Music

RAISSA ANGGIANI RILIS LAGU ‘JIKA NANTI’ DENGAN FORMAT DOLBY ATMOS

Penyanyi Raissa Anggiani bertutur soal harapan akan hubungan yang ideal lewat single barunya dengan judul “Jika Nanti”. Rilisan tersebut sudah bisa kalian dengarkan dalam format Dolby Atmos.

title

FROYONION.COM - Bagi saya, Raissa Anggiani adalah penyanyi yang tahu di mana letak kekuatannya dan mengerti cara menggunakannya dengan tepat. Ini kembali dibuktikannya lewat single terbarunya berjudul Jika Nanti yang diluncurkannya pada 24 Mei 2024 kemarin.

Mengawali karir bermusiknya sebagai musisi cover, penyanyi yang kerap dipanggil Raissa tersebut menandai awal legacy-nya sebagai solois, lewat single bertajuk If You Could See Me Cryin’ in My Room yang rilis pada tahun 2020 silam. 

Lagu yang digarapnya bareng Arash Buana tersebut menjadi jembatan menuju single-single lainnya yang tak kalah bersinar.

Setelahnya, lahirlah lagu-lagu lainnya seperti Kau Rumahku yang kemudian menjadi soundtrack kisah cinta Jeng Yah dan Soeraja dalam series Gadis Kretek. 

Hingga tulisan ini dibuat, lagu tersebut memimpin sembilan lagu lainnya sebagai yang paling banyak diputar di Spotify, dengan perolehan lebih dari 200 juta didengarkan.

BACA JUGA: KERUMITAN YANG CERMAT DALAM ALBUM BARU TEXPACK BERJUDUL 'GONGGO SOUND'

Selain itu, ada juga lagu bertajuk Menari Aku Menari yang menjadi soundtrack di film 172 Days dan lagu Benih di film Hati Suhita. Hingga yang teranyar, ada Losing Us yang jadi lagu pengiring kisah cinta River dan Raia dalam film The Architecture of Love.

Kecenderungan lagu-lagu karya Raissa menjadi soundtrack film, tak lepas dari karakter musik atau lagunya yang smooth dan tenang. Sehingga mudah diselipkan bersama visual film maupun series tanpa ada kesan saling tindih atau saling berdiri sendiri.

Tak mengejutkan jika kemudian, single terbaru Raissa Anggiani bertajuk Jika Nanti ini dipersembahkan dalam format audio Dolby Atmos. Lalu seperti apa keunikan dari lagu tersebut?

SEPUCUK PESAN BUAT MASA DEPAN: DEAR MY DESTINY

Cinta merupakan salah satu jenis emosi terkuat yang pernah dirasakan oleh manusia. Bahkan dalam laman Healthcare.utah, disebutkan bahwa cinta adalah emosi sekunder.

Yang artinya cinta merupakan jenis emosi yang umumnya akan melibatkan dua emosi primer. 

Tak heran, ketika jatuh cinta, manusia merasakan bahagia sekaligus dalam waktu bersamaan diliputi emosi takut kehilangan yang banyak disebut orang-orang sebagai kerinduan.

Saking kuatnya emosi ini, momen ketika jatuh cinta bagi seorang penulis lagu adalah momen yang tepat buat dirinya untuk meramu lagu. Begitupun ketika patah hati.

Dari single-single sebelumnya, kisah cinta dan patah hati menjadi bahan baku bagi lagu-lagu bikinan Raissa Anggiani. Dalam meramu lagu hingga menulis lirik, solois kelahiran tahun 2004 tersebut, banyak mengambil dari pengalaman pribadinya.

Lewat single bertajuk Menari Aku Menari, Benih dan Satu Tuju misalnya Raissa menggambarkan dengan lihai soal jatuh cinta yang dirasakannya. 

BACA JUGA: ME MYSELF NADA: ALBUM DEBUT MAHANADA YANG MEMILIKI BANYAK MAKNA

Kemudian, di single lainnya seperti Kau Rumahku, Itu Aku, Losing Us hingga Aku Kamu yang Lain, dengan sangat pilu Raissa mengungkap emosi patah hati yang mengiris.

Di single terbarunya dengan tajuk Jika Nanti yang diaransemen oleh Rendy Pandugo tersebut, Raissa ingin bicara mengenai harapannya akan hubungan cinta yang ideal dalam bayangan di kepalanya. 

"Inspirasi lagu ini sebenarnya adalah bayangan ideal kehidupan yang ingin aku jalani bersama pasanganku kelak di masa depan," ucap Raissa Anggiani.

