Tur album Maliq & D’essentials di Surabaya pada Jumat (25/10) lalu sukses digelar. Kombinasi dari aksi panggung memukau dan lagu-lagu andalan selama dua dekade berkarya, menghadirkan beragam keseruan.
FROYONION.COM - Jika bukan sebuah anomali, perjalanan Maliq & D’essentials dalam berkarya selama dua dekade, adalah sebuah pencapaian langka untuk band yang lahir di era tahun 2000-an.
Mereka tak hanya bisa terus eksis hingga sekarang. Melainkan juga sukses melepas album baru yang dapat dirangkul oleh generasi lebih muda.
Setelah sebelumnya lebih banyak tampil di konser bareng musisi lainnya, akhirnya Maliq & D’essentials menggelar tur album yang lama dinantikan oleh fans garis keras mereka.
Tur yang dinamai sama dengan album teranyar mereka “Can Machine Fall in Love?” punya peranan berbeda bagi fans lawas dan fans baru mereka.
BACA JUGA: BERKOLABORASI DENGAN MALIQ & D’ESSENTIALS, ASTRA SAJIKAN HIBURAN SERU KETIKA CAR FREE DAY
Bagi fans lama yang didominasi kaum milenial, tur album ini menjadi wahana nostalgia yang manis dan memikat.
Namun, bagi fans lebih muda, tur tersebut menjadi petualangan yang eksploratif untuk menjelajahi beberapa single andalan Maliq & D’essentials dari album-album yang lebih sepuh dan mungkin jarang mereka bawakan selama ini.
Ada enam kota yang menjadi sasaran tur album ini. Usai merampungkan misi di Makassar dan Bali, giliran Surabaya menjadi kota “paling romantis” selanjutnya.
Siang yang terik di Surabaya tak menyurutkan minat penulis buat hadir di sesi soundcheck yang dimulai sejak pukul dua.
Sampai di venue konser dengan kondisi badan kuyup oleh keringat, rasa penasaran semakin mengembang ketika mendengar bebunyian instrumen musik dimainkan dari balik pintu besar.
Memasuki venue, penulis disambut dengan panggung yang berdiri megah di tengah ruangan dan diapit oleh dua layar proyektor di kiri dan kanan.
Merapat di pagar besi yang membatasi panggung, ada banyak penonton menyaksikan Angga dkk tengah berlatih untuk penampilan petang nanti.
Tak hanya melihat penampilan Widi, Ilman, Jawa, hingga Lale dalam memainkan alat musik yang saling melengkapi dan sinkron; penonton juga disuguhi aksi panggung dari Angga dan Indah dalam menemukan bentuk koreografi terbaik.
Dalam sesi soundcheck ini, beberapa lagu yang akan dibawakan nanti malam, diuji dan disempurnakan. Penonton seakan diajak mengintip lagu apa saja yang bakal dinyanyikan.
Sesi ini tak salah lagi menjadi godaan besar bagi penonton untuk datang tepat waktu saat konser.
BACA JUGA: RAN BERKOLABORASI DENGAN SALMA SALSABIL DALAM FOCUS TRACK DI ALBUM BARUNYA
Dengan aransemen musik yang menawarkan kegembiraan dan penuh ambience yang membangkitkan semangat, membuat posisi dekat panggung layak diperebutkan.
Sesi ini ditutup dengan sesi foto bersama antara personil Maliq & D’essentials dan penggemar yang hadir meski harus mengantre panjang.
Di penghujung acara penulis berkesempatan bertanya soal: rahasia apa yang membuat Maliq & D’essentials sanggup bertahan hingga sejauh ini bahkan menghasilkan karya?
“Kita mencoba selalu terbuka dengan hal-hal baru. Kemudian antar kita juga terus berkomunikasi untuk memajukan Maliq. Dan tiba-tiba saja sampai ke dua puluh tahun,” jawab Angga, selaku vokalis Maliq & D’essentials.
Konser baru akan dimulai pada pukul 8 malam. Namun sejak pukul 5 tadi penonton sudah mulai menyesaki venue acara yang berlokasi di Surabaya Convention Center.
Mendadak sorakan penonton yang duduk anteng di depan panggung sejak tadi, menggema untuk menyambut kedatangan personil Maliq & D’essentials dan kru menuju area backstage.
Namun, sorakan penonton baru sepenuhnya pecah ketika melihat idola yang mereka tunggu berjam-jam naik ke panggung. Perebutan untuk merangsek ke bagian paling depan pun tak terhindarkan.
Seolah ingin langsung menyalakan semangat ribuan penonton yang hadir, Angga dkk langsung menghentak dengan membawakan lagu Semesta.
BACA JUGA: REFLEKSI KEHILANGAN DAN PENERIMAAN DALAM ALBUM TERBARU FEBY PUTRI
Meski di versi MV-nya lagu ini punya nuansa yang cenderung tenang dan melantun lembut, aransemen musik yang dimainkan Widi, Lale, Jawa, Ilman dan lainnya di panggung justru terdengar lebih berisik.
