Music

BERHASILKAH SYNCHRONIZE FEST 2023 MEWUJUDKAN ‘BHINNEKA TUNGGAL MUSIK’?

Dalam tagline-nya, pihak penyelenggara seolah ingin menegaskan keinginannya menjadi event musik domestik terakbar. Apakah benar bisa tercapai? Berikut ulasannya.

title

FROYONION.COM - Antrean sudah mengular di hari ketiga Synchronize Festival meskipun waktu masih menunjukkan pukul 13.30 WIB. 

Nggak heran juga karena bisa dikatakan Synchronize Fest ini semacam momen lebarannya anak-anak muda di Indonesia yang menyukai musik-musik lokal. 

Satu pertanyaan yang ada dalam benak penulis: “Apakah tagline ‘Bhinneka Tunggal Musik’ bisa diwujudkan pihak penyelenggara saat hari H?” Simak tulisan ini sampai akhir untuk tahu jawabannya.

NOSTALGIK

Synchronize Fest di hari terakhir hari Minggu (3/9) yang lalu menjadi momen yang benar-benar nostalgik. Setidaknya buat penulis sendiri. 

Salah satu band yang jadi pembuka hari ketiga adalah Setia Band di panggung Dynamic Stage. Dahulu, di era acara musik pagi merajalela Setia Band yang saat itu bergabung dalam sebuah band bernama ST12 menjadi salah satu musisi yang mondar-mandir muncul di semua acara musik pagi di televisi. 

Gebrakannya dengan musik pop melayu ternyata benar-benar disukai oleh anak muda pada saat itu. Dibuka dengan lagu “Putri Iklan” oleh Charly Van Houten, para penonton mulai jingkrak bersorak dan menyanyi bersama. 

BACA JUGA: BIANG PELEPAS ENERGI NEGATIF: SYNCHRONIZE FESTIVAL 2023

Sambil mengingat masa-masa ST12 populer sekitar 10 tahun yang lalu, Charly juga membagikan curahan hatinya mengenai bagaimana musik melayu yang pada saat itu sempat menjadi bahan ejekan banyak orang.

“Kami ingat banget dulu kalo musik-musik melayu kayak kami ini jadi bahan ejekan. Sering banget dibilang norak sama orang-orang. Tapi kami nggak malu ama itu. Kami justru bangga. Dan kayaknya saya nggak perlu tuh nunjukkin skill saya yang asli yang bisa main jazz,” tutur Charly blak-blakan di panggung.

Masih dari Dynamic Stage, setelah Setia Band turun, tampil band legendaris Slank sekitar pukul 15:15. Dan penampilan Slank tersebut bisa disebut sebagai salah satu momen penting dalam festival musik yang mengangkat tema besar “Bhinneka Tunggal Musik” ini.

Slank menghentak dengan ‘I Miss U But I Hate U’ nya di awal mereka tampil. Jelas semua penonton berteriak kegirangan dan sangat bersemangat meskipun sore hari itu Jakarta benar-benar sedang terik sekali mataharinya. 

Kualitas legenda musik Indonesia ini memang tidak diragukan lagi. Band yang dibentuk tahun 1983 itu tampil dengan formasi lengkapnya yang terdiri dari King Bimbim, Abdee, Ridho, Ivanka, serta Kaka yang masing-masing menunjukkan skills-nya.

Di tengah-tengah penampilan Slank ada sebuah kejutan menarik ketika Bunda Iffet (ibunda Bimbim) masuk ke arena panggung Dynamic Stage dan memberikan semacam kue ulang tahun kepada Ridho yang kebetulan juga sedang merayakan hari lahirnya di tanggal 3 September.

Coconut Treez Synchronize Fest 2023
Penampilan Coconut Treez di panggung District Stage yang dipadati oleh pecinta musik Reggae. (Foto: Dok. penulis)

Bergeser ke panggung ke District Stage, kali ini penulis kembali mengenang masa-masa saat musik reggae merajai pasar musik Indonesia dan sering sekali tampil di televisi. 

Penampil yang tengah berada di panggung adalah Coconut Treez. Pasca meninggalnya Tepeng sang vokalis ikonik beberapa tahun yang lalu, seolah gaung musik reggae di tanah air sedikit tenggelam. Tapi kemunculan Coconut Treez di Synchronize Fest 2023 seolah menepis kesan tersebut.

Buktinya panggung District Stage sore itu dipadati oleh trully kawan (sebutan akrab bagi mereka para penggemar Steven Coconut Treez) yang siap bergoyang bersama. 

Dengan beberapa lagu andalan seperti “Lagu Pantai”, “Kembali”, hingga “Serenada”, Coconut Treez berhasil membuat para fansnya jengjet (bunyi petikan gitar musik reggae yang khas) bersama. 

Tapi sayangnya, ada sedikit kekecewaan yang penulis rasakan dalam hati sebab Coconut Treez tidak membawakan lagu “Tersenyum Kembali” yang kalau dibawakan sepertinya akan menambah semangat goyangan para trully kawan. 

