Band asal Sragen, Jawa Tengah D.O.S.A merilis Maxi-Single “Menggurat Hayat, Mencipta Riuh.” Band membuat ekosistem di jalur Skramz.
FROYONION.COM — Setelah sempat hiatus selama enam tahun, band asal Sragen, Jawa Tengah D.O.S.A kembali lagi muncul ke publik pada tahun 2023.
Kali ini mereka merilis maxi-single “Menggurat Hayat, Mencipta Riuh” yang berisikan dua lagu berjudul “Pasca” dan “Akhir”.
Kedua lagu tersebut sudah rilis pada tanggal 28 Agustus 2023 di platform Bandcamp D.O.S.A. Perilisan maxi-single dibantu oleh label rekaman asal Malang, HAUM Entertainment. Perilisan melalui HAUM Entertainment rilis pada 28 September 2023.
BACA JUGA: LAGU BARU POST-PUNK ASAL MALANG, CLOSURE, ANGKAT QUARTER LIFE CRISIS
Band ini beranggotakan lima orang anak muda berbakat: Rendra Prihananto (vokalis), Rayhan Zidano (drummer), Adnan Aulia Rahim (gitaris), Yonanda Olga Aji Prasetya (bassis), dan Aditya Tri Wibowo (gitaris)
Bandcamp memang menjadi platform yang bisa dibilang ramah bagi lagu-lagu rilisan yang masih baru dan fresh. Pendengarnya juga mendukung sang musisi dengan membeli album fisik serta interaksi secara langsung antara musisi dengan penggemar. Bagi yang sudah nyaman dengan platform-platform musik mainstream seperti Spotify dan Apple Musik. Maxi single juga rilis di kedua platform tersebut.
Tema kedua lagu dari band ini mengangkat penggalan sejarah genosida yang pernah terjadi di Indonesia dari zaman kolonial hingga saat ini.
Kedua lagu saling berkaitan sama lain. “Pasca” mengingatkan kita pada kenyataan bahwa ada rasa duka dan marah yang muncul akibat lenyapnya nyawa-nyawa yang tak bersalah. “Akhir” menjadi penutup maxi-single D.O.S.A yang bercerita menjaga luka korban yang akan selalu bersemayam ketika zaman sudah berganti dan terus menerus sampai akhir sebuah hayat.
D.O.S.A yang merupakan akronim dari Disavowal On Sunday Afternoon menjadi salah satu band Indonesia yang membuat ekosistem di jalur skramz. Tema maxi-single “Menggurat Hayat, Mencipta Riuh” dari D.O.S.A memang menjadi ciri khas narasi dari genre skramz.
Dilansir dari Rich Music Online, skramz identik dengan narasi musik yang tak jauh-jauh dari tema duka dan sedih. Kesedihan di sini bukan hanya sekadar hanya kesedihan asmara, seperti tema yang biasa menjadi narasi dari satu keluarga genre-nya, emo.
BACA JUGA: GUTSWELL, BAND EMOGAZE YANG RACIK LAGU DARI KEPINGAN TRAUMA
Skramz menceritakan kesedihan dan kepedihan yang dapat jauh lebih ‘gelap’ dan dalam seperti mengenai rasa sakit secara emosional, depresi, dan hak-hak manusia.
Dalam masing-masing lagu dari Maxi-single, D.O.S.A membawakan vokal dengan penuh amarah serta nuansa musik Skramz yang murah baik dalam “Pasca” maupun “Akhir”. Hal ini membuat Maxi-single semakin catchy untuk didengar dan pesan yang ingin disampaikan akan mudah ditangkap oleh pendengar.
Skramz sendiri merupakan istilah lain dari screamo yang menjadi sub-genre emo atau post-rock. Pendekatan musiknya lebih keras dan agresif.
Skena skramz dapat dilacak keberadaannya sejak tahun 1990-an. Namun, belum tahu pasti siapa sosok yang betul-betul mencetuskannya.
Sementara itu, masih menurut Rich Music Online di Indonesia skena skramz tumbuh sekitar tahun 2013 sejak rilisnya kompilasi Revolution Autumn. Band-band skramz asal Indonesia pun tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, misal seperti D.O.S.A ini dari Sragen, kemudian ada Glare dari Bandung, LKTDOV dari Yogyakarta, dan masih banyak lainnya.
Rilisnya maxi-single ini, diharapkan dapat menjadi titik awal bagi pendengar untuk mulai mendengarkan lagu-lagu D.O.S.A yang akan rilis ke depannya. (*/)