Hyperpop sebuah subgenre populer di internet yang muncul dari ramainya dunia maya dengan segala aktivitas dari penggunanya. Hyperpop memiliki permainan simbol yang erat kaitannya dengan internet itu sendiri. Kalau mau tahu lebih lengkapnya baca di sini.
FROYONION.COM – Mendengarkan musik adalah salah satu obat paling murah sebagai pereda penat dan stress, bahkan lebih berat lagi, “depresi”. Dengan munculnya banyak jenis dan variasinya sekarang, membuat para penikmat musik terpecah menjadi lebih heterogen.
Ditambah dengan keberadaan internet dan dunia maya yang menjadi penyokong utama dalam perkembangan industri musik sekarang. Salah satu yang akhirnya mendapat kesempatan, juga lahir dari kehidupan internet dengan segala aktifitas digital-nya ialah “hyperpop”.
Hyperpop menjadi salah satu genre atau gaya bermusik yang ikut andil dalam meramaikan dunia dimana ia tercipta, yaitu internet. Diantara kalian semua mungkin masih banyak yang belum tahu tentang apa itu hyperpop.
Hyperpop sendiri merupakan subgenre musik elektronik dengan gaya bermain mereka yang mengedepankan unsur “keramaian” atau crowd, pinky, namun memiliki vibes yang “feminim”.
Hyperpop sarat akan permainan melodi yang repetitif, high pitching vocal dengan penambahan efek glitch atau distorsi di dalamnya, juga permainan bass yang terasa berlebihan atau “bass pulsing”.
Imajinasi visual dari subgenre hyperpop menonjolkan hal-hal yang berbau feminity, cuteness dan bubbly. Dapat dikatakan dengan percaya diri bahwa hyperpop merupakan salah satu bentuk dari apa yang disebut maximalism.
Walaupun menonjolkan visual feminim dan agak pinkish sebenarnya perjalanan musik dari hyperpop sendiri sangatlah kompleks. Untuk menjelaskannya mari kita mundur kebelakang dan melihat para aktor juga “leluhur” dari subgenre ini.
Pada sekitar tahun 2000-an muncul sebuah grup musik elektronik dari dua orang Disk Jockey bernama Thomas S. Nilsen dan Steffen Ojala Søderholm. Kedua orang ini menamai diri mereka dengan nama grup “NIghtcore”.
“Nightcore” sendiri berawal dari sebuah projek sekolah yang saat itu sedang dikembangankan oleh dua orang siswa (Thomas dan Steffen) yang berasal dari Norwegia.
BACA JUGA: CITY POP: GENRE JADUL YANG KEMBALI POPULER BERKAT TIKTOK
Akibat atensi besar pada mereka berdua, akhirnya NIghtcore dikenal menjadi sebuah subkultur baru di bidang musik, terutama electronic music.
Ciri khas dari nightcore adalah gaya mereka saat me-remix sebuah lagu dengan ritme nada cepat dan dibarengi dengan perubahan nada vocal.
Selain itu Nightcore biasanya diasosiasikan dengan budaya otaku juga anime, karena penggunaan latar anime pada setiap thumbnail YouTube musik-musik Nightcore.
Nightcore ini tercipta dengan mengubah speed serta pitch lagu orisinil menjadi 20% hingga 30% lebih cepat atau lebih tinggi. Dengan mengubah kedua hal ini secara bersama-sama, lagu Nightcore akan dapat memberikan kesan yang berbeda bagi pendengarnya.
Jadi, musik-musik Nightcore seakan memiliki kesan vocal yang robotik, artificial, atau bahkan layaknya suara “anak kecil”. Yang diakibatkan dengan ditingkatkannya pitch dari vocal tersebut.
Sebenarnya, hal ini agak memiliki kemiripan dengan remix-remix TikTok di era sekarang. Berciri ritme cepat dan high pitching vocal. Dapat kita ambil contoh dengan “Miss You” dari Oliver Tree dan Robin Schulz.
Lalu pada sekitaran tahun 2010-an mulai muncul gelombang baru pada electro pop music yaitu Personal Computer Music atau PC Music. PC music adalah sebuah grup musik yang berasal dari London dan diproduseri oleh A. G. Cook.
