Music

THE COTTONS NIKMATI ENERGI PENONTON JOYLAND FESTIVAL DI HARI KETIGA

The Cottons, unit musik yang baru berumur satu tahunan lebih, semenjak panggung pertamanya, baru menyelesaikan festival musik besar ketiganya, yaitu Joyland Festival Jakarta 2024.

title

FROYONION.COM - Anomali dari The Cottons datang dengan ke-tidak-pernah-bosan-an menonton set mereka. Set pendek yang hanya dengan hasil beberapa nomor di album pendek “Harapan” tidak pernah membuat penonton bosan.

The Cottons mengantongi pengalaman yang datang dari banyak panggung. Mulai dari gigs kecil, hingga panggung semi-besar milik festival ternama. 

Panggung pertama mereka adalah Paguyuban Crowd Surf, yang mereka akui sebagai panggung paling berkesan tahun ini. 

Dari situ, berbagai pintu rezeki terbuka hingga akhirnya mereka tampil di panggung Lily Pad, Joyland Festival 2024 kemarin. 

Di tengah guyuran hujan kecil, namun awet, yang turun di Minggu sore (24/11), energi penonton yang nggak habis berbalas dengan lantunan musik oleh Jezkul dan Keko.

The Cottons Joyland Festival 2024
Potret panggung The Cottons di Joyland Festival 2024. (Foto: Froyonion/Grace Angel)

Dalam kesempatan yang sama, Froyonion.com juga berkesempatan mengobrol pendek bersama Jezkul dan Keko, sepasang pasutri yang namanya tenar setahun belakang karena trilogi lagu Harapan, yang selalu bisa membuat penontonnya bernyanyi lantang sambil bersedih.


Q: Apa yang jadi highlight The Cottons di tahun 2024?

A: Highlight tahun ini, pastinya datang dari pengalaman pertama kali manggung di acara Paguyuban Crowd Surf, karena itu panggung pertama kami dan semua teman kami hadir. Bahkan yang nggak kami kenal pun banyak yang menonton dan ikut bernyanyi.

Q: Gimana rasanya bisa tampil di 3 festival besar di tahun ini (Pestapora, Synchronize Festival, dan Joyland Festival)?
A: Aduh! Hahaha, bersyukurlah kami di tahun ini bisa rilis ‘Harapan’ dan dapat tiga festival yang konon katanya terbesar, pastinya nggak nyangka banget! Di setiap festival, penontonnya ngasih energi yang luar biasa. Itu jelas jadi pengalaman yang sangat luar biasa. Dari penontonnya tadi (di Joyland Festival), kami juga ngerasa seru banget! Cocok di cuaca sore dan langit mendung.

Q: Citra seperti apa sih yang pengen kalian buat sebagai band?

A: Hadu apa ya? Hehe. Sebenarnya kalau ngomongin branding, kami lebih ingin seperti band pop pada umumnya aja, lebih ke arah biar semua orang bisa relate. Nggak harus dari salah satu scene aja yang denger kami.
Karena kami juga bikin musik jujur gitu, dan bisa dibilang ringan. Menurut kami brandingnya bisa untuk semua orang. Jadi band pop yang baik aja pokoknya!

Q: Baru-baru ini The Cottons juga muncul dalam rilisan terbaru Swellow, seperti apa proses kreatif yang mereka lewati bersama uwak-uwak (paman dalam bahasa Sunda) dari Swellow?

A: Ah itu mah simple! Hahaha nggak nggak~ Jadi waktu itu kami dihubungin sama Pram manager-nya Swellow ‘Ayo bikin sesuatu yuk’. kami sih cuma bisa jawab ‘Ayolah gas!’, karena Swellow juga salah satu band favorit kami berdua, beneran ya ini nggak peres, Hahaha.

Q: Butuh berapa kali draft sampai akhirnya materi dari ‘kamera’ dan ‘lagu’ itu rampung?

A: Justru draft-nya banyak dan lama di pikiran kami aja, jadi ada kali selama 2 bulan, setelah dikirim file dari Swellow. Kami agak lama meresponnya, nunggu hasil semedi dulu di pikiran nentuin yang mana yang enak.

Sampe akhirnya di akhir kami langsung rekam draft final di kepala dan mereka merespon ‘Keren!’. 

Dan, mungkin kenapa lama karena Swellow dan The Cottons kan karakternya berbeda nih. Jadi kami mikir gimana caranya bisa ngeblend dua band ini tanpa salah satu lebih berat porsinya, supaya ngeblend secara maksimal. Jadi itu juga yang bikin lama, karena nggak mau berlebihan tapi jangan terlalu sepi juga.

Q: Terakhir, apa harapan kalian dalam bermusik?
A: Nggak ada sih, pinginnya bikin musik terus yang baik aja! Kalau ditanya pengen kolaborasi sama siapa, bingung juga yah karena kami nggak terlalu bonding sama banyak band (alias agak introvert). Kami merasa perlu adanya bonding dulu sampai akhirnya bisa bikin musik bareng.

Karena kan kalau ngomongin proses kreatif kami perlu bonding, nah hal-hal seperti itu yang bikin kami gak bisa terlalu cepat nempel ke mana-mana gitu.

Tapi kalau ditanya pengen kolaborasi sama siapa, kami pengen sama Candra Darusman mungkin ya, atau Hyukoh yang lagi main hari ini di Joyland Festival, dan mungkin bisa The Lemon Twigs kalau musisi luar. 



The Cottons sebagai pendatang baru, yang sebenarnya juga sudah muncul sejak 2016 dengan maxi-single It’s Only a Day, semestinya sudah sering mampir lewat di telinga kalian. Mereka adalah salah satu yang kami tunggu debut album penuhnya. 

Mengingat perjalanan The Cottons yang semakin seru, semoga di tahun 2025 kita bisa menyaksikannya secara langsung dengan lebih khidmat lagu-lagu teranyar dari The Cottons. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Maha

Temukan di konter pulsa terdekat.