JYP Entertainment (JYPE) California dituntut oleh KG, mantan anggota girl group VCHA. Berbagai bukti atas kekerasan fisik oleh karyawan JYPE kepada anggota VCHA turut dijabarkan, termasuk dampak mental yang mendorong upaya bunuh diri.
FROYONION.COM - Pada Senin (9/12) kemarin, salah satu mantan anggota girl group VCHA, Kiera Grace Madder dengan nama panggung KG, melayangkan tuntutan kepada JYP Entertainment (JYPE) USA atas kekerasan fisik dan mental kepada anggota VCHA.
Aksi ini diikuti dengan keluarnya KG dari salah satu perusahaan hiburan terbesar di Korea Selatan itu. Hal ini lantas menggemparkan para penggemar VCHA yang juga menuntut keadilan lewat aksi protes di kolom komentar akun Instagram @official_vcha serta mengirimkan email massal kepada JYPE USA.
Kabar terkini, respon JYPE dirasa sangat mengecewakan. Pasalnya, lewat pernyataan mereka yang diunggah pada aplikasi FANS, JYPE USA malah menyayangkan tindakan yang diambil KG–menyebutnya hal yang perlu disesali.
BACA JUGA: PENGGEMAR K-POP DEMO DI HYBE, PROTES PRAKTIK KOTOR PENJUALAN ALBUM
Dilansir dari dokumen resmi Complaint Case (General Jurisdiction) of Los Angeles County, terdapat beberapa tanggal dan kejadian penting yang mendorong Kiera Madder (selanjutnya disebut K.M.) untuk menuntut mantan perusahaan yang menaunginya.
K.M. dipaksa untuk mengulangi koreografi dan tarian yang diajarkan oleh pelatih JYPE hingga ratusan kali. Hal ini merobek otot pundaknya yang menyebabkan cedera.
Dalam proses pelatihan tersebut, K.M. juga dilarang untuk minum hingga ia dapat melakukan tarian dengan benar. K.M. juga kerap dibentak dengan bahasa Korea yang tidak ia mengerti. Hal ini menjadi bukti kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan pelatih di JYPE kepada K.M.
Daniel Hong, manager VCHA, menyatakan bahwa JYPE mengikuti hukum yang berlaku di California sebagai dasar hukum untuk mempekerjakan anggota VCHA termasuk K.M. sebagai minor (anak di bawah umur).
Dalam pernyataannya kepada publik, Daniel Hong berkata, “Peraturan tersebut sudah kami pahami dan akan terus kami patuhi ke depannya. Ada beberapa kekhawatiran tentang kualitas grup yang berkompetisi dengan grup lain yang tidak mengikuti dasar hukum yang sama. Namun kami tidak bisa menyalahi hukum. Kami tidak akan menyalahi hukum.”
Hal ini termasuk mengatur jumlah jam kerja dan bayaran minimum untuk seluruh anggota VCHA. Dengan menggarisbawahi pernyataan Daniel Hong, maka seharusnya JYPE USA mengikuti hukum California dan bukan etos kerja yang ‘umum’ dilakukan di Korea Selatan.
Berupa jam kerja yang berlebihan (pulang pukul 2 subuh lalu kembali latihan pukul 7 pagi di agensi Korea Selatan adalah hal biasa) serta gaji yang tidak dibayarkan hingga utang kepada perusahaan lunas (bakal calon idol biasanya menanggung sejumlah utang dari biaya asrama, konsumsi, dan operasional yang akan dibayarkan dengan potongan gaji mereka setelah debut).
Salah satu anggota VCHA mencoba melakukan percobaan bunuh diri karena gangguan kesehatan mental yang diduga timbul akibat sistem pelatihan di JYPE yang kurang humanis.
Anggota tersebut dengan sengaja menelan 42 pil Nyquil (obat batuk dan flu) yang mengakibatkannya muntah-muntah berlebihan di keesokan paginya.
Melihat hal ini, K.M. sebagai teman dan rekan kerja anggota tersebut merasa khawatir dan melaporkan hal ini kepada salah satu karyawan JYPE. Namun karyawan tersebut tidak tampak khawatir dan mengatakan bahwa hal tersebut adalah hal biasa.
Erik Winston (karyawan JYPE Divisi Kesejahteraan Anak) menyatakan pada publik bahwa anggota tersebut keracunan makanan dan sementara akan pulang ke rumah orang tuanya untuk pemulihan.
Terhitung hingga April 2024, K.M. bersama 5 anggota VCHA lainnya tercatat telah menghasilkan penghasilan sebesar $504.543.
Namun K.M. hanya digaji $500/minggu yang sama sekali tidak sebanding dengan penghasilan besar yang mereka hasilkan dari bekerja lebih dari 12 jam sehari.
Jumlah ini di bawah gaji minimum yang ditetapkan California, yaitu $15.50/jam atau sekitar $1.116/minggu.
K.M. juga dibebani utang sejumlah $500.000 dari biaya sewa asrama berupa apartemen mewah dan pengeluaran operasional lainnya. K.M. merasa hal ini tidak adil, karena keputusan untuk menyewa apartemen mewah bukanlah permintaan anggota VCHA, melainkan ‘kebijakan’ perusahaan.
Pada Jumat (6/12) kemarin, K.M. resmi memutus kontrak dengan JYPE USA dan dipaksa harus melunasi utang $500.000 walau sudah resign.
BACA JUGA: JEJAK KEKERASAN SEKSUAL DI KOREA SELATAN DALAM DOKUMENTER BBC ‘BURNING SUN’
Berdasarkan tuntutan K.M. lewat kuasa hukumnya, Graham Legal, JYPE USA dituntut atas 11 pelanggaran.
Hingga saat ini, kasus ini masih dalam proses hukum dan belum ada kabar lanjutan baik dari JYPE USA dan Kiera Madder (KG). Sebagai imbasnya, seluruh kegiatan VCHA ditunda termasuk membatalkan penampilan mereka di Lollapalooza 2024. (*/)