Anya Taylor-Joy memang cantik, tapi ‘The Menu’ (2022) bakal ngasih kalian pengalaman film thriller yang unik. Penasaran kira-kira apa yang bikin film ini menarik.
FROYONION.COM - Sebagai penikmat film ala kadarnya yang nggak ngikutin-ngikutin amat perkembangan dan jarang banget nonton trailer film, trailer The Menu yang gue lihat waktu nonton Black Panther Wakanda Forever sukses bikin gue tertarik buat nonton film ini.
Meskipun gak dipungkiri kalo awalnya gue lebih kepincut sama Anya Taylor-Joy yang penampilannya selalu menyita perhatian semenjak main di series The Queen’s Gambit di Netflix.
Di sini, Anya Taylor-Joy berperan sebagai Margot, pacar dari Tyler (Nicholas Hoult) yang ngajakin dia fine dining di sebuah restoran eksklusif bernama Hawthorne, yang terletak di sebuah pulau.
Tentunya mereka nggak berdua aja yang ikut merasakan pengalaman fine dining eksklusif seharga $1.250 per orang ini, harga yang sebenernya gak mahal-mahal amat buat kaum borjuis.
Masih ada Lilian Bloom (Janet McTeer) dan Ted (Paul Adelstein), seorang kritikus makanan, John Leguizamo yang jadi aktor terkenal, dan beberapa karakter yang punya background berbeda satu sama lain.
Para tamu ini dijamu oleh Chef Slowik (Ralph Fiennes) yang dari perawakannya pun udah keliatan ini orang emang udah paham banget dan sangat perfeksionis sama hidangan yang disajikan buat para tamunya.
Cerita di film ini berpusat di dalam restoran Hawthorne. Jadi, kalo kalian familiar sama film 12 Angry Men yang berlokasi di situ-situ aja, pastinya udah kebayang film ini bakal kayak gimana. Meskipun sebagian besar dihabiskan di tempat itu, film ini tetep bisa menghasilkan cerita yang menarik buat diikutin kok.
Awalnya lo bakal ngira ini film emang murni nyeritain tentang dunia fine dining, dari gimana mereka men-treat makanan yang disajikan, ditambah penjelasan dari Chef Slowik, dan teks menu yang ditampilkan, bakal berasa lagi nonton seri Chef’s Table dengan segala hidangan high class yang dipresentasikan secara ciamik.
Meskipun gue, dan mungkin lo juga, sebagai kaum proletar kayaknya gak relate sama sekali sama masakan estetik dengan porsi mini yang disuguhkan di film ini. Rasanya mending makan nasi padang yang udah pasti ultimate kenyangnya.
Bukan hidangannya aja, di sini lo juga bakal menemukan hal yang menarik dari para tamu yang berusaha menilai mahakarya Chef Slowik sesuai dengan karakter masing-masing.
Misalnya Lilian Bloom yang menilai makanan yang disuguhkan selayaknya sebuah karya seni, Tyler yang kayaknya ngefans banget sama ini chef dan dunia perkulineran kalangan atas, dan si Margot yang lidahnya kampung seperti kita-kita. Mbak Anya ini emang merakyat banget orangnya.
Oke, sebelumnya udah gue jelasin kemewahan yang kaum borjuis rasakan di awal film. Sekitar seperempat film kemudian, mulai diperlihatkan kalo ada yang gak beres sama restoran eksklusif ini. Sebenernya kalo lo nonton film ini dari awal, lo harusnya udah ngerasa ada yang aneh sejak mereka dateng ke pulau ini sih.
Konsep hidangan yang ditawarkan di awal, tiba-tiba berubah jadi “konsep hidangan” yang bener-bener gak terpikirkan sama para tamu, bahkan kita para penonton film ini. Rasanya kayak lagi nonton Master Chef, terus channel-nya diganti bioskop Trans TV yang lagi nayangin film thriller. Seekstrim dan secepet itu perpindahannya.
Dan mulai dari situlah, konflik dan misteri yang terjadi di Hawthorne mulai terkuak satu persatu. Selengkapnya silakan tonton di bioskop kesayangan lo.
Meskipun mampu menghadirkan ketegangan (tense) khas film-film thriller lewat cara yang unik, lo bakal ngerasa ada beberapa adegan yang terkesan kenapa gini dan kenapa gitu.
Ada juga adegan yang sering ditampilin film-film thriller yang udah-udah, dengan konklusi yang bisa ditebak. Jadi, keputusan gue ngelewatin adegan itu buat kencing bentar gak sepenuhnya bikin kelewatan hal yang penting, walaupun itu termasuk salah satu adegan yang bikin deg-degan maksimal. Dan buat lo yang berharap sebuah plot twist yang bikin kalian mikir keras setelah film selesai, mohon maaf, The Menu nggak menghadirkan keistimewaan itu di sini.
Film ini emang cenderung straightforward, tapi berhasil menghadirkan situasi yang berubah 180 derajat dengan sangat baik. Seenggaknya bikin kalian melongo saking unexpected-nya perpindahan yang terjadi dalam film. Apalagi tepukan ikonik dari Chef Slowik yang ikutan bikin para penonton, termasuk gue, kaget di awal–awal dan terngiang-ngiang sampe sekarang.
Secara keseluruhan, film ini mampu menghadirkan konsep film thriller dan dark comedy yang unik dan gak biasa dengan sangat baik. Tiap karakternya unik, meskipun beberapa ada yang mempunyai sifat-sifat yang mirip. Konklusi dari film ini pun sangat menarik, walaupun seperti yang udah gue jelasin sebelumnya, ada beberapa adegan yang bakal bikin kalian bertanya-tanya kenapa begini dan kenapa begitu. Tapi buat gue pribadi, film ini sangat layak buat ditonton sebagai penutup tahun 2022 ini.
Buat kalian yang penasaran sama ini film, baiknya sih segera tonton ke bioskop. Soalnya film-film beginian biasanya nasibnya gak lama nangkring di studio. Apalagi sebentar lagi bakal tayang Avatar: The Way of Water yang pastinya bakal menyapu bersih studio-studio di bioskop kesayangan lo.
Gimana tanggapan lo, soal film The Menu ini, Civs? (*/)
BACA JUGA: UNPOPULAR OPINION: CARA NIKMATIN FILM ATAU SERIES LEWAT SPOILER