Sebelum ada Pamungkas, Hindia, Nadin Amizah, Sal Priadi dan lain-lainnya itu, dunia musik Indonesia diwarnai oleh Padi, Sheila on 7, Slank, Dewa 19, dan mereka semua masih relevan didengarkan hingga sekarang.
FROYONION.COM - Setiap zaman ada masanya. Tapi terkadang, ada hal-hal tertentu yang susah untuk dilepaskan karena memang berkesan. Sama halnya dengan musik. Justru sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu juga membentuk di era sekarang.
Kira-kira musisi jadul mana saja ya yang masih relevan didengarkan oleh Gen Z?
Pesona grup musik ini memang tak lekang oleh waktu dan masih tetap saja didengarkan dari zaman Friendster sampai TikTok sekarang ini. Lagu-lagunya ear catchy, personilnya juga dikenal humble dan awet muda!
Siapa yang nggak kenal Dewa 19? Mungkin enggak semua penduduk Indonesia kenal Ardhito Pramono hihihihi tapi kalau sampai enggak tahu Dewa 19, duh, terlalu deh! Grup musik yang sudah terbentuk sejak 1986 ini memang beberapa kali ganti vokalis. Namun tidak seperti grup musik lain yang kalau vokalisnya ganti warnanya jadi beda, justru Dewa 19 nggak ada matinya. Orang-orang percaya, ini karena Ahmad Dhani-lah yang menjadi “roh” di dalamnya.
Padi ini seangkatannya Dewa 19, dan konon keduanya sempat jadi saingan. Andi Fadly Arifuddin atau biasa dikenal dengan Fadly Padi ini memang punya warna suara yang khas. Berat-berat gimana gitu. Terus lirik-liriknya juga dalem. Nggak perlu lirik bahasa Inggris untuk menunjukkan kekerenan hakiki.
Waduh, kalau ngomongin grup musik yang satu ini memang nggak ada matinya sih. Penggemar Slank atau sebutannya Slankers dikenal sebagai penggemar garis keras. Lepas dari ikatan narkoba, imej Slank yang slengean (seenaknya) berubah menjadi kritis. Foto Dalam Dompetmu termasuk lagu cinta yang masih relevan didengar sampai sekarang—terutama buat Gen Z.
Di era 90-an dulu, masih jarang musisi yang menulis lirik frontal, agak sedikit liar dan nakal. Kalau Sal Priadi punya Melebur Semesta, Jamrud punya Murti Tejo yang dulu banget malu-mau dinyanyiin, terutama ketika sampai pada bagian pasang alat kontrasepsi….terus di bagian f*ck you dinyanyikan dengan keras, hahaha!
Kalau sekarang, lirik-lirik umpatan nan nakal sudah biasa. Yang amazing dari grup musik ini adalah vokal sang vokalis Krisyanto yang masih sangar seperti dulu. Malahan, kalau didengarkan sekarang makin matang!
GRUP MUSIK DICAP ALAY (?)
Nah itu tadi grup musik yang masih relevan dan cocoklah didengarkan oleh gen z. Tapi, enggak seperti 5 tadi, beberapa grup musik yang bakal di-list-kan di bawah ini justru punya imej “enggak banget”. Orang-orang kayak malu-malu ketika mendengarkan lagu ini. Takut dianggap punya selera musik yang buruk.
Padahal ya, lagu-lagu mereka bagus lho, sederhana, merakyat tapi kok dianggap norak ya? Misalnya nih, seperti Wali. Salah satu lagunya Cari Jodoh tentang jomblo akut yang tak kunjung mendapatkan pacar. Apa karena lagu ini sering diputar di angkutan umum ya?
Terus ada juga ST 12, salah satu lagu yang terkenal adalah Cari Pacar Lagi, tentang perselingkuhan. Kemudian ada Kangen Band dengan lagunya DOY. Dulu vokalis Kangen Band yang memperkenalkan gaya rambut menyamping.
Jangan lupa, ada Ungu yang membuat celana melorot menjadi tren pada masanya. Meski lirik-liriknya cukup “mengena” pada masanya, beberapa ada berpendapat mendengarkan lagu-lagu Ungu terlalu cengeng. Jadi diasumsikan Ungu kurang gen z.
Meski dibilang band alay, ST 12, Wali, Kangen Band punya penyukanya sendiri. Dulu saya suka dengerin lagu-lagu mereka. Masa remaja dan dewasa muda ya mendengarkan lagu-lagu “alay” tersebut. Dan sampai sekarang, ketika teringat masih memutar lagu-lagu itu. Kalau sedang terkenang saja.
Dulu ketika zaman BlackBerry, ketika dengerin musik, teman-teman di BlackBerry bakalan tahu kita mendengarkan lagu apa. Setiap kali saya dengerin lagu Wali, teman saya pasti selalu komentar, “Ih kamu dengerin lagu alay….” Di masa itu dia sudah mendengarkan Banda Neira.
Oh, ya, sebenarnya di luar grup musik relevan yang di-list tadi, ada juga beberapa yang menurut saya jawara, seperti Tipe-X, Kla Project yang legend tapi sepertinya nggak terlalu relevan buat anak zaman sekarang.
Ketika menuliskan tulisan ini, saya menemukan salah satu komentar yang menohok banget di video Youtube lagu Jamrud “Ningrat”. Isinya kurang lebih begini, yang namanya legend emang beda, nggak perlu glowing tapi songong yang penting punya kualitas dan attitude di panggung.
Mungkin maksudnya nggak menggesekkan handphone ke selangkangan atau bawa-bawa profesinya di klub supaya bisa dapat tempat? Ehh. (*/)