Kalau kamu punya band, agar lebih unik dan agar musik terdengar lebih berwarna, bisa mengusulkan formasi dua orang drummer.
FROYONION.COM – Band atau grup musik terdiri dari beberapa orang personil yang memainkan alat musik tertentu. Salah satu personilnya yaitu drummer atau penggebuk drum. Bagi anak-anak mudah khususnya gen Z, biasanya merasa aneh melihat band yang terdiri dari dua orang personil drummer. Padahal, band seperti ini menjadi hal yang lazim ditemui pada dekade 70 hingga 80-an. Bagi generasi penyuka musik yang hidup di dua dekade ini, band ini tersebut bukan hal aneh.
Dari luar negeri, beberapa contoh band tersebut yang pernah tenar antara lain The Doobie Brothers, The Grateful Dead, Genesis, dan King Crimson. Sedangkan di dalam negeri, ada Fariz RM. Maestro legenda musik tanah air yang terkenal dengan lagu Barcelona ini seringkali menggunakan double drummer. Mus Mujiono pun, yang merupakan seorang gitaris jazz kondang dekade 80-an, sering juga melakukan hal yang sama.
Meskipun tak dapat dipungkiri memang dianggap tak lazim saat ini, masih ada sedikit band dengan formasi tersebut. Contohnya, King Gizzard and The Lizard Wizard yang berasal dari Australia.
Bila kamu punya band, tak ada salahnya mencoba mengusulkan mencoba formasi double drummer. Ya, dengan kata lain, ada dua pemain drum di band kamu. Awalnya tak dapat dipungkiri memang terlihat aneh dan sangat tak lazim. Namun, seiring waktu, musik yang dibawakan bisa saja akan bisa diterima banyak orang. Carilah pemain drummer yang mempunyai cita rasa dan feeling yang baik.
Lalu, apa bedanya sih band yang punya single drummer dengan band yang punya double drummer? Lagu yang dibawakan dengan dua orang drummer terdengar lebih berwarna. Sebabnya, setiap drummer biasanya punya cita rasa dan feeling tersendiri dalam memainkannya. Perpaduan inilah menjadikan irama lagu menjadi lebih berwarna.
Apakah sulit mengatur komposisi tabuhannya bila drummer-nya ada dua orang? Sebenarnya tidak namun awalnya memang terasa sulit. Dua orang ini harus fokus menemukan komposisi tabuhan yang tepat agar irama lagu terasa lebih hidup. Misalnya, seorang drummer memainkan pattern sederhana. Sementara drummer lainnya memainkan pattern yang lebih kompleks. Atau, seorang hanya bermain variasi pattern cymbal dengan hat. Sementara yang lainnya menggebuk variasi pattern snare, tom, dan bass drum.
BACA JUGA: CORNEL HRISCA-MUNN: MEMAINKAN BASS DAN DRUM TANPA TANGAN
Hal yang bisa sangat tricky dalam band dengan formasi tersebut tak lain tak bukan yaitu menyatukan mereka berdua. Mari simak pengalaman penulis terkait formasi tersebut. Seorang teman penulis memiliki drum listrik yang dibelinya beberapa tahun yang lalu. Pada malam perayaan 17 Agustus, ingin ‘manggung’ menggunakan drumnya tersebut. Ia bergabung dengan band setempat yang ternyata sudah memiliki seorang drummer. Setelah diadakan rapat, agar musik yang disajikan lebih berwarna, disepakati band ini menggunakan dua drummer.
Saat latihan, kedua drummer tersebut sibuk mencari kombinasi pattern dari setiap perangkat drum yang akan digunakan di dalam lagu. Keduanya pun terkadang berdebat sengit terkait hal tersebut. Keduanya pun bukan drummer profesional sehingga kurang memahami pattern yang bagus. Akhirnya, untuk menghindari perdebatan sengit, keduanya sepakat bermain dengan pattern yang sama. Hanya tabuhan fill-in yang berbeda. Misalnya, fill-in menuju bagian reff lagu.
Dua drummers yang memainkan pattern yang sama dalam lagu memang bukan hal yang salah. Komposisi ini menjadikan irama lagu menjadi lebih powerful atau bertenaga. Namun, cenderung membuat lagu kurang dinamis dan berwarna. Seharusnya, agar lagu lebih dinamis dan berwarna, keduanya memainkan pattern yang berbeda.
Dari titik ini, menyatukan dua drummer dalam satu band memang tak mudah. Bahkan, bisa saja memunculkan perdebatan bahkan perpecahan sehingga bisa saja mengakibatkan salah satu dari keduanya keluar dari band. Dari titik ini juga, agar keduanya dapat menyatu, sebaiknya cari drummer yang sekiranya memiliki selera musik yang sama. Ambil contoh, bila seorang drummer menyukai musik genre rock, maka cari drummer lain yang menyukai genre musik yang sama. Bila selera musik keduanya sejalan, memudahkan menemukan kombinasi permainan dua drum yang harmonis.
Memasuki dekade 90-an, band dengan formasi double drummer mulai ditinggalkan. Saat ini, pun sangat jarang band dengan formasi tersebut. Bila kamu mencari band tersebut, jumlahnya memang bisa dihitung dengan hitungan jari. Lalu, mengapa demikian?
Penyebabnya, seperti yang sudah disebutkan, menyatukan dua drummer dalam satu band sebenarnya bukan hal yang mudah. Terlebih lagi, bila keduanya memiliki cita rasa permainan dan selera musik tersendiri. Beda halnya bila band hanya memiliki seorang drummer saja. Dia bebas menampilkan tabuhan drum sesuai seleranya untuk mengiringi lagu.
Penyebab lainnya tak lain tak bukan yaitu ribet. Menemukan kombinasi permainan yang harmonis antara dua drummer sebenarnya membutuhkan waktu yang tak sebentar. Karenanya, band harus meluangkan waktu lebih banyak untuk latihan.
Terkait situasi saat ini, penyebab band tak menggunakan formasi tersebut yaitu bisa menggunakan teknologi untuk membuat pattern drum yang rumit. Aplikasi music composing seperti Fruity Loops memang bisa membuatnya. Namun, meskipun mudah membuatnya, hasilnya tak akan seartistik permainan manusia.
Bila kamu membutuhkan inspirasi permainan harmonis yang mengkombinasikan dua personil drummer dalam satu band, bisa mencarinya di YouTube. Hanya saja, seperti yang disebutkan, band dengan formasi ini biasanya berasal dari dekade 70-an atau 80-an.
Band dengan formasi double drummer sebenarnya menawarkan cita rasa musik tersendiri. Menjadi bagian juga dari sejarah perjalanan perkembangan musik. Khususnya, perkembangan penggunaan alat musik perkusi. Menjadi tantangan tersendiri juga band yang mengusungnya. Bukan tak mungkin, formasi ini akan kembali booming di masa mendatang. (*/)