Music

FOR REVENGE RILIS SINGLE ‘SEMULA’, ANGKAT BARGAINING DALAM MEMPROSES KESEDIHAN

Band asal Bandung, for Revenge  merilis single ketiga tahun ini berjudul Semula. Lagu ini menggambarkan perasaan seseorang yang sedang berada dalam fase bargaining lewat balutan musik emo.

title

FROYONION.COM - Unit musik emo asal Bandung, for Revenge kembali melepas single terbarunya di tahun ini berjudul Semula.

Masih sama dengan Sadrah dan Penyangkalan, tema lagu ini juga tak jauh-jauh dari kesedihan pasca patah hati.

Namun, sebagaimana komitmen for Revenge di album keempat mereka yang digarap selama dua tahun dan dilepas pada 2022 lalu, patah hati adalah salah satu proses dalam hidup manusia yang patut dirayakan.

Dalam proses membangun album kelima mereka, kali ini for Revenge seakan ingin menghadirkan fase apa saja yang bakal dilalui manusia dalam memproses kesedihan karena patah hati.

Lalu, seperti apa kisah yang diangkat dalam single Semula kali ini?

HADIRKAN FASE ‘BARGAINING’ SEBAGAI TEMA BESARNYA

Elisabeth Kübler-Ross, seorang psikiater keturunan Amerika–Swiss, mengusulkan sebuah teori yang dikenal dengan The Five Stages of Brief atau yang banyak dipahami sebagai lima tahapan kesedihan.

Lima tahapan tersebut adalah penyangkalan (denial), marah (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), dan penerimaan atau kepasrahan (acceptance).

Jika dalam Sadrah kita bisa menangkap tahapan kepasrahan seperti yang digambarkan dalam lirik:

Sudahlah, kali ini ku berserah Kehilangan segalanya Kau dan dia pemenangnya

Kemudian dalam Penyangkalan, kita harus menghadapi fase denial dari si tokoh utama yang dipertegas lewat sambutan dalam liriknya yang berbunyi: 

Selamat datang di penyangkalan!

Melanjutkan konsep album kelima yang menyorot tahapan kesedihan manusia dalam memproses kesedihan, for Revenge menghadirkan tahapan bargaining dalam Semula.

Dalam single ketiga ini, digambarkan dalam liriknya tokoh utama berandai-andai jika saja sejak mula pertemuan yang berujung patah hati itu tak pernah terjadi.

Seperti terungkap dalam lirik berikut, yang terasa relate dengan pengalaman banyak orang yang pernah merasakan pahitnya patah hati: 

Semestinya kau dan aku tak pernah bermula

Dan saling melupa

Semestinya kau dan aku tetap bersela

Dan saling melupakan

Lewat single ini for Revenge seolah ingin mengajak pendengar ke titik awal kisah perpisahan Sera dan Rana yang telah dimulai dalam video musik lagu Sadrah dan Penyangkalan.

“Di lagu ini, kami mengajak pendengar untuk kembali ke titik semula,” ungkap Boniex, vokalis for Revenge.

Lagu ini memiliki sisi personal mengingat liriknya ditulis dengan berpijak pada pengalaman pribadi Boniex sendiri. 

Tak heran jika Semula punya penggambaran yang halus dan menyentuh mengenai fase bargaining yang penuh dengan kebimbangan.

Hal ini jelas menjadi modal yang bagus untuk menjalin keterikatan antara Semula dan pendengar secara personal.

“Di saat patah hati, kita semua pasti pernah merasakan keinginan untuk memutar ulang waktu agar bisa kembali ke awal pertemuan dan membuatnya tidak pernah terjadi, alih-alih menyembuhkan rasa sedih itu,” jelas Boniex.

TETAP EMO MESKI DENGAN NUANSA YANG BEDA

Proses penggarapan single ini terbilang cukup singkat. Dalam kurun waktu kurang-lebih sebulan, band yang beranggotakan Boniex Noer (vokal), Arief Ismail (gitar), Izha Muhammad (bas), dan Archims Pribadi (drum) berhasil merampungkan Semula.

Tanpa menghilangkan ciri khas musiknya dari karya mereka sebelumnya, for Revenge menyuntikkan nuansa emo era tahun 2000-an dalam lagu ini.

Tak heran jika Semula terasa lebih emosional dan nostalgik, utamanya bagi kaum Milenial akhir dan Gen Z generasi awal yang tumbuh di era tersebut.

Dirilis di bawah naungan Sony Music Indonesia, sejauh ini Semula mendapatkan sambutan yang positif. Bahkan menjadi trending di YouTube Music Indonesia.

Single ketiga mereka di tahun ini, menjadi lanjutan perjalanan bagi album kelima for Revenge yang rencananya akan diberi judul Perayaan Patah Hati Babak 2.

Lagu Semula bisa kalian dengarkan sebagai teman perjalanan dalam proses menyembuhkan patah hati, sejak 10 Oktober lalu di berbagai platform streaming musik digital. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan