Music

DUET CAESSARIA DAN ARIEL NOAH SEGARKAN LAGU 'LITTLE OLD MAN'

Usung music pop dengan sentuhan folk, Caessaria menjadi grup band muda yang bahkan diakui pula oleh Ariel Noah. Dengan mengaransemen ulang lagu ‘Little Old Man’ kehadiran Ariel menjadi nada baru untuk lagu tersebut.

title

FROYONION.COM – Pertanyaan pertama yang muncul dari lagu tersebut adalah sosok yang dituju sebagai little old man yang secara literal diartikan ‘orang tua kecil’. Secara umum bisa kita ketahui bahwa setiap orang yang sampai diusia senja akan mengalami penyusutan sel. Tidak mengherankan apabila seseorang yang disebut kakek-kakek atau nenek-nenek akan lebih pendek secara fisik daripada dirinya secara muda.

Lebih dari pengertian tersebut, konsep little yang diusung oleh Caessaria dengan menghadirkan Ariel Noah adalah pertemuan sosok dewasa (yang bijaksana) dengan memorinya di masa muda. Hal ini secara lebih jelas diterangkan dalam lirik pertama lagu tersebut.

Between the memories
Floating down through the ages
For someone, in somewhere
Trimmed in the purple haze
Laugh in the simple way
For me, just me 

Menggabungkan keterangan ruang dan waktu dengan kata between dalam lirik “between the memories” menunjukkan pertemuan nada yang dihadirkan oleh Ariel dengan Arin sebagai vokalis Caessaria. Secara visual, Arin muncul dalam televisi kuno yang menyanyikan reff lagu Little Old Man. Sebagaimana waktu berulang, fungsi reff dalam lagu menjadi media untuk menunjukkan pengulangan waktu.

Ketika pengulangan waktu terjadi, Ariel berjalan liris menuju sebuah piano tua dan mulai memainkan melodi yang disambut oleh lirik pembuka lagu tersebut. Menegaskan kehadirannya sebagai sosok masa depan dari little old man, ia memberikan sebuah penegasan dalam lirik “for someone, in somewhere”.

BACA JUGA: LAGU WEDI NEROKO KLANTINK SARAT AKAN KEGEMBIRAAN, MAKNA, RINDU TRADISI

Ariel memainkan fokus lagu dengan piano sebagai instrumen utama. Drum ditabuh lebih pelan daripada lagu-lagu Caessaria yang lain. Gitar dan Bazz pun dipetik lebih pelan ketika lirik-lirik yang menunjukkan keberadaan masa depan seorang lelaki tua dinyanyikan. Terlebih, dalam kolaborasi tersebut, suara khas Ariel menunjukkan penegasan terhadap kedewasaan seorang lelaki.

Hingga, Adin masuk dengan irama musik yang lebih kompleks. Alat musik ritmis memasuki sebuah tempo yang lebih cepat. Permainan pengolahan musik ini menyasar pada sebuah potret masa kecil seseorang. Dipertegas dengan cara Adin yang membawakan lirik lagu Little Old Man dengan suara yang lebih ringan daripada Ariel, tampaklah penampang masa kecil itu semakin diperlihatkan.

Seolah, sambutan suara Adin dalam lagu yang dimulai oleh sentuhan dewasa Ariel membuat ruang dan waktu dibengkokkan. Sosok lelaki tua (dengan kedewasaan dan kebijaksanaannya) melihat kembali masa kecilnya yang penuh dengan keriangan. Tempo musik yang semakin cepat menunjukkan bagaimana anak kecil berlarian, menikmati sebuah arena permainan. Ketika itu, sosok dewasa yang dimainkan Ariel seolah menginginkannya kembali. 

Seeing on the night in clouds
Like you and me
We are blind to see the flares
Like other way

Dengan sebuah lirik “we are blind to see the flares”, bait tersebut meningkatkan tempo lagu yang semakin cepat dan kompleks. Ariel dan Adin tidak lagi terpisah oleh ruang dan waktu. Mereka bertemu dalam sebuah aliran waktu yang sama, pada sebuah ruang yang hanya diterangi serpihan cahaya.

Serpihan cahaya itu diibaratkan sebagai flares, yang dalam hal ini berwujud dua hal, penerangan darurat yang biasa dipakai seseorang dalam gua atau penyelam dan kembang api. Sebagai penerangan darurat dalam gua atau laut, bait tersebut menggambarkan kehadiran sebuah jembatan waktu. Gua seperti memiliki dua mulut, yang pertama dimasuki oleh kakek tua dan yang sejajar dengan mulut itu (ruang di masa lalu) dimasuki oleh sosok mudanya. Hingga, keduanya bertemu di tengah-tengah.

Ketika berada di tengah-tengah itu mereka bernyanyi Bersama, saling menyahut, mengisi bentuk suara satu dan dua. Mereka berpesta layaknya sebuah metode terbaik untuk mengingat catatan waktu di masa lalu yang meriah, yang menyenangkan.

'Cause I keep holding about you in my dream
I'm in pain
Are you mine?

Setelah segala kesenangan itu, sosok tua yang dikenal sebagai perwakilan sebagai rasa sakit pun menghadirkan pertanyaan, “I’m in pain/ are you mine?”. Dalam pertanyaan yang didahului oleh persona rasa sakit, lelaki dewasa sedang berkata pada sosok dirinya yang masih muda bahwa nantinya segala yang masih belia pun akan mengalami segala macam sakit di dunia ini. Sekaligus, pertanyaan itu disambut keinginan kuat dari lelaki tua untuk merengkuh kembali segala kesenangan di masa mudanya dulu.

Akhirnya, ruang yang mempertemukan dua sosok dari waktu yang berbeda itu bersetuju dalam bait penutup lagu Little Old Man. Dengan menggabungkan dua warna vokal keduanya saling menabrakkan momentum lagu yang berisi pernyataan “I won’t rush anymore/ I got you and you got me”. Sosok muda memahami agar lebih bersabar menikmati segala proses sebelum menjadi dewasa, sementara itu sosok dewasa diisi dengan kebijaksanaan untuk lebih menerima ketuaan usianya.

Lagu Little Old Man pun dapat dianggap setara secara kualitas konstruksi lirik Bahasa Inggris dan lagu pop (dengan sentuhan folk) sebagaimana Weird Genius mengkomposisikan lagu Sweet Scar. Caessaria membuktikan dirinya sebagai pendatang baru dengan segala nuansa yang dibangun anak muda, justru mampu menghadirkan kembali sentuhan-sentuhan klasik, terutama dengan hadirnya Ariel Noah sebagai penyempurna susunan olah vokal yang dihadirkan dalam lagu tersebut. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hamdan Mukafi

Selamanya penulis