Apa jadinya jika alat musik tradisional sasando berpadu dengan musik pop dan EDM? Inilah penampilan spesial Nusa Tuak dan Andovi da Lopez di Sasando Rhapsody!
FROYONION.COM - Lebih dari 100 pengunjung Auditorium Galeri Indonesia Kaya diguncang dengan kolaborasi penampilan Nusa Tuak dan Andovi da Lopez untuk mengenalkan alat musik tradisional asal Nusa Tenggara Timur (NTT) sasando dalam pertunjukan bertajuk Sasando Rhapsody, Sabtu (15/7/2023).
Penampilan selama kurang lebih 60 menit ini merupakan pertunjukan yang diselenggarakan oleh Galeri Indonesia Kaya dengan mengangkat tema Bali dan Nusa Tenggara sepanjang Juli 2023. Kolaborasi Nusa Tuak dengan Andovi da Lopez membawakan lagu-lagu seperti Lalean, Bolalebo, Ovalangga, dan masih banyak lagi.
Sentuhan irama moderen, pengaturan panggung yang intim, tata pencahayaan dan proyeksi visual yang memperkuat pesona musik sasando, membuat pengunjung tak segan berjoget untuk menikmati alunan musik tradisional itu dari penampilan keduanya.
BACA JUGA: BELAJAR TARI TRADISIONAL BERMODAL GADGET LEWAT EXPREZI
Andovi da Lopez juga merasakan euforia yang begitu luar biasa. Adik dari aktor sekaligus kreator konten Jovial da Lopez yang berdarah Flores dan Manado ini bercerita bahwa penampilannya bersama Nusa Tuak adalah untuk yang pertama kalinya.
“Wah, keren banget sih! Ini kali pertamanya gue hadir ke hadapan penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya dan tampil bersama Nusa Tuak. Gue sebagai orang NTT dan begitu tau ada grup musik Nusa Tuak, pokoknya harus ikut untuk memajukan budaya khas NTT,” kata Andovi kepada Froyonion.com.
Pertunjukan tersebut turut menampilkan sosok muda berbakat asal Indonesia, Diego Luister Berel yang piawai melukis lukisan naratif dengan goresan tinta yang menggambarkan cerita. Selaras dengan alunan musik lembut yang dimainkan Nusa Tuak.
Salah satu pengunjung bernama Fitriani, mengaku datang jauh-jauh dari Pandeglang, Banten hanya ingin menyaksikan penampilan khas dari Nusa Tuak dan Andovi da Lopez di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
“Seru dan ramai, sih. Baik dari penampil dan pesertanya juga antusias banget. Apalagi yang membawakan juga profesional jadi makin seru! Semoga kedepannya lebih banyak lagi band-band yang diundang, dan acaranya lebih seru lagi dari sekarang,” ujar Fitriani, penonton asal Pandeglang, Banten.
Sementara itu, Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya mengatakan bahwa penampilan keduanya memiliki misi yang penting dalam menghibur dan mengenalkan alat musik tradisional sasando kepada para penonton.
“Selain memanjakan telinga para penikmat seni, keduanya juga menjelaskan kepada penikmat seni tentang alat musik yang terbuat dari daun lontar yang melengkung dan berbentuk setengah lingkaran. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat, menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” ucap Renitasari.
BACA JUGA: KOLABORASI EPIK BAND UTKARSA: KAWINKAN MUSIK HARDCORE DAN ETNIK
Nusa Tuak adalah grup musik yang didirikan pada 2013 dan berupaya untuk mengenalkan alat musik sasando ke masyarakat luas. Dipimpin oleh Ganzerlana sebagai pemain sasando, semuanya berawal dari personel yang di antaranya berkuliah di suatu kampus yang sama di Yogyakarta.
Kedelapan personil tersebut ialah Ganzerlana, Izhu, Utha Takalapeta bermain sasando, Rico Matahelumual bermain hawaiian ambon, Utha sebagai bassist, Pepi sebagai drummer, Martin Koehuan sebagai gitaris, Firdha Rachmadani dan Pepi Toy sebagai vokalis, dan Dicky Dayu bermain suling.
Mengawali dengan ciri khas grup musik yang memainkan instrumen tradisional sasando, kini, Nusa Tuak berkembang sebagai grup musik yang memadukan unsur etnik dengan sentuhan irama moderen melalui aliran musik beraliran electro dance music (EDM) dan penambahan instrumen orkestra dalam beberapa karya mereka.
Sebelum tampil bersama Andovi da Lopez di Galeri Indonesia Kaya, Nusa Tuak pernah mementaskan karya mereka secara internasional dalam undangan pementasan musik oleh Taipei Chinese Orchestra di Taiwan dan mendapatkan antusiasme penonton yang fantastis.
“Terakhir kita tampil di Taiwan untuk menghadiri undangan Taipei Chinese Orchestra. Kita memainkan alat musik sasando, dan begitu penampilan selesai, mereka langsung standing applause selama 5 menit karena ini merupakan kali pertamanya mereka menikmati musik sasando,” ucap Ganzerlana.
Nusa Tuak berpesan kepada anak muda yang ingin terjun memajukan musik etnik tradisional Indonesia untuk senantiasa semangat dalam berlatih serta menanamkan pola pikir bahwa alat musik etnik sangatlah mudah untuk dipelajari dan dimainkan.
“Intinya musik etnik itu nggak susah dan gampang dipelajari. Asalkan kita mau belajar,” imbuhnya.
Sebagai sosok inisiator di balik Nusa Tuak, Ganzerlana juga mengatakan bahwa musik etnik ternyata bisa dipadupadankan secara apik dengan aliran musik populer, bahkan dikombinasikan dengan musik-musik EDM yang banyak digemari generasi muda.
“Dan menurut saya musik etnik itu tidak kalah saing dengan musik moderen dan bisa digabungkan dengan EDM atau lagu apa saja. Teman-teman semua harus mempelajari musik etnik, karena ini adalah identitas bangsa. Jadi, tahap yang lagi kita kejar adalah menarik minat dan perhatian anak muda Indonesia lewat musik etnik,” ujarnya.
Tapi, bukan berarti tak menemui arang, meski sudah berkembang sejauh ini, Nusa Tuak masih berhadapan dengan berbagai tantangan dalam mementaskan alat musik tradisional sasando kepada penikmati seni. Terutama dari segi teknis.
“Yang pertama itu dari segi elektrik, kita harus pikirkan, dan kita sendiri pula yang harus bikin elektrisasi sasando agar sejajar dengan musik moderen. Senar, serta stand-nya juga kita pikirkan. Jadi, awalnya sangatlah sederhana. Namun, karena tuntuan penampilan, jadilah sasando ini kita moderenisasi,” pungkasnya.
Berkat penampilan mereka yang menginspirasi generasi muda dalam melestarikan musik tradisional khas NTT, kalian bisa menikmati kembali karya Nusa Tuak melalui platform musik seperti Spotify, Apple Music, YouTube, dan masih banyak lagi.
Bagi kalian yang ingin menikmati keseruan berikutnya dari penampilan kesenian di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, pantau informasi lebih lanjut di situs resmi dan media sosial Galeri Indonesia Kaya. Cinta budaya, cinta Indonesia! (*/)
BACA JUGA: GALERI INDONESIA KAYA HADIR KEMBALI DENGAN ‘WAJAH’ BARU, GRATIS UNTUK UMUM!