
Wes Anderson kembali merilis film yang ia eksekusi dengan begitu kreatif
FROYONION.COM — Wes Anderson kembali memukau penonton lewat short movie terbarunya yang berjudul The Wonderful Story of Henry Sugar. Masih dengan gaya penyutradaraannya yang unik; frame yang simetris, serta bermain dengan warna untuk membangun suasana pada film.
Bagi yang belum familiar dengan nama Wes Anderson, dia adalah seorang sutradara yang memiliki gaya yang eksentrik pada film-filmnya. Misalnya penggunaan ensemble cast yang menyamaratakan waktu tayang masing-masing tokohnya.
Beberapa filmnya yang terkenal antara lain The Grand Budapest Hotel (2014) dan Moonrise Kingdom (2012). Pada 27 September lalu, Wes Anderson kembali merilis film pendek yang tayang pada platform Netflix berjudul The Wonderful Story of Henry Sugar.
BACA JUGA: MENGINGAT KEMBALI KASUS KOPI SIANIDA DALAM DOKUMENTER 'ICE COLD: MURDER, COFFEE AND JESSICA WONGSO'
The Wonderful Story of Henry Sugar merupakan kisah yang mengadopsi cerita pendek dengan judul serupa karya sastrawan Inggris, Roald Dahl. Sebelumnya Wes Anderson juga pernah mengadopsi cerita pendek Dahl, Fantastic Mr. Fox (2009), namun untuk film kali ini Wes Anderson mengeksekusi dengan cara yang unik daripada Fantastic Mr. Fox.
Protagonis film ini bernama Henry Sugar (Benedict Cumberbatch) seseorang berkarakter netral: Tidak benar jahat atau baik. Henry Sugar sedang menghadapi kebingungan dalam hidupnya, kemudian ia menemukan ketertarikan untuk untuk bermeditasi setelah membaca jurnal medis dari India. Cerita kemudian berpindah ke Dr. Z.Z. Chatterjee (Dev Patel) dan Imdad Khan (Ben Kingsley). Henry Sugar terinspirasi dengan Imdad Khan atas kemampuannya yang memiliki penglihatan ajaib.
Bukan Wes Anderson jika tak mengeksekusi filmnya dengan kreatif. Ia mengerjakan The Wonderful of Henry Sugar memiliki konsep yang mirip seperti film pendek sebelumnya, Asteroid City.
Wes Anderson memfokuskan ide kepada penonton, bahwa filmnya terasa seperti pertunjukan teater yang dipentaskan diatas panggung dalam sebuah layar. Ia membangun filmnya dengan sangat cermat.
Sensasi menonton The Wonderful Story of Henry Sugar, layaknya kamu sedang melihat proses film yang sedang dibuat dalam waktu nyata. Kamu dapat melihat tata panggung dan efek praktis seperti penggunaan ilusi optik. Film terlihat seperti kreasi yang penuh improvisasi, alih-alih terlihat sudah terkonsep. Pergantian kostum bahkan terjadi di depan kamera, dengan drama seperti pemeran menanyakan properti kumisnya diletakkan.
Aktor-aktor pada film ini, memainkan lebih dari satu tokoh, menguatkan kualitas teatrikal film ini. Ada scene yang memperlihatkan Benedict Cumberbatch selain berperan sebagai Henry Sugar berperan sebagai kru yang sibuk bekerja dibalik layar untuk memastikan setiap elemen film berjalan dengan lancar.
The Wonderful Story of Henry Sugar mempunyai konsep yang mirip dengan Asteroid City. Wes Anderson sangat apik dalam menanta adegan demi adegan dengan properti yang rumit. Set bisa terbelah, bergerak masuk dan keluar dari pandangan untuk memperlihatkan adegan yang berganti.
Narasi dalam film ini berpegang hampir seluruhnya pada naskah cerita pendek miliki Roald Dahl. Bahkan tak tanggung-tanggung proses dialognya betul-betul disusun kata demi kata dari cerita Dahl. The Wonderful Story of Henry Sugar juga menerapkan konsep Breaking the Fourth Wall, ketika karakter Henry Sugar dan Dr. Z.Z. Chatterjee berbicara langsung ke depan kamera seperti sedang berbincang dengan penonton.
Tag seperti “I said” tetap dimasukan dalam film, menghadirkan kesan seperti Roald Dahl (Ralph Fiennes) sedang membacakan dongeng kepada penontonya. Pada awal film, Roald Dahl bersiap membacakan The Wonderful Story of Henry Sugar langsung ke depan kamera.
Keindahan, visual yang mencolok, serta penceritaan yang unik menjadi bukti nyata The Wonderful of Henry Sugar membawa suasana yang menyenangkan dalam menontonnya. (*/)