Album ‘Can Machines Fall in Love?’ oleh Maliq & D’essentials merupakan perpaduan sempurna antara musik yang indah, lirik yang puitis, dan pesan filosofis yang relevan dengan kehidupan di masa kini.
FROYONION.COM Dunia musik Indonesia kembali diramaikan dengan perilisan album terbaru dari grup musik legendaris, MALIQ & D'Essentials.
Mengusung judul "Can Machines Fall In Love?", album ini menandakan kembalinya Angga Puradiredja, Widi Puradiredja, Indah Wisnuwardhana, Jawa, Lale, dan Ilman Ibrahim ke blantika musik tanah air setelah vakum selama 3 tahun.
Dirilis pada tanggal 30 Mei 2024, album ini memuat 7 lagu penuh makna dan melodi indah, termasuk dua single yang telah lebih dulu memikat hati para penggemar, yaitu "Aduh" dan "Kita Bikin Romantis".
Album ini menjadi karya kesembilan MALIQ & D'Essentials yang menandai perjalanan panjang mereka selama 22 tahun di industri musik Indonesia.
Album terbaru MALIQ & D'Essentials, "Can Machines Fall In Love?", hadir dengan proses kreatif yang unik dan penuh makna. Berbeda dengan album-album sebelumnya, penulisan lirik lagu kali ini dilakukan secara kolektif oleh keenam personil band. Hal ini menghasilkan lirik lagu yang lebih personal dan menyentuh hati para pendengar.
Widi Puradiredja, salah satu personel MALIQ, mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki target khusus untuk lirik album ini. Mereka hanya ingin menuangkan apa yang mereka rasakan dan apa yang relevan dengan kehidupan anak-anak saat ini.
Proses kolektif ini menghasilkan lirik lagu yang lebih kaya dan beragam. Setiap personel band membawa ide dan pengalaman mereka masing-masing, sehingga menciptakan perpaduan yang unik dan menarik.
BACA JUGA: MITTY ZASIA RILIS ‘PADA AKHIRNYA BERKAWAN BERLALU’: PERTEMANAN BISA KEDALUWARSA?
Keunikan lain dari album ini adalah aransemen musiknya yang kental dengan nuansa MALIQ. Menggabungkan unsur musik pop, soul, dan R&B, album ini menghadirkan pengalaman mendengarkan yang berbeda dan menghangatkan hati.
Perpaduan lirik yang personal dan aransemen musik yang soulful menghasilkan sebuah album yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menyentuh hati para pendengar. "Can Machines Fall In Love?" adalah sebuah bukti kematangan MALIQ & D'Essentials sebagai musisi yang terus berevolusi dan menghadirkan karya-karya yang berkualitas.
Maliq & D'Essentials Lebih dari Sekedar Musik di "Can Machines Fall In Love?" Album terbaru Maliq & D'Essentials, "Can Machines Fall In Love?", menawarkan lebih dari melodi indah yang memanjakan telinga.
Di balik lagu-lagunya, terkandung refleksi mendalam dari pengalaman pribadi para personelnya selama proses kreatif di era digital yang pesat ini.
Lebih dari sekedar album musik biasa, "Can Machines Fall In Love?" menjadi sebuah karya seni yang menjembatani sisi personal para personel Maliq & D'Essentials dengan realitas dunia yang terus berkembang.
Judul album ini sendiri menjadi sebuah pertanyaan filosofis yang memancing perenungan tentang peran teknologi dan perasaan manusia di era digital. Di satu sisi, teknologi menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam proses pembuatan musik.
BACA JUGA: THRU, BAND POP-ROCK ASAL BANDUNG RILIS SINGLE TERBARU ‘PART OF’
Di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa kemajuan teknologi tersebut dapat menggantikan peran manusia dan nilai-nilai kemanusiaan, termasuk dalam hal merasakan dan mengekspresikan emosi.
Para personel Maliq & D'Essentials, seperti yang diungkapkan oleh Widi, tidak memusuhi teknologi. Mereka justru melihatnya sebagai alat yang dapat membantu dalam proses kreatif ini.
Namun, mereka juga meyakini bahwa perasaan manusia masih merupakan elemen terkuat dalam musik dan belum dapat digantikan oleh teknologi.
Hal ini dibuktikan dengan sentuhan personal dan emosional yang kental dalam setiap lagu di album "Can Machines Fall In Love?".