BERTABUR ‘BINTANG’

Jelang malam terakhirnya, Synchronize Fest hari ketiga makin padat dengan para pengunjung. Tidak heran karena lineup alias deretan penampil yang paling banyak dinantikan (most wanted) memang bakal tampil di malam hari terakhir. Mereka ini ialah The Adams, Noah, hingga kolektif Mesin Waktu 2.0: Teman-teman Menyanyikan Lagu Naif. 

Tapi sebelum membahas mereka, penulis menyempatkan untuk mendatangi performance dari Tulus di Dynamic Stage. Kerumunan penonton sudah benar-benar padat karena kebetulan penulis memang sampai di area stage setelah 3 atau 4 lagu telah dimainkan terlebih dahulu jadi hanya sisa beberapa lagu saja.

Tapi ‘sisa’ inilah yang justru penting. “Hati-Hati di Jalan” yang sempat viral dan trending beberapa waktu lalu menjadi salah satu bagian lagu penutup dari Tulus. Live session Tulus adalah suguhan performance yang harus kamu saksikan setidaknya sekali seumur hidup. Bukan tanpa alasan, karena cara Tulus bernyanyi, sajian visual art, sampai lirik-liriknya yang relate banget sama keseharian kamu jadi alasan kuat kenapa Tulus mesti kamu tonton penampilan langsungnya setidaknya sekali seumur hidup. Hal itu akan menambah portofolio pengalaman menonton konser dan kamu akan rasakan sendiri daya magis Tulus saat bernyanyi.

Di waktu yang bersamaan juga sebetulnya ada beberapa musisi yang ingin sekali penulis saksikan penampilannya seperti Ungu, Dewi Perssik, hingga Zeke and The Popo yang ada di Gigs Stage. Tetapi karena kemarin penulis hadir dengan beberapa kawan yang sudah lama ingin menyaksikan Tulus jadi kami memilih menonton bersama penampilan dari pemilik lagu “Sewindu” tersebut. 

The Adams menjadi penampil yang paling ditunggu di tiap tahun penyelenggaraan Synchronize Fest. Sekitar 20 menit sebelum Ale, Pandu, Ario, Gigih, dan Ghina muncul di panggung, para penonton sudah terlebih dahulu menyesaki area Dynamic Stage. 

Image The Adams sendiri bisa dikatakan sudah lekat dengan Synchronize Fest jadi nggak heran kalau beberapa menit sebelum mereka tampil kerumunan penonton sudah padat menanti. 

Selama penampilan malam itu, nyaris semua lagu andalan The Adams disajikan. Mulai dari “Waiting”, “Masa-Masa”, “Timur”, sampai “Konservatif” berhasil membuat para penonton sing along dan melupakan segudang masalah hidup mereka. Shootout pokoknya buat The Adams yang berhasil bikin nyaris seluruh area JIExpo kemayoran nyanyi bareng-bareng. 

David Bayu Noah Synchronize
Penampilan mengejutkan saat David Bayu tiba-tiba muncul di tengah penampilan Noah dengan Lagu ‘Topeng’. (Dok. Penulis)

Masih di Stage yang sama, setelah The Adams tampil dilanjutkan oleh Noah. mau dimanapun tampil, kayaknya penampilan Noah bakalan selalu ditunggu oleh penonton dan penikmat musik termasuk di Dynamic Stage malam itu. Walaupun ada sedikit kendala teknis di awal yang membuat penonton sedikit resah dan men-delay penampilan dari Noah sekitar 15 menit-an tapi semua itu dibayar kontan dengan setlist yang dibawakan oleh Ariel, Lukman, dan David. Mulai dari ‘Khayalan Tingkat Tinggi’, ‘Menunggumu’, sampai ‘Kisah Cintaku’. 

Di bagian terakhir penampilan Noah saat membawakan lagu ‘Topeng’ nyaris tidak ada yang menduga jika David Bayu akan muncul. diawali dengan Ariel yang tiba-tiba mengucapkan lirik ‘Apa mauku, apa maumu’ penonton sedikit bingung dan tiba-tiba boom. 

David Bayu muncul ke panggung dengan kaos bertuliskan ‘Noah IF’ sontak penonton pun berteriak dengan lantang dan sing along mix lagu ‘Topeng’ dan ‘Air dan Api’. Salah satu Gimmick Synchronize paling berhasil sepertinya di malam ketiga ketika David Bayu muncul bersama dengan Noah. 

Sesungguhnya setelah itu masih banyak lagi penampilan dari musisi-musisi lokal di stage lain seperti Pee Wee Gaskins, Endank Soekamti, sampai kolektif Mesin Waktu 2.0: Teman-Teman menyanyikan Lagu Naif. tetapi karena penulis ingin menghindari macet yang akan terjadi kalau menonton festival hingga akhir penampil jadi memutuskan untuk pulang lebih awal. 

Mulai dari Pop melayu, Reggae, Power-pop, etnik, Rock, sampai dangdut semuanya ada di Synchronize Fest 2023 kali ini. Benar-benar sebuah persembahan keberagaman musik Indonesia, gak salah kalau tagline tahun ini adalah Bhineka Tunggal Musik, nggak sabar menanti line up Synchronize Fest 2024. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fauzan Jamal

Seorang pekerja korporat, yang tipis-tipis suka menulis.