Music

3 DEKADE RUMAHSAKIT DALAM MENGOBATI ‘PASIEN’ MEREKA

Rumahsakit telah terbentuk sejak 1994. Band ini sempat mati suri, tapi sudah beroperasi kembali dan mengobati pasien mereka yang berasal dari berbagai lintas generasi.

title

FROYONION.COM - 3 Dekade bukanlah waktu yang singkat namun Rumahsakit bisa melewatinya dan bertahan hingga saat ini. 

Mereka telah melalui banyak fase dari kaset pita hingga kini digital di mana kita semakin bebas mendengarkan dari mana saja dan kapan saja. 

Bukan hanya dari berbagai output musik namun juga bagaimana perjalanan mereka dengan beberapa perubahan personil, keadaan namun tetap bertahan dan masih berkarya. 

Sehingga kita saat ini tetap bisa mendengar, melihat mereka bermusik dalam bentuk digital maupun di gigs atau festival-festival musik bersama band-band baru.

Band Rumahsakit terbentuk pada tahun 1994, disebut sebagai salah satu pelopor Indie Pop di Indonesia. 

Band ini terbentuk di Institut Kesenian Jakarta dengan personil awal Andri Lemes (vokal), Mark (gitar), Dion (gitar), Shendy (bas), Gorry (drum), dan Micky (keyboard).

Album pertama mereka bernama Rumahsakit dikeluarkan pada tahun 1997 lalu album kedua dirilis pada tahun 2000 dengan nama “Nol Derajat”. Sayangnya setelahnya mereka juga sempat vakum pada tahun 2004. 

Lalu akhirnya kembali reuni pada tahun 2010 di acara “Nostalgia Indies” bertempat di Bulungan, menyapa kembali penikmat musik lamanya. 

Dilanjutkan pada tahun 2012 Rumahsakit meluncurkan album dengan nama “1+2” pada album tersebut juga terdapat beberapa lagu di 2 album mereka sebelumnya seperti Hilang, Pop Kinetik dan Nol Derajat. 

Namun sayangnya album itu menjadi album terakhir mereka bersama vokalisnya Andri Lemes.

Saya pribadi sebagai seseorang yang sangat menyukai diksi dan gaya bahasa serta pernah belajar di jurusan sastra sangat menggemari album lama mereka terutama album “1+2” karena musiknya enak sesuai dengan selera serta pemilihan diksi dan gaya bahasa pada lirik-liriknya juga sangat menarik. 

Bahkan mungkin bila ingin dibedah bisa dijadikan bahan skripsi dengan judul  “Gaya Bahasa dalam Album Rumahsakit 1+2” dengan teori “Diksi dan Gaya Bahasa” dari Gorys Keraf. 

Salah satu lagu dengan pemilihan diksi menarik pada liriknya menurut saya di album ini adalah “Mati Suri” selain karena pilihan kata, ceritanya juga sangat unik bahkan jarang dibawakan mungkin karena tentang Near Death Experience walaupun pengertiannya bisa menjadi lebih majemuk atau luas.

Walaupun vokalis mereka telah keluar namun Rumahsakit tidak ingin berhenti berkarya. Akhirnya pada tahun 2015 mereka mengeluarkan album baru bernama “+imeless” dengan vokalis baru Arief Bakrie. 

Arief mempunyai suara vokal yang sangat berbeda dengan Andri Lemes, tentu perbandingan seperti ini tidak dapat dihindari dari band-band yang melakukan pergantian vokalis. 

Karena seorang vokalis mempunyai cukup andil banyak dalam warna sebuah band. Walaupun ada pro kontra, namun akhirnya Arief tetap diterima dan memang sangat menyatu dengan warna musik baru Rumahsakit di album tersebut. 

Memulai album dengan vokalis baru ini lagu mereka memang lebih menjadi mereka seperti nama band itu sendiri “Rumahsakit”. 

Lagu-lagunya sangat relate dengan keadaan saat ini yang mungkin dirasakan banyak orang sekaligus menenangkan diwaktu yang bersamaan. 