Bahkan jika meresapi liriknya yang dibalut dengan nada akustik yang smooth dan mengalir mulus tanpa gebrakan, single Jika Nanti lebih tepat disebut sebagai pesan buat seseorang di masa depan. 

Seolah Raissa ingin menyampaikan ‘Dear, my destiny’ kepada calon belahan jiwanya yang entah siapa.

Segalanya kian sempurna dan lengkap, berkat kekuatan vokal dari Raissa Anggiani yang seakan memenuhi kodratnya sebagai solois bergenre pop folk. 

BACA JUGA: MEMAHAMI MUSIK PERLAWANAN ALA .FEAST LEWAT LAGU ‘POLITRIK’

Teknik vokalnya yang cenderung legato dibarengi dengan lengkingan tertahan ke dalam dan bukannya terhambur keluar, menambah kesan magis dalam lagu ala-ala ballad ini.

Belum lagi permainan nada ke nada yang dengan cerdik dipamerkan oleh kemampuan vokal Raissa dalam melibas tiap kata (terkadang cepat dan melow) mampu menghadirkan flow yang tak terputus.

Sehingga ketika mendengarkan Raissa bernyanyi, ia seolah tidak sekadar sedang melantunkan lagu. Melainkan tengah berdoa dengan iringan musik yang mengalun tenang.

Bahkan yang bikin merinding, tiap kata bisa dilafalkan Raissa secara clean tanpa terdengar seperti menggumam. Hal inilah yang kemudian membuat single tersebut akan sulit dibawakan oleh solois lainnya dengan nuansa syahdu yang sama.

Namun di balik olah vokal Raissa yang menakjubkan tersebut, terdapat peran Kamga Mo sebagai vocal director dalam single ini. Sehingga lagu tersebut bisa tampil dalam bentuk terbaiknya di telinga pendengar.

MASIH TETAP PUITIS 

Bukan Raissa Anggiani jika tak meramu lagu-lagu yang punya lirik puitis. Bahkan di setiap lagunya, akan mudah ditemukan satu-dua kalimat yang quotable.

Dalam lagu Kau Rumahku misalnya, kalimat dalam liriknya yang sangat menempel di kepala yakni: “Jangan biarkan kupulang, ke rumah yang bukan engkau.” buat menggambarkan perasaan sulit move on dari patah hati.

Di lagu lainnya seperti Aku Kamu yang Lain kalimat yang menjadi andalan dalam lirik lagu itu adalah: “Dan mungkin kau dipertemukan, dengan aku, aku yang lain” seolah menggambarkan di pertemuan berikutnya, masing-masing dari keduanya bukan lagi orang yang sama.

Jangan lupakan juga bagaimana Raissa dengan cerdik menggambarkan fase love bombing yang dialami manusia ketika sedang jatuh cinta lewat kalimat: “Enyahlah waspada, biarkan ku mencinta” dalam lirik lagu Menari Aku Menari.

Sedangkan dalam single Jika Nanti, bagi saya yang menjadi juaranya adalah kalimat: “Tuangkan saja. Oh, segala bara dunia. Kuhisap habis api yang berulah.” seakan menyiratkan bahwa ia siap menjadi pasangan yang layak dijadikan tempat bersandar.

HADIR DALAM FORMAT AUDIO DOLBY ATMOS

Ada maksud lain kenapa single ini dihadirkan dalam versi Dolby Atmos. Tak hanya karakter lagu ini yang memang cocok, melainkan juga karena lagu ini dijadikan pembuka album terbaru Raissa Anggiani yang tengah digarap.

Meski bukan kali pertama lagu dari Indonesia mengusung format audio Dolby Atmos ala-ala bioskop, hal ini merupakan sesuatu yang langka. Bahkan bisa dibilang merupakan sebuah kebanggaan tersendiri.

Hal ini membuat singe Jika Nanti bersanding dengan lagu musisi internasional lainnya yang pernah mengusung format audio yang sama dalam lagunya. Seperti Taylor Swift untuk lagu All Too WellJealousy Jealousy dari Olivia Rodrigo hingga Billie Eilish untuk lagu Oxytocin.

Lagu berformat audio Dolby Atmos dimaksudkan untuk menghadirkan pengalaman atmosferik dalam menikmati sebuah lagu. 

Hanya saja untuk mendapatkan pengalaman itu secara utuh, tentunya dibutuhkan dukungan perangkat audio yang mumpuni untuk format tersebut.

Mengingat beberapa lagu Raissa Anggiani pernah digandeng menjadi soundtrack film layar lebar, ada harapan bagi pendengar untuk menikmati single Jika Nanti dengan sistem audio Dolby Atmos di bioskop. Entah kapan dan untuk film yang mana nantinya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan