Music

15 MUSISI TERMASUK EFEK RUMAH KACA SUARAKAN KRISIS IKLIM LEWAT MUSIK

Efek Rumah Kaca dan belasan musisi lainnya mengikuti lokakarya bertajuk “Aktivisme Musik dan Lingkungan”. Dari sana, masing-masing musisi akan membuahkan satu buah single untuk sebuah album kompilasi.

title

FROYONION.COM – Sebanyak 15 musisi termasuk Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing dan Voice of Baceprot (VOB) berkumpul di Bali. Mereka semua berkomitmen untuk menyuarakan isu krisis iklim lewat musik. 

Para musisi tersebut mengikuti kegiatan lokakarya bertajuk "Aktivisme Musik dan Lingkungan" yang diadakan oleh IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts, and Music Lab).

BACA JUGA: MENYELAMI MAKNA KEHIDUPAN BERSAMA PAMUNGKAS DALAM LAGU 'NEW FEELING’

Selama 5 hari, mereka semua berpartisipasi dalam sesi interaktif bersama organisasi dan pakar lingkungan. Musisi yang tergabung dalam inisiatif IKLIM tahun sebelumnya pun turut hadir. 

Sejumlah 15 musisi dalam IKLIM 2024 adalah Asteriska, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Efek Rumah Kaca, Jangar, dan Las!. 

Turut serta juga MatterMos, Petra Sihombing, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, Voice of Baceprot, dan Wake Up Iris. 

BERAGAM GENRE MENYUARAKAN ISU IKLIM

Kegiatan lokakarya di Bali merupakan agenda kedua IKLIM yang melibatkan musisi yang lebih banyak dari tahun sebelumnya. 

Sejumlah musisi yang tergabung adalah mereka yang mendaftar lewat panggilan terbuka oleh IKLIM. Para musisi yang ingin menyuarakan isu krisis iklim akhirnya bertemu di forum tersebut.

BACA JUGA: DONGKER GELAR SHOWCASE SPEKTAKULER DENGAN PANGGUNG 360° DI BANDUNG!

Hasilnya banyak musisi dari berbagai genre, seperti rock, metal, pop, hip-hop, folk, dan psikadelia pun bergabung. 

Mereka berasal dari sembilan kota di Indonesia, seperti Jakarta, Makassar, Pontianak, Madiun, Malang, Bandung, Solo, Fakfak, dan Bali.

UPAYA MENGATASI ISU LINGKUNGAN LEWAT MUSIK

I Gede Robi dari band Navicula sebagai salah satu penggagas IKLIM menjelaskan, bahwa inisiatif IKLIM pertama kali digagas pada 2023 dengan melibatkan 13 musisi. Mereka merilis sebuah album kompilasi bertajuk sonic/panic.

“Musisi memiliki tugas untuk menciptakan lagu yang dapat membentuk opini publik sehingga isu ini menjadi skala prioritas perbincangan di masyarakat,” ungkap Robi dalam konferensi pers di Bali pada Kamis (4/7). 

“Jika [sebuah isu] semakin banyak dibicarakan, akan terbentuk kebijakan atau regulasi yang mendukung. Dalam hal ini, sinergi oleh para musisi bertujuan untuk membentuk opini publik, terutama mengenai krisis iklim," tambahnya.

BACA JUGA: BARASUARA RILIS ALBUM KETIGA: JALARAN SADRAH, CAHAYA DARI KEGELAPAN

Lokakarya di Bali akhirnya ditutup dengan aktivitas penanaman pohon di area Gianyar, Bali. Aksi tersebut merupakan upaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan selama beraktivitas di Bali.

Sama seperti lokakarya pada tahun sebelumnya, sejumlah 15 musisi yang tergabung dalam lokakarya juga akan merilis sebuah album kompilasi. Pesan-pesan akan kesadaran lingkungan lewat karya mereka bisa kalian dengarkan saat albumnya rilis pada akhir 2024. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung