Midnight Serenade, band yang di dalamnya ada Iqbaal Ramadhan, Dul Jaelani, Devano Danendra, dan Ray Alvero ini menjadi subjek utama dalam kisah di film ‘Perayaan Mati Rasa’.
FROYONION.COM - Perayaan Mati Rasa adalah film yang akan tayang di bioskop-bioskop Indonesia pada Rabu, 29 Januari 2025.
Ini adalah sebuah film yang berkisah tentang perjalanan band bernama Midnight Serenade.
Biasanya keterlibatan band dalam film hanya sebatas kontrak pembuatan soundtrack pelengkap film.
Namun, yang berbeda dari Perayaan Mati Rasa adalah Midnight Serenade menjadi band yang diceritakan dalam film, memiliki karya musik original, sekaligus menjadi aktor asli dalam film.
Para personil yang terhimpun di sana adalah musisi-musisi yang sudah dikenal di Indonesia. Mereka adalah Iqbaal Ramadhan sebagai Ian (bassist), Devano Danendra sebagai Ray Alvero (vocalist), Dul Jaelani sebagai Saka Wijaya (guitarist), dan Randy Danistha sebagai Dika Ardana (drummer).
“Sudah melakukan workshop intens, hingga belajar chord lagu-lagunya sampai rilis lagu,” ujar Devano dalam press release.
BACA JUGA: ADI ALAM MERILIS SINGLE ‘TUTUP MATA SEJENAK’ AJAK PENDENGAR MEMAKNAI KEHILANGAN
Ide ini terpintas dari sang sutradara, Umay Shahab, yang ingin membuat film tentang musik sebagai subjek utamanya. Lalu Iqbaal memberi referensi seperti film Garasi yang terbit tahun 2006 silam.
Mantap dengan itu, Umay bertekad mewujudkan dengan menulis naskah bersama Santy Diliana, Junisya Aurelita, dan Rezy Junio dengan konsep yang aktornya adalah musisi yang juga mampu membawakan lagu aslinya.
Dul sebagai aktor sangat menyambut baik ide itu. Baginya, film ini membawa kepuasan jiwa karena berkarya tidak melulu memikirkan selera pasar. Oleh karena itu, ia langsung tertarik dan memutuskan bergabung untuk menjalani serangkaian workshop hingga rekaman.
“Energinya jadi terasa fresh dan kompleks,” ujarnya.
BACA JUGA: AHMAD DHANI UNGKAP KONSER ‘ALL STARS 5.0’ MUNGKIN JADI PANGGUNG TERAKHIR DEWA 19
Dalam waktu dekat ini mereka tampil live di beberapa kota untuk keperluan promosi. Namun energi nge-band yang didapat dari cinlok di film Midnight Serenade ini tidak menutup kemungkinan berlanjut meskipun proyek film telah usai.
Lagu-lagu Midnight Serenade yang dapat didengarkan di Spotify maupun Youtube antara lain “Laut”, “Kosong”, dan “Sampai Jumpa”.
Seorang anak band bernama Ian Antono ingin menjadikan musik sebagai jalan hidupnya dalam berkarir. Namun, mimpinya itu tidak didukung ayahnya yang sebaliknya lebih mendukung adiknya bernama Uta.
Musibah yang lebih besar datang, yakni saat ayahnya Ian meninggal sementara ibunya baru saja pulih dari sakit jantung yang dideritanya.
Ian dan adiknya terpaksa bersatu untuk menjaga kesehatan ibunya dengan menyembunyikan kabar buruk tentang sang ayah.
Di samping itu, kakak-beradik itu mencari cara untuk menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi.
Padahal lazimnya, ketika seorang anak dalam masalah, ayahnya lah yang biasanya menjadi penolong mereka.
Selain pergumulan Ian dengan musik, film ini nantinya banyak menguak cara-cara yang dihadapi Ian sebagai anak pertama dalam menghadapi masalah.
Berkaca dari film Perayaan Mati Rasa, ini adalah kisah yang relevan dengan kehidupan nyata perihal persoalan anak pertama yang memikul banyak tanggung jawab untuk mewujudkan ekspektasinya sendiri, maupun ekspektasi keluarga. (*/)