Cocok untuk mengusir kantuk dan memompa adrenalin dalam darah.
Tanpa memberi jeda, seakan tak ingin menyurutkan semangat penonton yang mulai menyala, Angga dkk beralih ke lagu Dia yang juga bernuansa ceria.
Sisi nostalgia menyapa para penggemar saat mendengarkannya, mengingat single ini berasal dari album Maliq & D’essentials yang lebih sepuh yakni, Free Your Mind.
Namun, seolah tak ingin egois hanya membawakan lagu-lagu dari album lama, Angga dkk membawakan Dadidu di Dada demi tetap mengawal semangat penonton.
Lagu demi lagu berikutnya terus dibawakan tanpa jeda, tetapi temponya agak mereda ketika Angga dkk menyanyikan lagu Kangen dan Sampai Kapan yang punya nuansa jazzy yang memikat.
Meski tak membangkitkan hasrat buat berjingkrak dan melompat, penonton terhipnotis untuk menggoyangkan kepala dan bahu ke kiri dan kanan bergantian dalam gerak ritmis.
Sebelum kembali menggeber semangat penonton dengan lagu-lagu yang punya hentakan kuat, Angga dkk memilih membawakan lagu Penasaran untuk menjembatani.
Usai menuntaskan Penasaran, semangat penonton kembali dibakar lewat dibawakannya lagu-lagu seperti Menari, Luluh, dan Semoga yang mengajak kerumunan melompat dan nyanyi bersama.
Berikutnya, giliran lagu dari album baru mereka seperti Aduh dan Terus Terang dinyanyikan.
Banyak penonton sepertinya menantikan dibawakannya lagu Kita Bikin Romantis.
Namun sebelum single viral itu dinyanyikan, Angga dkk lebih dulu menyuguhkan single-single yang tak kalah memikat seperti Terdiam, Terlalu, dan Hari Terakhir.
Tak luput juga lagu Untitled bahkan Himalaya yang lagi-lagi menghadirkan nuansa nostalgia.
Hingga kemudian nyaris semua penonton yang memadati venue ikutan bernyanyi, ketika akhirnya Kita Bikin Romantis dan Begini Begitu dibawakan.
“Surabaya paling romantis,” teriak Angga usai tuntas membawakan lagu viral tersebut.
BACA JUGA:
Meski bisa dibilang dua lagu tersebut menjadi lagu puncak paling ditunggu, namun Angga dkk tak kehabisan bahan untuk menghadirkan keseruan.
Hadirnya Senja Teduh Pelita, Pilihanku, hingga Setapak Sriwedari menjadi lagu penghibur berikutnya yang sekaligus mengukuhkan eksistensi Maliq & D’essentials yang telah lebih dua dekade berkarya dalam industri musik Indonesia.
Bahkan siapa sangka ribuan penonton yang nyaris kehabisan tenaga masih sanggup ikutan berjoget bareng, tatkala Drama Romantika dikumandangkan.
Tak hanya menghadirkan single-single andalan selama lebih 2 jam, Maliq & D’essentials juga sukses memukau penonton dengan aksi panggung tiap personilnya.
Dalam beberapa lagu yang dibawakan, duet antara Angga dan Indah berhasil menghadirkan koreografi yang menggoda penonton untuk menirukannya.
Di lain lagu, Angga dan Indah sukses menggiring penonton untuk ikut terlibat dengan mengajak kerumunan berjingkrakan, mengayunkan tangan ke atas hingga menyalakan flash bebarengan yang berhasil menciptakan suasana magis.
Namun, tak hanya Angga dan Indah saja yang bertanggung jawab menghadirkan keseruan lewat aksi panggung, melainkan juga personil lainnya.
Secara bergantian, baik Lale, Ilman, Jawa, Widi saling bergiliran unjuk kebolehan memainkan instrumen musik yang mereka pegang. Bahkan Kamga dkk sebagai backing vocal ikut meramaikan.
Selain itu, Angga dan Indah tak pelit untuk berbagi merchandise yang mereka lempar ke kerumunan penonton.
Tak ketinggalan juga, Lale turun dari panggung dan memberikan gitar akustik yang dimainkannya sejak lagu pertama tadi ke salah seorang penonton yang beruntung di barisan depan.
Kombinasi dari lagu-lagu andalan yang memikat dan aksi panggung memukau, membuat konser ini memberi kesan mendalam di benak ribuan penonton.
Bahkan tak jarang, berkat lagu-lagu yang dibawakan, mereka yang hadir bersama pasangan, ikutan bernyanyi sambil berpegangan tangan dan berangkulan.
Dalam semalam, tur album Maliq & D’essentials sukses menyulap Surabaya menjadi kota paling romantis.
Namun, bagi mereka yang datang sendiri maupun bersama kawan, tak ada kata yang cukup mewakili keseruan tur album Maliq & D’essentials ini selain “PECAH!”. (*/)