Nadine Amizah dikenal sebagai musisi yang menyuarakan segala kegundahan dengan cara yang puitis. Terbaru, ia mengeluarkan lagu berjudul ‘Rayuan Perempuan Gila’ yang sangat dekat dengan kesehatan mental.
FROYONION.COM – Pada pembuka 23 Juni 2023, sekitar pukul 01.00 dini hari, Nadine Amizah membuat sebuah disclaimer yang mengantarkan lagu Rayuan Perempuan Gila. Sebuah langkah cerdas dilakukan Nadine untuk menghindarkan dirinya dari segala perkara kesehatan mental yang mungkin muncul oleh sebab percepatan informasi.
Bisa dikatakan bahwa dewasa ini banyak interpretasi ‘nakal’ yang mencoba mengolah sebuah makna lagu dalam perspektif bias daripada yang semestinya.
Seorang musisi dengan perhatian khusus seperti Nadine Amizah sangat konsisten menyuarakan pentingnya kesadaran atas kesehatan mental. Ia pun menyadari bahwa jika pembahasan semacam itu disalahartikan banyak hal yang kemudian bisa berubah menjadi sebuah malapetaka.
Sebelum kita membahas bagaimana lagu Nadine dan disclaimer yang disampaikannya memberikan sebuah batasan atas penyanyi dan ciptaannya, pertama kita perlu melihat bagaimana dunia bercermin pada sebuah peristiwa.
Pada masanya, ketidakhadiran orang tua terhadap anak yang menjadikan film Batman atau Superman pernah menghadirkan korban jiwa. Anak-anak yang hanya mampu terinspirasi tanpa pemahaman mencoba gerakan terbang dengan melompat dari atap rumah.
Hal yang sama perlu kita sadari melalui berita-berita populer dari artis Korea Selatan yang bunuh diri oleh sebab diagnosis klinis atas kondisi mental yang dideritanya. Peristiwa yang tidak hanya satu itu menjadi sebuah rantai kejadian yang memantik hal serupa dari artis-artis lain. Kesadaran inilah yang kemudian membuat Nadine Amizah perlu melakukan disclaimer terhadap karyanya.
BACA JUGA: LAGU ‘SORAI’ NADINE AMIZAH AJARKAN KITA BERBAHAGIA, MESKI PATAH HATI
“Ada tiga layers (lapisan -red) yang perlu kuungkapkan,” begitu kata Nadine dalam rangkaian pembuka disclaimer yang ia lakukan. Nadine menyadari kehadiran multiinterpretasi terhadap karya sastra, lagu di dalamnya. Dalam memahami tiga layers yang dimaksudkan oleh Nadine tersebut, pembahasan melalui letak interpretasi dalam lirik-lirik lagunya pun perlu dibahas.
Menurutmu berapa lama lagi kau kan mencintaku?
Menurutmu apa yang bisa terjadi dalam sewindu?
Bukan apa, hanya bersiap, tak ada yang tahu, aku takut
Tak pernah ada yang lama menungguku sejak dulu
Nadine memulai layer pertama untuk membahas makna tingkat satu dalam lirik-lirik lagunya. Makna tingkat satu dalam hal ini diterjemahkan sebagai sesuatu yang sederhana, yang mudah dipahami masyarakat secara luas. Nadine memulai pembahasan layer pertama ini berkaitan dengan pengalaman hidupnya.
Nadine mengakui bahwa lirik lagu dalam Rayuan Perempuan Gila lahir atas pengalaman mental yang ia alami. Ia mendalami diri sebagai seorang yang secara psikologis telah didiagnosa secara klinis. Ia mengalami sebuah peristiwa yang membuat dirinya dicap sebagai perempuan gila. Kegilaan yang ia maksud lahir dari kerisihan seorang lelaki yang dicintainya dalam menanggapi pertanyaan sederhana dari Nadine.
