
Band hardcore Difficult and Hard mengangkat isu serius pada album barunya berjudul Catastrophic. Mulai dari isu kemanusiaan di Palestina, hingga tragedi Kanjuruhan pun mereka suarakan.
FROYONION.COM - Sejak detik-detik awal mendengarkan satu nomor bertajuk “A Deity of Al-Ilah” di album Catastrophic ini, kelompok musik hardcore-metal asal Malang, Difficult and Hard langsung menyeret pendengar masuk di pusaran keresahan mereka.
Di lagu “A Deity of Al-Ilah” misalnya. Awalnya terdengar suara guruh di langit dan sayu-sayu nada minor khas timur tengah, lalu tersaji lagi prolog dengan suasana yang mencekam.
Album yang rilis pada 9 Maret 2025 itu disajikan dengan mengangkat realita kondisi kekacauan yang terjadi di dunia.
Tentang album baru ini, Prasetyo, gitaris Difficult and Hard dkk. mengatakan, bahwa seharusnya dunia menjadi tempat aman manusia.
“A Deity of Al-Ilah menceritakan tentang bagaimana kita, manusia, lupa bahwa surga juga berada di bumi dengan hamparan alam dan kekayaannya. Hanya dengan sesederhana menarik nafas kita sudah menghirup kehidupan yang disediakan oleh-Nya,” terang Pras.
BACA JUGA: DENISA UMUMKAN JADWAL TUR ‘REMNANTS OF BERNADETTE - EUROPEAN TOUR’ PADA APRIL 2025
Album Catastrophic bicara soal berbagai kerusuhan, maupun perang. Mulai dari tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang, hingga genosida Israel kepada Palestina.
“Di album ini, kami ingin membicarakan dunia dalam perspektif kami kepada manusia yang saling menumpas dengan alasan bias dan amoral,” ucap Prasetyo.
Meskipun begitu, bagi Prasetyo lagu mereka juga punya harapan akan bangkitnya manusia dari kehancuran.
“Seperti halnya gelap pasti ada terang, atau dark ages pasti ada renaisans. Tetapi tinggal kita lihat kebangkitan itu milik kawan atau para penguasa. Kata Optimisme digunakan sebagai alat para kapitalis untuk mengaburkan realita,” terangnya.
Vokal sakit yang diteriakkan sang vokalis, Bagus, memiliki karakter yang mengingatkan pada sosok Scumbag semasa di Burgerkill yang juga melantunkan lagu-lagu suram seperti yang diangkat Difficult and Hard.
Aransemen yang mereka mainkan sangat rapi dengan menjahit metal dan hardcore menjadi kesatuan musik yang low tapi berat. Sedikit petikan-petikan melodius menjadikan band ini punya ciri khas.
Difficult and Hard adalah manifestasi ledakan energi berkekuatan tinggi. Beriringan dengan setiap dentuman-dentuman kekerasan dan ledakan bom yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Lirik-lirik yang diangkat dalam lagunya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Perenungan-perenungan yang dilakukan oleh Difficult and Hard menghasilkan karya yang jujur.
“Album Catastrophic ialah emosi dan energi yang kami bangun selama ini. Jadi bukan hanya musik, tapi juga ada pengalaman," ujar Pras.
Usia band Difficult and Hard nyaris 20 tahun. Mereka terbentuk di tahun 2006 dan bergiat di scene lokal East Coast Empire - Malang City Hardcore. Sudah beberapa kali ganti personil, kini yang tersisa sejak tahun 2006 hanya Pras.
Selama mereka bergerilya dari panggung ke panggung, Difficult and hard telah lakukan berbagai aktivitas layaknya band pada umumnya, seperti tur (2010), merilis mini album The Endways of Undying (2016), dan kini album Catastrophic (2025).
BACA JUGA: SINYAL PERPISAHAN KOMPLOTAN ASAL BUNYI LEWAT PANGGUNG ‘ASBUN: SELESAI’
Saat ini personil mereka ada lima, yaitu Prast (gitar), Bagus (vokal), Briantono (bas), Dista (gitar), dan Ikhsan (drum).
Di bulan ini, masih dalam rangka merayakan rilisnya Catastrophic, Difficult and Hard akan menggelar showcase yang akan segera diumumkan tanggalnya di akun Instagram mereka. (*/)