Pertanyaan "Can Machines Fall In Love?" tidak hanya terbatas pada konteks percintaan. Pertanyaan ini juga menyentuh tema yang lebih luas tentang hubungan manusia dengan teknologi di era digital.
Apakah teknologi dapat meniru perasaan manusia? Apakah kita akan semakin bergantung pada teknologi dan mengabaikan sisi kemanusiaan kita?
Album "Can Machines Fall In Love?" mengajak pendengarnya untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menemukan jawabannya sendiri.
Lebih dari sekadar hiburan, album musik "Can Machines Fall In Love?" merupakan sebuah mahakarya yang menggugat pemikiran kritis dan mendorong refleksi mendalam tentang peran teknologi dan kemanusiaan di era digital.
Perilisan album terbaru MALIQ & D'Essentials, "Can Machines Fall In Love?", tidak hanya menghadirkan karya musik yang memukau, tetapi juga menandai kembalinya kerjasama mereka dengan Warner Music Indonesia.
Ini adalah babak baru yang penuh semangat bagi band ternama ini, setelah sempat vakum selama 14 tahun dari label musik major.
Kerjasama ini menandakan era baru yang lebih besar bagi MALIQ & D'Essentials. Dengan pengalaman dan talenta mereka yang luar biasa, dipadukan dengan dukungan dan jangkauan luas Warner Music Indonesia, band ini siap untuk membawa musik mereka ke level yang lebih tinggi dan menjangkau lebih banyak penggemar di seluruh Indonesia.
Widi Puradiredja, drummer MALIQ & D'Essentials, mengungkapkan alasan di balik kembalinya mereka ke Warner Music Indonesia. Menurutnya, ini adalah waktu yang tepat bagi band untuk menjalin kerjasama dengan mitra yang memahami mereka dengan baik dan mengetahui kebutuhan mereka.
Dengan kembalinya kerjasama ini, MALIQ & D'Essentials memiliki visi dan misi yang besar untuk masa depan. Mereka ingin terus berkarya dan menghasilkan musik yang berkualitas tinggi, serta menjangkau lebih banyak penggemar di Indonesia dan di seluruh dunia.
MALIQ & D'Essentials, grup musik jazz ternama asal Jakarta, baru saja akan merayakan ulang tahun ke-22 pada tanggal 15 Mei 2024.
Selama lebih dari dua dekade berkarya, mereka telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan musik Indonesia. Bagi para personelnya, kesuksesan yang diraih merupakan karunia dan rezeki yang dititipkan Tuhan.
Perjalanan musikal MALIQ & D'Essentials dimulai pada tahun 2002. Sejak awal, mereka telah menunjukkan identitas musik yang unik dengan memadukan elemen jazz, soul, dan R&B.
Album perdana mereka, "1st", dirilis pada tahun 2004 dan langsung menuai sukses besar. Lagu-lagu hits seperti "Terdiam", "Terdiam", dan "Dia" menjadi anthem bagi para pecinta musik di Indonesia.
Meskipun telah malang melintang di industri musik selama lebih dari 20 tahun, MALIQ & D'Essentials tidak pernah kehilangan semangat untuk berkarya. Hal ini terbukti dengan tingginya produktivitas mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2023, mereka menggelar konser tunggal yang sukses besar. Konser tersebut menjadi penanda dimulainya era baru bagi MALIQ & D'Essentials.
Salah satu bukti dedikasi dan semangat berkarya mereka adalah perilisan album terbaru mereka, "Can Machines Fall In Love?". Album ini diluncurkan pada tahun 2024 dan menghadirkan musik yang indah dan penuh makna.
Bagi MALIQ & D'Essentials, musik bukan hanya tentang nada dan melodi. Musik adalah sebuah wadah untuk mengekspresikan diri, menyampaikan pesan, dan menginspirasi orang lain.
Melalui musik mereka, MALIQ & D'Essentials ingin mengajak para pendengar untuk merenungkan berbagai aspek kehidupan, seperti cinta, kehilangan, harapan, dan mimpi.
Dedikasi dan semangat MALIQ & D'Essentials untuk terus berkarya dan menginspirasi patut diapresiasi. Mereka adalah salah satu contoh terbaik dari musisi Indonesia yang terus berkembang dan berinovasi. (*/)