Music

REFLEKSI KEHILANGAN DAN PENERIMAAN DALAM ALBUM TERBARU FEBY PUTRI

Feby Putri menghadirkan album Hitam Putih yang penuh emosi. Menceritakan perjalanan hidupnya sebagai perantau, menghadapi kehilangan ibunya, dan menemukan kekuatan melalui dualitas duka dan penerimaan.

title

FROYONION.COM – Feby Putri kembali hadir dengan karya terbaru album keduanya yang bertajuk ‘Hitam Putih’. Album ini resmi dirilis pada 26 September 2024, menandai kelanjutan dari perjalanan musik Feby setelah sukses besar dengan album pertamanya, Riuh (2022), yang meraih ratusan juta streams di berbagai platform musik digital.

Album Hitam Putih menggambarkan sisi lebih dewasa dari Feby, baik dalam segi musik maupun kisah yang ingin dia sampaikan.

Ia berbagi pengalaman hidupnya sebagai seorang perantau yang harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk menghadapi duka yang mendalam setelah kehilangan sang ibu.

Feby dengan lugas menceritakan bagaimana proses merantau yang awalnya penuh kebingungan kini telah membawanya pada pemahaman lebih dalam tentang kehidupan dan dirinya sendiri.

BACA JUGA: YOUTUBE BLOKIR VIDEO MUSIK ADELE, GREEN DAY, HINGGA BOB DYLAN, KOK BISA?

Feby merantau dari Makassar ke Jakarta demi menggapai impian sebagai musisi. Dalam proses itu, ia harus menelan kenyataan pahit ketika ibunya berpulang, sementara ia tidak berada disisinya.

Perasaan kehilangan ini mendalam, namun Feby mengolahnya menjadi karya musik yang penuh emosional, seperti dalam lagu "Daya Diri" yang menangkap perasaan saat ia mendengar kabar duka tentang kepergian ibunya.

Lagu lainnya, "Suara Ibu," menyentuh hati pendengar dengan rekaman nasehat dari ibunya yang secara tak sengaja ditemukan Feby di laptop. Nasihat tersebut seolah menjadi pengingat abadi tentang betapa berharganya waktu yang dihabiskan bersama orang tua.

Momen ini memberikan lapisan emosi yang kuat dalam album, menyatukan tema kehilangan, waktu, dan kasih sayang.

Salah satu fokus utama dalam album ini adalah lagu "Semoga Ada Waktu Luang." Lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadi Feby yang sempat diremehkan saat memulai karir sebagai musisi.

Namun, perjalanan waktu mengubah segalanya, dan beberapa dari mereka yang dulu meremehkan justru kini berterima kasih atas karya Feby. Lagu ini membawa pesan kuat tentang kepercayaan diri dan pembuktian diri dalam mengejar mimpi.

Album Hitam Putih juga menampilkan eksplorasi musik yang jauh dari beragam dari album sebelumnya. Feby bekerja sama dengan banyak produser berbeda, seperti Lafa Pratomo, Enrico Octaviano, Vega Antares, dan lainnya, yang masing-masing membawa nuansa tersendiri pada setiap lagu.

Hasilnya, album ini memiliki spektrum musik yang luas, meski tetap mempertahankan ciri khas Feby yang jujur dan puitis dalam lirik-liriknya.

Feby memilih judul Hitam Putih sebagai simbol dualitas hidup—antara duka dan keikhlasan. Bagi Feby, warna hitam merepresentasikan kesedihan yang mendalam, terutama terkait peristiwa duka di tahun 2023, sementara warna putih melambangkan rasa lega dan penerimaan setelah melewati segala kesulitan.

BACA JUGA: RAYAKAN ULANG TAHUN KE-10, SEPHORA BAGI-BAGI BANYAK HADIAH!

Dengan 11 track yang disusun seperti perjalanan cerita yang utuh, album ini membawa pendengarnya melalui berbagai fase kehidupan Feby dalam kurun waktu 2023-2024.

Album Hitam Putih karya Feby Putri dimulai dengan lagu “Dunia,” yang mencerminkan pemahamannya akan dunia yang penuh ketidakpastian. 

"Semoga Ada Waktu Luang" bercerita tentang perjuangannya menghadapi kritik di awal karier, namun kini diakui oleh mereka yang dulu meremehkan. “Tangan-tangan Ucap Perpisahan” menggambarkan perpisahan Feby dengan orang tuanya saat merantau, membawa harapan mereka bersamanya.

Di “Tayangan Oleh Kepala,” Feby mengenang masa kecil yang bebas, berbeda dengan beban kedewasaan. “Senyum Semu” menceritakan pertemuannya dengan berbagai rupa manusia yang bermuka dua di perjalanan hidupnya, sementara “Durasi” menyentuh hati dengan kisah tentang perubahan fisik ibunya yang ia lewatkan karena merantau.

Lagu “Suara Ibu” berisi rekaman nasihat ibunya yang ditemukan setelah sang ibu meninggal, sementara “Daya Diri” menggambarkan perasaannya ketika mendengar kabar duka di perantauan. Dalam “Turut,” Feby mulai mengikhlaskan kepergian ibunya, meski tetap bertanya-tanya di mana sosok ibunya kini.

BACA JUGA: ALBUM KEDUA TIGAPAGI BERJUDUL RUKIAH’S SUITES MENGANGKAT PUISI TAHUN 50-AN

“Guratan Tangan” menunjukkan bagaimana Feby menemukan kelegaan dengan menolong dirinya sendiri, dan album ini ditutup dengan “Perasa Yang Baru Tumbuh,” di mana ia merasa cukup kuat untuk membantu orang l ain setelah menghadapi semua tantangan hidupnya.

Melalui Hitam Putih, Feby tak hanya bercerita tentang perjalanan seorang perantau, tetapi juga tentang perjalanan batin dalam mengenal diri sendiri, menghadapi kehilangan, dan menemukan kekuatan untuk terus maju. Album ini tersedia di berbagai platform musik digital dan siap memberikan pengalaman mendalam bagi siapa saja yang mendengarnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Anandita Marwa Aulia

Hanya gadis yang suka menulis