Music

DONGKER RILIS BUKU DAN KASET ‘CERIWIS NECIS’ DALAM FORMAT MULTIKREATIF

Buku Ceriwis Necis dari Dongker menggabungkan 17 lagu dengan berbagai bentuk seni kreatif, seperti puisi, cerpen, ilustrasi, dan iterasi coding. Ini adalah hasil kolaborasi dengan 17 kontributor.

title

FROYONION.COM - Setelah menyelesaikan tur album Ceriwis Necis, band eksperimental asal Bandung, Dongker, kembali menghadirkan karya inovatif. 

Kali ini, mereka tidak hanya merilis album dalam bentuk kaset, tetapi juga membundelnya dengan sebuah buku unik yang mencakup berbagai karya seni kreatif. 

Dirilis oleh Extensive Publishing, lini penerbitan dari Copyright/Reserved dan Greedy Dust, buku ini mencakup transformasi 17 lagu dari album Ceriwis Necis ke dalam bentuk puisi, cerpen, naskah drama, ilustrasi, iterasi coding, desain, dan bahkan seni perhiasan.

BACA JUGA: PAROOTS, UNIT REGGAE ASAL PASURUAN BERKOLABORASI DENGAN MUSISI NIGERIA

Buku yang dicetak menggunakan metode offset print dengan ketebalan sekitar 340 halaman ini menjadi sebuah prasasti kreatif yang menandai perjalanan musik Dongker. 

Setiap lagu dalam album diinterpretasikan ulang oleh 17 kontributor yang memiliki latar belakang seni dan sastra yang berbeda-beda. 

Hasilnya, buku ini tidak hanya menjadi sekadar dokumentasi musik, tetapi juga menjadi sebuah karya yang mempertemukan berbagai bentuk ekspresi artistik dalam satu kesatuan yang harmonis.

KOLABORASI KREATIF DENGAN 17 KONTRIBUTOR

Proyek ini melibatkan 17 kontributor yang masing-masing memberikan sentuhan personal mereka pada satu lagu dalam album Ceriwis Necis

Sebagai contoh, “Bagikan Sakitmu” diterjemahkan oleh Studio Pancaroba ke dalam format yang menyentuh sisi emosional pembaca. 

Sementara itu, “Luka di Pelupuk Mata” ditafsirkan oleh Rugun Sirait sebagai sebuah karya sastra yang menggabungkan unsur puisi dengan narasi yang mendalam. 

Tidak hanya itu, kontribusi dari seniman dan penulis seperti Dea Anugrah, Romario Fajar, dan Adam Sudewo juga memberikan warna baru pada karya-karya Dongker, menjadikannya lebih dari sekadar album musik, tetapi juga sebuah platform kolaborasi kreatif lintas disiplin.

Dongker, yang telah dikenal dengan pendekatan eksperimental dalam bermusik, melalui proyek ini sekali lagi menunjukkan bagaimana seni musik dapat berbaur dengan berbagai bentuk seni lainnya. 

Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya interpretasi karya mereka, tetapi juga memberikan sudut pandang baru bagi penggemar untuk menikmati musik mereka dalam bentuk yang berbeda.

Buku ini memuat berbagai bentuk karya seni, mulai dari puisi hingga naskah drama dan iterasi coding, yang kesemuanya terinspirasi dari lagu-lagu di album Ceriwis Necis

Sebagai contoh, lagu “Sedih Memandang Mimpi” oleh Decky Medani diubah menjadi puisi melankolis, sementara “Tuhan di Reruntuh Kota” oleh Almer Mikhail diterjemahkan ke dalam sebuah cerpen yang mengangkat tema tentang kehancuran dan harapan. 

Sementara itu, karya-karya visual seperti ilustrasi dan desain juga menghidupkan kembali lagu-lagu seperti “Natrium Benzoat” dan “Terbakar Terang” dengan cara yang tak terduga.

Salah satu elemen paling menarik dari proyek ini adalah iterasi coding yang diterapkan pada lagu “Rima Ini Mekar Dengan Amat Biru” oleh Nishkra. Ini menggambarkan bagaimana seni modern dan teknologi dapat berpadu untuk menciptakan sesuatu yang segar dan orisinal. 

Buku ini juga mencakup arsip foto-foto tur Dongker, tanya jawab eksklusif, serta berbagai anekdot mengenai perjalanan band sejak awal berdiri hingga rilisnya album Ceriwis Necis pada tahun ini.

RILIS BUKU DI AJANG INTERNASIONAL

Tidak hanya dirilis secara lokal, buku Ceriwis Necis ini juga akan diluncurkan di beberapa ajang internasional, yakni Art Book Fair di empat negara berbeda:

  1. Singapore Art Book Fair (25-27 Oktober 2024)
  2. Taipei Art Book Fair (22-24 November 2024)
  3. Tokyo Art Book Fair (28 November-1 Desember 2024)
  4. Kuala Lumpur Art Book Fair (06-08 Desember 2024)

Dengan jumlah edisi terbatas sebanyak 400 eksemplar, buku ini dicetak dalam format dwibahasa, yakni Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang menjadikannya tidak hanya menarik bagi penggemar lokal, tetapi juga untuk penggemar internasional. 

Setiap eksemplarnya dijual seharga Rp 540.000, dan penggemar di Indonesia dapat menikmati peluncuran buku ini pada acara khusus yang akan digelar di akhir tahun, bertepatan dengan rilisnya piringan hitam (vinyl) album Ceriwis Necis.

MEMBAWA MUSIK DONGKER KE LEVEL BARU

Rilis buku dan kaset Ceriwis Necis menandai tonggak penting dalam perjalanan Dongker. Dengan menggabungkan musik, sastra, dan seni visual, proyek ini menunjukkan komitmen Dongker untuk terus mendorong batas-batas kreativitas dalam berkarya. 

Album ini tidak hanya disajikan dalam bentuk musik, tetapi juga sebagai karya seni yang bisa dinikmati dari berbagai sudut pandang.

Dalam era di mana musik sering kali hanya didengarkan melalui platform digital, Dongker dengan cerdas menawarkan pengalaman berbeda melalui buku ini. 

Bagi mereka, musik bukan hanya soal mendengar, tetapi juga tentang merasakan, melihat, dan memikirkan—sebuah konsep yang dirangkum dengan sempurna dalam buku Ceriwis Necis

Dengan demikian, proyek ini bukan hanya sekadar rilisan album, tetapi juga sebuah perayaan dari berbagai bentuk seni yang bersatu dalam satu narasi.

Dengan rilis buku Ceriwis Necis, Dongker berhasil menggabungkan musik dan seni rupa dalam sebuah karya yang inovatif dan berani. 

Kolaborasi dengan 17 kontributor menjadikan buku ini lebih dari sekadar dokumentasi musik; ini adalah sebuah pengalaman artistik yang memberikan sudut pandang baru terhadap karya-karya Dongker. 

Bagi para penggemar Dongker yang ingin menikmati karya ini, buku edisi terbatas ini menjadi sebuah koleksi berharga yang patut dimiliki. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Nur Faizi

Reporter LPM Metamorfosa dan menjadi Junior editor di Berita Sleman.