PC Music mulai meng-upload karya mereka pada tahun 2013 di platform musik Soundcloud, tempat yang sama dimana Alan Walker memulai karirnya. Mereka perlahan secara kolektif berubah menjadi sebuah label rekaman dengan nama yang sama.
Salah satu Track paling terkenal dari A. G. Cook berjudul “Beautiful”. Mulai dari sini kesan pinkish dan bubbly dari musik hyperpop mulai terbentuk.
Para musisi yang terasosiakin dengan PC Music secara argumentative menjelaskan bahwa tujuan gaya bermusik yang mereka lakukan bertujuan demi memberi kesan “satir” dan parodi pada electro music pop.
Ide ini bukan muncul dengan sendirinya melainkan terbentuk secara organik juga teratur bersamaan dengan terbentuknya blue print dari hyperpop.
Salah satu contohnya adalah “Hey QT” dari QT. Disini QT adalah karakter fiksional yang mempromosikan sekaligus perwujudan hidup dari minuman berenergi semi-fiktif bernama “QT Energy Drink”.
QT diperankan oleh perempuan bernama Dunham dan dinyanyikan oleh Harriet Pittard. Dengan A. G. Cook dan Sophie Xeon sebagai produsernya. Single debut mereka "Hey QT" dirilis pada tahun 2014.
Hal ini lah yang membuatnya terlihat sebagai sebuah joke dan ironi pada saat yang sama dari sisi pendengar.
Dan dari sinilah sebuah ide mulai muncul untuk “menanggapi” musik electro pop itu sendiri dengan membuat versi lanjutannya yaitu “Pop 2”.
Charli XCX dengan hits terbesarnya yaitu “Boom Clap” pada 2014 memutuskan untuk bekerja sama dengan kru dari PC Music untuk membuat musik elektronik yang lebih eksperimental.
BACA JUGA: APA ITU MUSIK SHOEGAZE? DAN BAGAIMANA SKENANYA DI INDONESIA?
Charli memutuskan untuk bekerja sama dengan A. G. Cook dan Sophie Xeon. Langkah pertama Charli setelah bertemu dengan mereka adalah rilisnya single Charli XCX yang berjudul “Vroom Vroom”. Lagu ini diproduseri oleh Sophie Xeon.
Lalu setelah itu ada “Number 1 Angel”, mixtape ketiga yang dirilis Charli XCX dan diproduseri oleh A. G. Cook.
Selain itu pula, dalam kurun waktu yang tidak begitu jauh terdapat satu musisi lain yang masih bisa dipertimbangkan sebagai leluhur dari hyperpop yaitu Grimes.
Grimes dengan Album yang ia rilis pada tahun 2012 berjudul Vision ikut andil dalam mempengaruhi gelombang hyperpop ini.
Salah satu track dalam album ini berjudul “Oblivion” yang memberi bumbu feminim juga permainan dari synthesizers untuk menonjolkan kesan “canggih”.
Lalu di kurun waktu yang berdekatan juga, ada Ke$ha dengan beberapa lagunya yang ternama berjudul “Your Love is My Drug”, lalu “We are Who We are”, dan lainnya.
Dengan pross yang matang ini hyperpop telah berevolusi sedemikian rupa namun tetap pada “roots” mereka. Terdapat nama-nama populer yang memenuhi dunia hyperpop sekarang, misalnya 100 Gecs, Aldn, deko, YAMEII, Miraie dan terakhir Porter Robinson.
Dan diantara mereka memiliki gaya yang berbeda, misalnya Miraie dan YAMEII yang bergaya Hip-Hop atau rapping di dalamnya. Lalu Porter Robinson dan 100 Gecs yang mengedepankan unsur beat dalam lagunya.
Mungkin untuk beberapa orang hyperpop terdengar begitu noisy dan terkesan berantakan. Namun perlahan permainan melodi mereka akan terus berputar di kepala kalian dan sulit dilepaskan, atau istilah kerennya earworm.
Semoga artikel ini dapat menambah referensi pada playlist Spotify kalian Untuk yang masih ragu coba aja deh dengerin, siapa tahu ketagihan. (*/)