Hindia, proyek musik dari Baskara Putra, menjadi medium untuk menyalurkan pengalaman pribadi sekaligus menjawab komentar negatif yang selama ini ia terima.
FROYONION.COM - Baskara Putra, yang dikenal dengan nama panggung Hindia, sering menggunakan musiknya untuk menjawab berbagai komentar negatif yang dialamatkan padanya.
Mengutip dari Detik, dalam lagu-lagunya, Hindia menumpahkan perasaan, membahas tudingan yang tidak mengenakkan, dan melepas amarah dengan caranya sendiri.
Pendekatan ini terlihat jelas dari album debutnya, Menari Dengan Bayangan, hingga karya terbarunya, Lagipula Hidup Akan Berakhir.
“Hampir semua lagu saya berbicara tentang itu. Jadi, kurang lebih terangkum di album-album yang pernah saya rilis,” ujar Baskara Putra kepada Detik dalam sebuah wawancara di Kuningan, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: CRSL CONCERT 4 MEMBAYAR KERINDUAN PENONTON KEPADA HINDIA
Salah satu contoh yang disebutkan adalah lagu Besok Mungkin Kita Sampai dari album pertamanya, serta Forgot Password, lagu dari album keduanya yang menampilkan kolaborasi dengan Nadin Amizah.
Meskipun sekilas terlihat seperti respons langsung terhadap kritik atau komentar negatif, Baskara mengaku bahwa gaya bermusiknya ini sebenarnya adalah bagian dari caranya untuk menyalurkan pengalaman pribadi.
“Ya diri sendiri sih. Maksudnya, kalau pun ada omongan netizen, curhat ke saya, nggak ada lagu saya yang nggak ada hubungannya dengan pengalaman pribadi saya,” jelas Baskara.
Hindia memang dikenal sebagai musisi yang otentik. Ia selalu berusaha menyampaikan cerita personal yang relevan dengan pendengarnya. Gaya ini menjadi daya tarik tersendiri, menjadikan musik Hindia terasa intim dan relatable.
Di balik lagu-lagu yang ia rilis, Baskara menciptakan ruang untuk dirinya sendiri sembari mengajak pendengar memahami bahwa emosi manusia, termasuk rasa sakit dan amarah, adalah bagian dari kehidupan.
Tahun 2024 menjadi momen penting bagi Hindia. Baskara berhasil membawa pulang tiga penghargaan di ajang bergengsi AMI Awards dua untuk proyek solonya sebagai Hindia dan satu untuk bandnya, .Feast. Jumlah ini menjadi pencapaian tertinggi dalam kariernya.
“Iya, ini menang paling banyak sepanjang karir saya karena beberapa kali menang tapi biasanya cuma satu. Ini dapat gelondongan baru sekarang ini,” kata Baskara dengan senyum puas.
Penghargaan ini tidak hanya menjadi pengakuan atas kualitas musiknya, tetapi juga pembuktian bahwa kritik yang selama ini ia terima tidak menghalangi kesuksesannya.
Namun, Baskara juga menggunakan momen kemenangannya untuk memberikan sindiran halus. Dalam pidato kemenangannya, ia menyebut bahwa penghargaan-penghargaan itu didedikasikan bagi mereka yang sering mengatakan bahwa ia tidak bisa bernyanyi.
BACA JUGA:
MENGULIK MAKNA DI BALIK PENULISAN LAGU DI ALBUM ‘LAGIPULA HIDUP AKAN BERAKHIR’ HINDIA
“Saya nggak menyindir siapapun. Saya lebih kayak tahu rasanya dibilang di internet oleh ribuan orang nggak bisa nyanyi, suaranya jelek, berhenti aja, bikin lagu aja gitu,” ungkapnya.
Baskara menegaskan bahwa setiap orang memiliki potensi bermusik, meskipun sering kali suara atau teknik yang dianggap tidak sempurna menjadi bahan olok-olok. “Saya percaya semua orang bisa nyanyi.
Nggak ada orang yang nggak bisa nyanyi, nggak ada suara jelek, adanya suara fals. Saya juga fals bertahun-tahun lalu, tapi apapun kalau dibikin dari hati pasti akan sampai,” katanya.
BACA JUGA: HINDIA SEMAKIN MENDUNIA DENGAN MANGGUNG DI JEPANG
Pesan ini tidak hanya ditujukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang mungkin berada dalam situasi serupa. Bagi Baskara, musik adalah tentang menyampaikan sesuatu dari hati, bukan tentang kesempurnaan teknis.
Ia mendorong mereka yang merasa direndahkan untuk terus berkarya dan membuktikan bahwa mereka lebih dari apa yang orang lain katakan.
Sebagai musisi, Baskara tidak hanya menggunakan lagu-lagunya untuk curhat, tetapi juga untuk menyampaikan pesan kepada pendengarnya. Karya-karyanya menjadi medium untuk menyampaikan bahwa setiap pengalaman, baik itu kesedihan, kemarahan, atau kritik, bisa diubah menjadi sesuatu yang produktif.
Piala-piala yang diraih Hindia di AMI Awards tahun ini bukan hanya sekadar pengakuan atas karya seni. Lebih dari itu, penghargaan-penghargaan tersebut menjadi simbol perjuangan dan ketekunan seorang musisi yang memilih untuk tidak menyerah pada suara-suara negatif.
Ia ingin membangkitkan semangat orang-orang yang memiliki cerita serupa dengannya, menunjukkan bahwa setiap orang punya tempat untuk berkembang dan bersinar.
BACA JUGA:
RIGHT WHERE YOU LEFT ME: CERITA PENANTIAN SERTA PERTUMBUHAN DIRI EAJ DAN HINDIA
Baskara Putra, dengan proyek Hindia-nya, membuktikan bahwa komentar negatif tidak harus menjadi hambatan, melainkan bahan bakar untuk menciptakan karya yang jujur dan menyentuh hati.
Dengan terus berkarya dan tetap setia pada dirinya sendiri, ia telah menciptakan ruang yang tidak hanya membantunya tumbuh sebagai musisi, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri. (*/)