Setelah terakhir kali merilis album penuh di tahun 2015 dengan tajuk Sinestesia, band Efek Rumah Kaca yang terkenal dengan lagu-lagunya yang berbau kritik-otokritik, kembali melepas karya di awal tahun ini.
FROYONION.COM - Sebelum tiba di tanggal perilisan album penuh Efek Rumah Kaca (ERK) yang keempat ini, gue sebelumnya udah mendengar kabar kalau album yang diberi judul Rimpang ini diluncurkan pada hari Jumat (27/01/23).
Pada hari – H, ternyata antusiasme para penggemar bikin nama mereka trending nomor 1 di Twitter Indonesia. Dari sana juga, gue menyadari kalau pemersatu bangsa bukan hanya video bokep, tapi juga karya musik terbaik dari anak bangsa.
Bertahan pada ciri khasnya dengan lagu-lagu yang sarat akan muatan kritik sosial, pemilihan judul album Rimpang juga bukan sekedar permainan diksi semata.
Saat sesi dengar yang digelar Senin (23/01/23) di Astha Mall daerah Jakarta Selatan, Reza, gitaris sekaligus kibordis ERK mengungkapkan, kalau album ini memiliki arti sesuatu yang bergerak, tumbuh, dan menjalar di bawah tanah seperti tanaman. Penganalogian itu juga ditujukan sebagai bentuk perlawanan atau sikap protes yang tetap menjalar kuat walaupun tak terlihat.
Wah, pemilihan judul albumnya aja udah penuh makna ya, Civs.
Meskipun memakan waktu lama dan bikin penggemarnya menunggu hingga tujuh tahun lamanya, ternyata proses pembuatan album ini sebenarnya udah dilakukan satu tahun setelah rilisnya album Sinestesia, tepatnya di tahun 2016. Namun karena harus LDR sama sang vokalis, Cholil Mahmud, yang bolak-balik Indonesia-Amerika Serikat, akhirnya album ini rampung dan siap mengudara di tahun 2023.
Dalam album yang berisikan 10 trek lagu ini, dua di antaranya berkolaborasi dengan Suraa dan Morgue Vanguard alias Ucok dari grup musik Homicide.
Gue sendiri udah mendengar semua yang ada di dalamnya. Liriknya yang mendalam bikin pendengar harus kembali beradaptasi, terutama dengan iringan nadanya. Mungkin gue masih perlu memutar ulang lagu-lagunya biar lebih familiar.
Nadanya yang sopan di telinga, bikin lagu-lagunya cocok didengarkan dalam berbagai suasana. Mungkin sambil motoran, nongkrong di taman sambil foto-fotoin awan, atau menjelang tidur buat nemenin overthinking.
Dari ke sepuluhnya, ada 3 yang jadi favorite gue.
1. Fun Kaya Fun
Sebagian orang merasa, beberapa lagu di album ini masih punya rasa yang mirip dengan album Sinestesia. Dibuka dengan suara simbal, secara keseluruhan komposisinya tetap seimbang dengan instrumen yang lain, jadi nggak terlalu berisik.
Nggak heran kalau lagu ini enjadi lagu pembuka karena ERK menjelaskan di laman instagram mereka, kalau lagu ini emang jadi fokus trek dalam album Rimpang.
Single ini awalnya merupakan bentuk kritik terhadap musik berbasis teknologi namun dengan kemampuan yang tidak mumpuni. Apalagi di zaman sekarang, apapun bisa gampang terkenal dan mudah disukai orang, tanpa mempedulikan kualitasnya, dan yang penting cepat viral. Makna itu tergambar jelas dalam liriknya yang berbunyi..
Teknik yang belepotan, visi pun berantakan/Teknologi dekatkan kita dari khayalan/Sulap bukan, sirep bukan, langsung masuk final/Tak perlu penyisihan, siapa berani soal?
Seperti nggak asing dengan judulnya, para pendengarnya ternyata punya teori sendiri. Karena pelafalannya yang agak mirip dengan ayat Al-Qur’an “kun faya kun”, yang artinya apa yang terjadi, maka terjadilah. Jangan-jangan “Fun Kaya Fun” bisa berarti apa yang mau dilakukan, maka lakukanlah. Apa iya?
Tapi terlepas dari apapun makna yang sampai di telinga pendengar, yang penting kita tetap satu tujuan dalam menikmatinya.
2. Heroik
Lagu yang satu ini sebenarnya udah rilis lebih dulu di tahun 2022.
Buat penggemar lama, pasti langsung merasa kalau lagu ini sangat menggambarkan ERK dengan ciri khas lirik yang kuat serta aransemen yang menggebu.
Sedangkan buat penggemar baru kayak gue, ini tipe lagu yang baru didengar sekali, sudah pasti lo akan suka.
Kalau kita telaah liriknya, lagu ini sangat kental akan bau politik. Heroik jadi media ERK menumpahkan kekesalan atas heroisme palsu serta penuh pamrih yang dilakukan pejabat dan figur publik.
Seperti penjelasan mereka dalam dialog yang dikutip dari Tribunnewsbogor, "Banyak banget. Hal-hal yang kehidupan sehari hari seolah-olah demi kepentingan yang mulia padahal maksud lain. Tipu tipu kelas teri lah menurut kami. Jadi, banyak banget," kata Cholil.
Selain itu, walaupun baitnya pendek dan ringkas, tapi kita bisa ikut merasakan keresahan yang ERK tumpahkan dalam lagu ini.
3. Bersemi Sekebun
Seperti naik roller coaster, amarah dan kekesalan ERK dalam album Rimpang pun kian memuncak di nomor Bersemi Sekebun.
Dalam single ini, ERK menggaet Morgue Vanguard untuk ikut menyuarakan prosa yang sangat selaras dengan rima lagu. Terdengar marah namun tetap puitis.
Merinding mendengarnya jika sambil mengingat kembali peristiwa seperti Kerusuhan 1998, pada setiap kegiatan sosial aksi Kamisan, atau yang terbaru yaitu tragedi di Kanjuruhan.
Magis yang tertuang dalam liriknya seperti mengajak dan memberi kita semangat dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan yang sulit rasanya didapatkan cuma-cuma di negeri ini.
Hadir dengan kemarahan yang lebih dewasa dan tidak brutal, ERK juga mengajak kita untuk bisa bertahan dan masih menaruh harap meski ditempa deretan kekalahan.
Beberapa perang bukan untuk dimenangkan/Beberapa kemenangan bukan untuk dirayakan/Dan dalam rentetan kekalahan bertahanlah sedikit lebih lama.
Selain lagunya yang enak didengar, liriknya yang quotable juga punya banyak makna dan pembelajaran yang bisa diambil. Mungkin itulah yang bikin ERK bisa terus eksis di dunia musik. Meski usia personilnya sudah tidak lagi muda, tapi semangat dan kreatifitas dalam berkarya itu harus, abadi.
Nah, kalau lagu favorite lo di album Rimpang yang mana, Civs? (*/)