Setelah sekian lama vakum, Dewa 19 kembali naik panggung untuk menuntaskan kerinduan Baladewa. Dengan musikalitas mereka yang terkenal tinggi, tidak heran membuat mereka tetap relevan dan dinantikan banyak pendengar musik Indonesia.
FROYONION.COM - Belakangan ini grup band Dewa 19 sedang menikmati puncak karir untuk kali kedua karena sedang gencar-gencarnya melakukan tur nasional. Grup yang dipimpin maestro musik Indonesia Ahmad Dhani ini tetap aktif dari panggung ke panggung, dari kota ke kota untuk menghibur Baladewa yang merindukan suguhan konser kelas wahid dari Dewa 19.
Padahal saat ini sedang tidak memiliki vokalis tetap dan ‘hanya’ mengandalkan featuring dengan dua mantan vokalis mereka Ari Lasso dan Once, dan juga penyanyi solo Virzha dan Ello. Saat ini Dewa 19 memiliki personil Ahmad Dhani (Keyboard), Andra Junaidi (gitar), Yuke Sampurna (Bass), dan Agung Gimbal (drum).
30 tahun lebih Dewa 19 berkarya dan hampir 10 tahun terakhir vakum an terancam bubar, beberapa tahun belakangan Dewa 19 bangkit dari tidur dengan mengaransemen ulang lagu-lagu hits mereka dan menjalani sejumlah konser.
Melihat fakta di atas, satu pertanyaan muncul, kenapa Dewa 19 masih laku dan diminati oleh pendengar musik di Indonesia?
Dewa 19 merupakan grup musik pop rock yang lahir di Surabaya, Jawa Timur. Didirikan tahun 1986 dengan personil original Ahmad Dhani (keyboard), Erwin Prasetya (Bass), Wawan Juniarso (drum), Andra Junaidi (gitar), dan Ari Lasso (vokal).
Nama yang disebut pertama pada akhirnya menjadi orang paling dominan dan sosok yang tidak dapat dipisahkan dari Dewa 19. Dalam perjalanan musiknya, Dewa 19 kerap bongkar pasang personil, khususnya drummer dan vokalis.
Dewa 19 mencapai popularitas di awal tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebelum memutuskan vakum di era 2010-an. Dewa dikenal lewat lagu-lagu emosional dan aransemen musik yang berkualitas.
Hal ini tidak lepas dari kayanya referensi Ahmad Dhani sebagai pencipta lagu mayoritas Dewa 19 dan diimbangi dengan kreativitas dan eksplorasi yang kuat dari personil-personil lain. Sebut saja lagu ‘Kangen’, ‘Pupus’, ‘Risalah Hati’, dan ‘Roman Picisan’ yang begitu sulit untuk di-cover musisi lain menunjukkan sulitnya aransemen yang dilakukan Dewa 19 untuk lagu-lagunya.
Hingga tahun 2023, Dewa 19 telah merilis beberapa album seperti Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Laskar Cinta (2004) dan Republik Cinta (2006).
Dari album-album yang telah disebut, Dewa 19 melahirkan hits yang ‘nyantol’ di kuping penikmat musik Indonesia. Tidak heran pada akhirnya Dewa19 memiliki penggemar yang melimpah, bahkan hingga saat ini dan mengesampingkan mereka telah lama vakum dan baru kembali baru-baru ini. Dewa 19 telah memberikan kontribusi signifikan untuk perkembangan musik di Indonesia.
Dari penjelasan yang sudah dijabarkan sebelumnya, tidak sulit untuk menjawab kenapa Dewa 19 masih relate di era sekarang, bahkan pasar Dewa 19 juga menjangkau anak-anak muda yang mana saat dewa mencapai puncak karir di tahun 1990-an dan awal 2000-an anak-anak muda ini belum lahir atau belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mencerna lagu-lagu Dewa 19.
Ada beberapa kemungkinan kenapa Dewa 19 masih laku hingga saat ini. Berikut penjelasan dan analisisnya;
Dewa 19 mencapai puncak popularitas pada tahun 1990-an dan awal 2000-an. Lagu-lagu Dewa 19 yang sarat emosi dan lirik yang mendalam kerap menyimpan memori khusus dari para pendengarnya. Dan untuk saat ini, bagi pendengar lawas Dewa 19, melihat Dewa 19 kembali naik panggung tentu membawa atmosfer tersendiri seperti larut dalam lautan memori yang menyertainya.
2. Kualitas Musik Tinggi
Salah satu hal yang perlu disetujui bersama adalah Dewa 19 menawarkan musikalitas kelas wahid pada zaman itu. Aransemen yang ‘jelimet’, melodi yang ikonik, dan lirik-lirik yang bermakna membuat Dewa 19 berada di level yang berbeda dibanding dengan band lain di masa itu.
Untuk ukuran band 1990-an, Dewa 19 melu pesat dengan instrumen yang mereka gunakan, pun suara yang dihasilkan. Dewa 19 era 1990-an adalah era Ari Lasso sebagai vokalis utama memiliki suara yang khas aksi panggung yang energik.
Once Mikel menjadi wajah baru Dewa 19 di era 2000-an, meski sedikit lebih pasif dibanding Ari Lasso untuk urusan aksi panggung, Once memiliki lengkingan suara yang tinggi sehingga cakap untuk menyanyikan lagu-lagu Dewa 19 yang terkenal sulit, salah satunya Roman Picisan mampu ditaklukkan oleh Once Mikel.
Musikalitas yang tinggi ini pada akhirnya membawa Dewa 19 menjadi grup band paling berpengaruh di Indonesia, dan sepantasnya untuk dinantikan kembali kehadiran dan aksi panggungnya.
3. Tampil Fresh
Salah satu yang mencuri perhatian adalah Dewa 19 tampil fresh dengan aransemen baru untuk hits-hits mereka dan tentunya format tanpa vokalis. Sepeninggal Ari Lasso dan Once Mikel, praktis Dewa 19 tidak memiliki vokalis tetap.
Belakangan ini, Dewa 19 tampil dengan 2 vokalis yang jauh lebih muda dari usia personil Dewa 19 yakni Virzha dan Ello. Konsep band tanpa vokalis tetap nampaknya membawa keunikan bagi Dewa 19. Selain bersama 2 vokalis yang sudah disebut, dalam beberapa penampilan, Dewa juga menggandeng kembali Ari Lasso dan Once Mikel untuk menjadi vokalis mereka.
Pada akhirnya, kualitas musik inilah yang membawa Dewa 19 tetap relate dan laku hingga saat ini. Warisan musik yang berkelanjutan nyatanya membuat dewa 19 kuat meski berkali-kali ganti personil. Warisan musik Dewa 19 tetap hidup dan relevan. Lagu-lagu mereka tetap dinyanyikan baik oleh generasi tua yang sudah lama mengenal mereka maupun generasi muda yang mengagumi musikalitas mereka. (*/)