Pertanyaan itu menjelma dalam lirik yang dikutip di atas. Nadine berpengalaman sebagai perempuan yang sering dikecewakan oleh lelaki. Oleh sebab itu, pertanyaan-pertanyaan tentang lamanya perasaan cinta diiringi dengan frasa hanya bersiap dan aku takut. Ia menggambarkan bagaimana perempuan bisa menjadi sangat takut ditinggalkan setelah kesekian kalinya dikecewakan.
Setelah pembahasan yang bersifat pengalaman pribadi itu, Nadine pun melangkah pada layer kedua. Pada layer ini Nadine menjelmakan diri sebagai seorang biduan yang mendambakan cinta, namun justru yang ditonton dari dirinya hanyalah kerendahan diri.
Panggil aku perempuan gila
Hantu berkepala, keji membunuh kasihnya
Penuh ganggu di dalam jiwanya
Sambil penuh cinta diam-diam berusaha
Selalu tahu akan ditinggalkan
Namun demi Tuhan aku berusaha!
Sebagai seorang biduan, dalam lirik tersebut, Nadine menggambarkan dirinya sebagai yang ‘membunuh’ kasihnya. Tindakan membunuh di sini bukan sebuah kejadian nyata, namun sebuah pengolahan perasaan ketika dirinya mencoba menghilangkan kepentingan perasaan dirinya sendiri. Hal ini kemudian ditegaskan oleh lirik “sambal penuh cinta diam-diam berusaha/ selalu tahu akan ditinggalkan.”
Menjadi seorang perempuan dalam wujud biduan yang selalu tahu bahwa lelaki yang datang menontonnya hanya menikmati keindahan fisik semata. Selebihnya, para lelaki itu akan pergi setelah musik berhenti dan malam telah berganti menjadi pagi. Nadine, dalam hal ini, menggambarkan betapa ia merasa dirinya (sebagai biduan) sangat murah harga perasaannya.
Layer kedua itu pun semakin lengkap dengan masuknya pembahasan layer ketiga. Nadine dengan cerdas memberikan ilustrasi bagaimana lagunya memiliki tiga tingkatan makna agar bisa dipahami oleh para penikmat lagunya. Pembahasan tentang layer ketiga ini memasuki sebuah pemahaman diri. Pemahaman ini mewujud sebagai sebuah keberterimaan bagaimana seseorang perempuan tidak boleh merasa rendah diri.
Memang tidak mudah
Mencintai diri ini
Namun aku berjanji
Akan mereda seperti semestinya
Semakin masuk ke dalam irama keroncong yang diintegrasikan ke dalam lagu Rayuan Perempuan Gila, Nadine pun menjelaskan bagaimana layer ketiga ini menjadi begitu penting. Pada tahap ini seorang biduan, bahkan mayoritas perempuan, perlu menyadari akan kebutuhan perasaannya, dan tidak hanya itu tidak boleh menunggu ketidakpastian. Dalam tahap ini, kerendahan diri pun lenyap, menjelma kesadaran diri. Setelah sadar akan kebutuhan kesehatan mental, lagu tersebut pun ditutup dengan lirik “akan mereda seperti semestinya”.
Lagu tersebut mencerminkan sebuah harapan yang dapat menampung semua kebutuhan akan kesehatan mental. Nantinya, semua orang yang sadar atas kesehatan mentalnya akan kembali dalam kesadaran diri, menjadi bagian masyarakat yang semestinya, dan sejak dalam proses pemahaman itu masyarakat akan tetap memahaminya sebagai bagian dari struktur sosial.
Menarik, semua layer naratif dari lagu Nadine Amizah tersebut dihubungkan dengan nada-nada keroncong yang tidak menghilangkan identitas folk-indie. Nadine dengan berani melakukan eksperimen terhadap lagu barunya. Eskperimen ini pun mengisi pemaknaan dunia “biduan” dengan apik.
"Lagu ini sekali lagi menjadi sebuah sentuhan bagus agar masyarakat pun memahami kehadiran mereka yang membutuhkan perhatian klinis atas kesehatan mentalnya," terang Widya, pengamat sastra yang dalam hal ini menganalisis nilai-nilai psikologis dalam lagu Nadine Amizah. (*/)