Dengan pemilihan gaya bahasa yang tetap menarik namun tentu sangat berbeda warna dengan lirik-lirik lagu mereka di album lama bersama vokalis Andri Lemes. Serta warna musik yang baru dibandingkan album mereka sebelumnya.

Mungkin salah satu lagu yang paling banyak kita tau dan dengar walaupun tidak terlalu mengikuti Rumahsakit sebelumnya adalah lagu dengan judul “Duniawi” dan “Apa yang Tak Bisa” yang akhirnya menjembatani pendengar baru mereka yang terhitung masih muda dan terpaut jauh dengan umur personil Rumahsakit itu sendiri. 

Kedua lagu tersebut juga sering dibawakan beriringan saat konser yang mereka juga katakan bahwa kita hidup mungkin memang harus optimistik mengejar “Duniawai” atau keinginan namun jika memang belum bisa, diteruskan dengan lagu “Apa yang Tak Bisa”. 

Manusia hanya bisa berusaha namun Tuhan yang menentukan, ketika kita belum bisa meraihnya mungkin itu hanya tanda kita memang lebih baik tanpanya.

Dari pendengar baru ini yang awalnya hanya mengenal lagu dari album “+imless” akhirnya juga mengulik lagu-lagu lama Rumahsakit dengan vokalisnya yang lama Andri Lemes. 

Selain itu juga karena lagu “Kuning” sempat dibawakan Morfem untuk sountrack film “Ali Topan” yang akhirnya banyak yang mengulik juga dari situ. 

Sehingga pada hampir setiap konsernya lagu lama seperti “Pop Kinetik” dan “Kuning” akan selalu ada disetlist dan semuanya penonton dari yang tua hingga muda pasti hafal dan  ikut menyanyikannya bersama. 

Padahal mungkin untuk beberapa penonton lagu ini ada ketika mereka belum atau baru lahir.

Bersama vokalis baru Arief Bakrie, Rumahsakit semakin solid. Mereka akhirnya merilis album terbaru tahun lalu (2023)  bernama “About Time”. Dengan track pertama yang berjudul sangat sesuai yaitu “Kabar Bahagia”.

Menurut saya album ini masih dengan nuansa sama seperti album sebelumnya memang “tentang waktu” yang “abadi” jika digabung. 

Lagu-lagunya berisi lirik yang menyejukan hati dan mengobati pasien-nya sebenarnya siapapun yang sedang membutuhkannya. 

Jika kalian belum pernah mendengarkannya saya sangat menyarankan kalian untuk mencoba mendengarkannya maka kalian akan tau kenapa nama Rumahsakit memang sangat cocok dengan band ini. 

Jika kita telah mendengarkan album pertama mereka hingga album terbarunya maka kita akan dapat menyimpulkan bahwa Rumahsakit berkembang dan tidak monoton dari segi lirik yang dulu lebih ke pemilihan diksi absurd namun indah. 

Seperti lagu “Hilang” yang terinspirasi karena mereka sering membicarakan UFO pada jaman kuliah hingga lagu-lagu dialbum baru yang sangat relate dan liriknya “mengobati” pendengarnya. 

Itulah mungkin kenapa mereka bisa memiliki banyak pendengar dari tua hingga muda bukan hanya karena liriknya sangat menarik namun juga sangat relevant.

Sebagai salah satu pendengar dan penikmat lagu mereka saya sangat kagum bukan hanya dari karyanya namun juga dari bagaimana mereka tak goyah, berkembang dan masih exist setelah semua yang mereka lalui. 

Selamat merayakan 30 tahun bermusik untuk Rumahsakit dengan Arief Bakrie, Marky Najoan (gitar), Mickey Najoan (kibor), Fadly Wardhana (drum), dan Shandy Adam (bass), dan selamat menikmatinya bagi para penikmat musik! Semoga kita masih bisa mendengarkan mereka 3 dekade lagi dan seterusnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Tria

Pendatang yang suka bahasa tapi kerja menghitung duit orang.