Bagi orang yang berprofesi sebagai kreator video, menguasai skill music composing sebenarnya bisa menambah nilai kompetensi. Dengan demikian, tak ada salahnya mempelajarinya.
FROYONION.COM – Saat orang berada di dunia maya, banyak dari mereka yang memilih mengkonsumsi konten video daripada konten tulisan. Dilansir dari situs Demandsage, konten video diprediksikan mengisi 82% traffic atau lalu lintas internet pada tahun 2023. Populernya konten video tentunya disebabkan karena memang jauh lebih menarik. Konten video menggunakan gambar dinamis dan suara-suara. Sedangkan konten tulisan hanya menggunakan kata-kata yang terkadang disisipkan beberapa gambar statis.
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, konten video menggunakan gambar dinamis dan suara-suara. Salah satu jenis suara yang banyak digunakan dalam video adalah musik. Nah, musik sebenarnya menjadi hal yang sangat penting di dalam video. Saya ingin mengambil quote dari Johnny Depp yang merupakan aktor Hollywood ternama. Beliau pernah berujar music touch us emotionally, where words alone can't.
Makna dari quote tersebut yaitu sebenarnya ada kekuatan tersendiri di dalam musik. Kekuatan ini bisa menyentuh emosi orang lain. Terkait konten video, bila tak menggunakan musik, biasanya orang tak tertarik menonton video Sebabnya, orang kurang tersentuh secara emosional. Bahkan, tanpa musik, video pun cenderung membosankan sehingga lebih cepat ditinggalkan oleh penonton.
Nah, untuk kebutuhan musik dalam video, sebenarnya bisa menggunakan musik yang copyright free. Ada beberapa situs internet yang menyediakannya. Kita bisa mengunduhnya secara gratis untuk tujuan komersial. Dengan catatan, biasanya wajib mencantumkan sumbernya. Namun, menggunakan musik tersebut ada kekurangannya. Yaitu, tak tertutup kemungkinan musik sudah digunakan orang lain. Video tentunya terkesan kurang profesional bila menggunakan musik yang sama dengan yang digunakan orang lain.
Selain musik copyright free, sebenarnya bisa mengunduh musik royalty free. Berbeda dengan lagu copyright free yang bisa diunduh secara gratis, musik royalty free haruslah dibeli. Ada beberapa situs internet yang menjualnya. Hanya orang yang membelinya saja yang memiliki hak untuk menggunakannya. Namun, bila dibandingkan dengan membuat musik sendiri, musik bisa lebih disesuaikan dengan konten video. Karenanya, video menjadi jauh lebih berkarakter dan juga lebih komunikatif.
Nah, prakteknya, umpamakan kamu gemar membuat video bersepeda di medan-medan ekstrim. Pada intro video, kita bisa menggunakan lagu opening sendiri. Hal ini menjadikan video menjadikan lebih menarik dan komunikatif sehingga merangsang minat banyak orang untuk menontonnya. Lagu opening pun bisa juga disimpan pada ending video.
Pada bagian isi video, bisa juga menggunakan musik latar sendiri yang disesuaikan dengan konten video. Misalnya, kamu membuat video bersepeda di medan ekstrim yang berada di pedesaan. Agar musik latarnya sesuai, bisa menggunakan musik bertema adventure dengan sentuhan nuansa kedaerahan. Hal ini pun tentunya menjadikan video menjadi lebih menarik dan komunikatif sehingga membuat penonton betah menontonnya.
Begitu pun dalam video marketing, musik pun menjadi hal yang sebenarnya tak bisa dipandang sebelah mata. Saat ini pun, memang banyak pebisnis yang menggunakan video marketing untuk menjual produk ke masyarakat luas. Sekadar berbagi pengalaman, saya pernah menciptakan lagu jingle untuk usaha katering milik seorang teman beberapa tahun lalu. Awalnya, saya hanya membantunya meng-edit video promosi saja.
Namun, karena saya merasa video promosi kurang menarik, saya mencoba menciptakan lagu jingle. Lagu ini lalu dimasukkan sebagai musik latar belakang video tersebut di akun Instagram usaha teman saya ini. Teman saya ini pun berinisiatif menjadi penyanyinya. Ternyata, dengan menggunakan lagu yang saya ciptakan ini, teman saya ini bercerita bahwa hasil penjualan katering meningkat cukup signifikan. Dari titik ini, saya paham bahwa lagu jingle bisa membuat orang lebih tertarik membeli produk yang kita jual melalui video. Bila kalian tertarik ingin mendengarnya, ini linknya. Hanya saja, file lagu jingle versi nyanyian hilang.
Untuk membuat musik yang menarik, harus diakui memang membutuhkan skill khusus. Tak semua orang bisa membuatnya. Saya memang lumayan piawai menciptakan musik. Sebabnya, saya sudah mempelajarinya sejak lama. Berdasarkan pengalaman saya, kita harus menguasai beragam teori musik agar bisa menciptakannya. Beberapa teori tersebut antara lain kord progresi, variasi kord, pola alunan nada, overtune, modulation, skala nada, dan sebagainya. Nah, bila tertarik belajar berbagai teori musik, materi-materi teori musik tersebut tersebar luas di internet.
Terkait software untuk membuat musik, saat ini memang begitu banyak. Dari mulai yang gratis hingga yang berbayar. Dari mulai yang berfitur minimalis hingga yang berfitur lengkap. Saya menggunakan Fruity Loops dan Audacity untuk membuatnya. Kedua software tersebut banyak digunakan kreator musik profesional.
Bagi kreator musik pemula, saya menyarankan agar menggunakan LMMS (Linux Music Media Station). Sebabnya, selain gratis dan tak membutuhkan requirement yang berat, lebih mudah digunakan dibandingkan Fruity Loops. Pada awalnya, sesuai namanya, LMMS ditujukan untuk pengguna sistem operasi Linux. Namun, saat ini bisa juga digunakan oleh pengguna sistem operasi Windows. Selain software, harus juga memiliki peralatan recording standar seperti microphone, headset, dan mixer. Bila merasa tak memiliki suara merdu dan bila ingin membuat lagu jingle atau menggunakan suara manusia sebagai bagian dari musik, maka harus merekrut penyanyi.
Di tengah persaingan merebut penonton yang semakin hari memang semakin ketat, musik tak dapat dipungkiri memang bisa menjadi hal yang bisa membuat video mampu bersaing. Dengan demikian, bagi yang sudah menjalani profesi kreator video atau bagi yang tertarik ingin menjalani profesi tersebut, tak ada salahnya sekalian melengkapi kemampuan berkreasi video dengan skill musik composing. Kreator video yang memiliki kemampuan music composing tentunya akan menerima penghasilan yang lebih besar dibandingkan kreator video yang tak memiliki skill tersebut. (*/)