbagai pelaku musik yang mengapresiasi tentang album Roekmana’s Repertoire ini. Diantaranya ada Delphi (Dongker), Ildo (Perunggu), Rizal (The Panturas), David Tarigan (Irama Nusantara), Firza “Ade” Paloh (Sore), dan banyak musisi lainnya.

Sembari diiringi lagu “Sembojan” yang diputar berbarengan, layar video menampilkan masyarakat desa melakukan kegiatan sehari-hari. Tampak petani sedang bekerja di ladang dan sawah, kegiatan menanak nasi, dan lainnya. Dari yang penulis tanggap atas gimik ini mungkin Tigapagi ingin membebaskan interpretasi audience tentang audio dan visual yang mereka sajikan.

Setelah itu maka dilanjutkanlah lagu “Pasir” sebagai track berikutnya, vokal pada lagu ini diisi oleh Monica Hapsari, berbeda dengan lagu aslinya yang dibawakan oleh Cholil vokalis dari Efek Rumah Kaca. Sayangnya malam itu ucap Sigit pada sesi konfrensi pers Cholil berhalangan hadir. 

Monica menuntaskan lagu ini dengan perasaan ngeri yang membekas selama “Pasir” dibawakan, lagu tersebut berhasil dituntaskan dengan memukau lalu ditutup oleh lampu yang kian memudar pertanda track selanjutnya siap dimainkan. 

Penampilan Danilla sebagai kolaborator
Penampilan Danilla sebagai kolaborator (Foto: Dok. penulis)

Tak lama berselang tibalah siluet wanita di kanan panggung, hingga lampu mulai menyorot dan Danilla Riyadi sudah diatas panggung mulai menyanyikan 2 lagu di antaranya “Vertebrate Song” (The Maslow) dan “Happy Birthday”. Hal yang ada di benak penulis adalah Danilla akan menyanyikan lagu dengan vokal yang lembut dan indah seperti kolaborasinya dengan Tigapagi pada lagu “Tidur Bersama”. 

Namun, nyatanya 2 lagu itu dibawakan dengan suara agak berat dan pembawaan yang pelan cukup membuat suasana merinding seketika. Konser berlanjut dengan Rendi M Jamhur naik menjadi pengiring untuk lini Bass pada sesi konser malam itu, Tigapagi membawakan lagu “The Way”. Sentuhan bass Rendi yang beriringan dengan instrumen yang dimainkan cukup solid dan suaranya memenuhi venue De Majestic malam itu.

Tersisa 2 lagu terakhir yaitu “The Rode Slaapkamer”, diiringi sajak yang diutarakan oleh Kidung Paramadita. Improvisasi penampilan live yang luar biasa tersaji menjadi lagu yang cukup singkat namun dibawakan dengan lantang dan cukup berbeda dari versi aslinya.

Hingga tiba pada penghujung acara dibawakanlah “Tertidur”, dengan penampilan Ajie Gergaji dari The Milo sebagai kolaborator pada vokal dan gitar. penulis cukup terpukau dengan kolaborasi antar instrumen untuk lagu penutup ini. Bagaimana tidak, suara gitar dan instrumen orkestra lainnya bergantian sembari bersahutan memberi pengalaman menakjubkan dalam menikmati album Roekmana’s Repertoire secara penuh. Lagu berlanjut hingga akhir dan para personil pun mengucap terimakasih lalu bubar untuk melanjutkan sesi legalisir album yang berada di lorong menuju arah keluar gedung.

Sekali lagi penampilan pertama Tigapagi membawakan satu album penuh pertama mereka secara langsung, di depan para pendengar setianya ini cukup mengobati kerinduan akan penampilan Sigit dan kawan-kawan. Ke depannya mari kita tunggu album ke-2 mereka dan sembari berharap Tigapagi jadi lebih sering manggung. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dikok

Peduli apa terjadi, Terus berlari tak terhenti.